Me And Mr. Billionaire [END]

由 Rarasprasasti22

1.1M 104K 8.4K

[Sebelum membaca follow akun ini dulu] (Sekuel Duda) 7 tahun Lisa ditinggal tanpa penjelasan. 7 tahun Lisa... 更多

one
two
three
four
five
six
seven
eight
nine
ten
eleven
twelve
thirteen
fourteen
fifteen
sixteen
seventeen
eighteen
nineteen
twenty
twenty one
twenty two
twenty three
twenty four
twenty five
twenty six
twenty seven
twenty eight
twenty nine
thirty
thirty one
thirty three
thirty four
thirty five
thirty six
thirty seven
thirty eight
thirty nine
forty
forty one
Spesial part
forty two
forty three
forty four
fourty five

thirty two

20K 2K 233
由 Rarasprasasti22

Sekembalinya Asta, Raka, Arkan dan Regan. Mereka melihat kakaknya sedang saling suap dan tersenyum bersama. Regan berdecak iri, dia duduk di depan kedua sejoli yang dimabuk cinta itu.

"Bang, gue ambil motor." Asta mengangkat kunci motor milik Kevin.

"Gue mobil Bang. Barengan sama Regan." ucap Raka. "Arkan ambil buku di ruangan tadi."

"Gak sekalian satu-satu mobilnya?" tanya Kevin sambil mengelus lengan Lisa yang matanya mulai terpejam. "Kalian udah ada SIM kan?"

"Udah. Gue takut kena marah Mama Bang kalau malakin lo banyak-banyak." terang Regan. Dia tak berbohong, Laras bisa marah saat tau dirinya meminta sebuah mobil pada kekasih kakaknya.

Suara Mila menginterupsi percakapan Kevin dan adik-adik Lisa. Dia menunduk sebelum memberitahu alasan kedatangan dirinya.

"Pak Hardi sedang menuju ke sini Tuan." ucapnya lalu pergi meninggalkan Kevin dan lima orang lainnya. Wajah lima orang itu berubah panik.

Arkan dengan santai berjalan ke ruang musik di penthouse Kevin, meninggalkan saudaranya yang berlari tak jelas ke sana kemari.

"Ke sini bodoh! Ngapain berdiri di balik vas bunga!" Regan menarik telinga Raka yang mengangkat vas bunga mungil menutupi tubuhnya supaya tak diketahui ayahnya.

"Asta!" Lisa menarik tangan yang bersembunyi di balik gorden. Bahkan gorden itu hanya sebatas lututnya.

Mereka kompak mengikuti Arkan ke ruang musik dan memantau apa yang dilakukan Kevin bersama Hardi. "Papa sering datang penthouse Bang Kev?" tanya Asta pada Lisa.

"Jarang. Papa ke sini cuma mau mendesak Kak Kevin buat kasih tau dimana Mama."

"Sebenernya Papa juga tanya ke kita. Tapi kita bilang gak tau, Mama gak kasih tau kita." timpal Raka pelan.

Lisa menginstruksi adiknya diam. Mereka menyimak perbincangan antara Kevin dan Hardi. Permasalahan rumah tangga ternyata rumit.

"Kevin."

"Ya?" Kevin membalas masih dengan senyum hangat di wajahnya berbanding terbalik dari orang di depannya yang menatap Kevin dengan raut wajah penuh permohonan.

"Apa Lisa di sini?"

"Lisa baru pulang dua puluh menit yang lalu."

Hardi mengangguk. "Kamu masih belum mau memberitahu Om, Kev?"

"Maaf Om." cuma itu yang keluar dari mulut Kevin. Mewakili seluruh jawabannya, tentu jawaban Kevin masih sama. Dia tak mau memberitahu dimana tempat tinggal Laras.

"Bantu Om sekali saja."

"Ya dengan ini mungkin Om bakalan sadar. Sabar itu ada batasannya, apalagi kemarin Om Hardi membicarakan soal kedudukan yang mengarah ke posisi Tante Laras hanya harus menurut tanpa membantah."

"Om gak sadar melakukan hal itu."

"Dari SMA sampai sekarang. Aku lihat setiap perdebatan kalian, Tante Laras yang mengalah. Ini bukan kali pertama Om. Tante Laras gak akan marah kalau emang Om kelepasan bilang seperti itu. Setauku, Tante Laras bukan tipe perempuan pendendam."

"Om akan selesaikan semua. Tapi tolong beritahu dimana Laras dan Lisa tinggal."

"Besok ya Om. Aku belum diskusikan dengan Lisa. Bagaimana pun keputusan Lisa itu penting."

Kevin tidak bermaksud menyinggung Hardi. Tapi ucapan dari pria itu seakan menyadarkan Hardi yang sering mengambil keputusan sendiri tanpa bertanya kepada istrinya. Dia menganggap semua keputusannya baik tanpa perlu melibatkan pasangan.

Hardi tersenyum miris. Dia kalah dengan anak muda yang bisa menghargai keberadaan pasangannya.

"Sekali saja Nak. Om benar-benar ingin bertemu Laras."

"Aku tidak mau mengkhianati kepercayaan Tante Laras Om." Kevin menolak halus tawaran Hardi.

Hardi mengeluarkan banyak map dari tas yang dibawanya. "Ambil semua aset yang Om punya Vin. Ambil yang kamu mau, tapi tolong kembalikan istri Om."

Kevin mendorong tumpukan map yang disodorkan Hardi padanya. "Bukan soal uang Om. Tapi ini tentang kepercayaan yang lebih bernilai dari aset yang Om tawarkan."

"Om mohon Kevin." Hardi menyatukan kedua tangannya di depan dada. Dia sangat butuh informasi dari Kevin, hanya pria itu yang tahu masalah tempat tinggal istrinya.

"Aku gak bisa."

Hardi menutupi kesedihannya dengan senyum tipis. Dia mengangguk lalu pergi hadapan Kevin. Kekasih anak adalah jalan terakhirnya bertemu Laras, namun rupanya Kevin tergolong orang yang tidak mudah goyah.

Memastikan Hardi tak duduk di dekat Kevin lagi. Lisa keluar dari tempat persembunyiannya. Kepalanya celingak-celinguk lalu menghembuskan napas lega.

"Buset kayak uji nyali." Regan mengelus dadanya.

"Gue gak tega sama Papa." Arkan mengambil suara. "Mereka berdua menjauh tapi sama-sama tersakiti."

"Mau gimana lagi. Udah keputusan masing-masing." Raka ikut prihatin.

"Pengen kasih tau Papa keberadaan Mama tanpa kita ngecewain Mama. Caranya gimana?" Asta menunduk, memikirkan cara terbaik untuk keluar dari masalah ini.

Merasa sofa sudah penuh dikarenakan ketidak sopanan adiknya yang meluruskan kaki alias selonjoran santai. Lisa duduk di pangkuan Kevin, mengalungkan tangannya di leher pria itu.

"Heh!" Regan berniat memisahkan tindakan kurang ajar kakaknya namun terhalang Asta.

"Biarin aja." ucap Asta. Sebagai pemuda single dari lahir, Regan tak tahu rasanya memadu kasih dengan pasangan. "Lo heboh banget. Kayak gak pernah pacaran aja." tambahnya setengah menghina.

"Enak aja! Gini-gini gue juga pernah ngerasain putus!" balas Regan tidak terima.

"Hah? Putus sama siapa?" Lisa baru tahu kalau adiknya pernah berpacaran. Mana mungkin! Sebelum mendekati Regan, gadis-gadis akan berpikir ratusan ribu kali. Omongan pedas Regan mampu membuat mental seseorang breakdance.

"Putus sama tali pusar." jawab Regan ringan tak ada beban.

Raka menganggukkan kepala. Memaklumi jawaban saudara kembarnya. "Pantes. Tali pusar aja gak betah bareng-bareng sama lo. Apalagi manusia."

Mata Regan melotot tak terima. Gini amat punya saudara titisan setan, apa susahnya bela saudara sendiri?

"Tuh dengerin Gan. Manusia gak ada yang betah deket lo. Kontrol itu mulut kek biar gak ngeluarin semburan suara extra 800 cabe." ucap Asta membenarkan.

Lisa terkekeh. "Rebut Sayang dari Asta, Gan biar kamu gak kena hina mulu. Prihatin kakak Lis lihat kamu di nistain Asta."

"Jangan dong! Aku tanpa Sayang bagaikan tete tanpa beha."

"Maksudnya Ta?" Lisa tak paham.

"Terombang ambingkan kesana kemari tanpa arah." balas Asta mendayu-dayu.

"Kalau tetenya kecil kan gak terombang-ambingkan." timpal Lisa frontal.

"Punya Kak Sayang gede kok Kak Lis. Kan ikut gen Tante Lira." balas Raka polos. "Jadi bener Kak Asta terombang-ambingkan."

"Sat!" Asta melemparkan bantal mengenai wajah adiknya. "Kurang ajar! Mau gue potong titid lo ha?!"

"Loh kok saru? Wah, tak bagus manusia yang satu ini." Raka mengusap pipinya, sakit terkena hempasan bantal dari Asta. "Selamatkan Kak Sayang secepatnya!" lanjutnya berseru.

"Sekali lagi ngomongin Sayang begitu, habis lo." ancam Asta.

"Iyain aja Ka. Diajak tawuran kalau gak nurut." ucap Lisa menengahi pertikaian adiknya.

Raka menyatukan kedua telapak tangannya dan diangkat ke depan wajah lalu menunduk. "Ampun paduka raja. Saya tidak bermaksud."

"Sarap!" seru Arkan.

Lisa menepuk pundak Arkan. "Kalian jadi ke rumah Mama?"

"Jadilah!" jawab adik-adiknya serempak.

*******

[Cerita laras-hardi: Duda di Rarasprasasti22]

Hardi melangkah gontai menuju kamarnya. Lagi-lagi rumahnya sepi, setiap malam minggu selalu seperti ini. Tapi kali ini berbeda, biasanya ada Laras yang menyambut dirinya. Memberi kecupan dan secangkir susu hangat lalu mengambil alih tas dari tangannya.

Kemudian wanita itu akan berkata, "Mas mandi dulu, udah aku siapin air hangat."

"Mas rindu kamu, Ras."

Hardi berjalan ke walk in closet, dia mengambil baju Laras yang menyisakan aroma yang membuatnya kecanduan. Dia telah mengambil keputusan kalau Hardi akan mengakhiri hubungan kerjanya dengan Ayu.

Satu masalah harus dia singkirkan. Dia tidak mau di cap laki-laki yang menduakan istrinya demi perempuan lain. Cintanya pada Laras melebihi segalanya, beberapa milyar menghilang bukan masalah berarti untuknya.

"Kamu dimana Sayang?" Hardi beralih pada foto pernikahannya yang terpajang sangat besar di kamarnya. "Kemana kamu selama ini?"

Berulang kali Hardi datang ke kantor Kevin, tapi tidak melihat tanda-tanda keberadaan putrinya di sana. Di jam makan siang atau jam kerja, Hardi menyempatkan waktu datang. Tidak sekalipun dia menemukan Lisa.

Putri kandungnya saja tidak memihak dirinya.

Hardi mengusap bulir air mata yang turun ke pipinya. Pria itu duduk di ranjang, mengusap kasur kamarnya yang terasa dingin.

Dia tertidur sendirian lagi untuk yang kesekian kalinya. Harapannya setiap hari pupus ketika melihat Laras tidak tertidur di dalam pelukannya. Sungguh dia merindukan istrinya.

Hardi pikir dengan semua fasilitas mewah darinya Laras akan berpikir seribu kali meninggalkannya. Laras tidak seperti wanita yang mendekati Hardi sebelum-sebelumnya.

Adanya Asta, Regan, Raka dan Arkan tak menghentikan kepergian wanita itu. Hardi berteriak di dalam kamarnya, pria itu menjambak rambutnya.

Hardi seolah lupa Laras wanita di yang sederhana. Seluruh barang-barang mewah istrinya hampir semua Hardi sendiri yang membelikan, wanita itu jarang sekali berbelanja barang mahal.

Laras selalu menyimpan uang untuk keperluan lain. Wanita itu bilang tidak ada yang tahu kejadian selanjutnya di kehidupan. Bisa saja suatu saat nanti perusahaan Hardi tidak berjaya seperti sekarang.

Hardi mengambil bantal yang sering menjadi alas tidur istrinya. Dia memeluk bantal itu, membayangkan yang berada di pelukannya adalah Laras. Dia berteriak sendirian di dalam kamar.

Hardi... Kacau.

"PULANG RAS! MAS BUTUH KAMU!" teriaknya berharap pesannya sampai ke telinga istrinya.

Hardi menyesal. Dia tidak berbohong, jika Laras memberinya kesempatan maka Hardi akan menggunakan kesempatan tersebut sebaik mungkin. Merubah semua kesalahan yang dia lakukan kepada istrinya.

Cuma kata 'pulang' atau 'kembali' yang bisa Hardi ucapkan sekarang. Mencari Laras ke seluruh penjuru kota tak membuahkan hasil, semua apartemen sudah dia jumpai dan tidak ada orang bernama Margaretha Larasati dalam daftar nama penyewa atau pembeli.

Tubuhnya roboh di samping ranjang dan menangis keras di sana. Hardi menggapai pigura kecil di nakas, foto Laras semasa muda tersenyum padanya. Dia mengelus pigura tersebut.

"Mas mohon, kembali ke rumah ini Ras. Rumah kita. Rumah keluarga kita."

Satu tetes air jatuh ke pigura kecil itu. "Mas menunggu kamu."

Sementara itu, wanita lain tempat tidak sengaja menyentuh loyang panas berisi bolu kukus. Laras memandang jarinya yang memerah.

Wanita itu mencuci tangannya. Tiba-tiba teringat Hardi yang pasti panik jika ada yang menyakiti dirinya sekecil apapun. Laras tersenyum miris, membohongi perasaannya sendiri juga percuma.

Keduanya sama-sama tersakiti di sini. Dia bukannya menghindari Hardi, tapi Laras belum siap. Dia belum siap menerima bentakan kasar dari Hardi lagi.

Laras terkenal kuat di depan Lisa. Siapa yang tahu isi hatinya sebenarnya dia hancur? Ditambah kabar miring yang akhir-akhir ini Laras dengar.

Ayu semakin dekat dengan suaminya.

Dia bukan wanita karir yang sukses. Dia hanya seorang ibu rumah tangga, menjaga anak dan suami di rumah. Jelas Laras merasa kalah dengan Ayu. Baru sekarang wanita itu merasa insecure.

Hardi tampan, masih gagah di usianya yang telah melebihi setengah abad dan mempunyai harta berlimpah. Tanpa diminta, wanita akan mendekat.

Laras yakin, Ayu jenis wanita pintar dan penurut. Pikirannya sejalan dengan Hardi berbeda dengannya yang mantan seorang guru TK. Apa itu yang membuat Hardi memilih berbalik ke arah Ayu?

Nanti dia bisa bicarakan dengan suaminya. Jika dia sudah siap, cepat atau lambat.

********

Aku baru pengen pamer deh. Aku punya KTP 😎

Bisa daftar shopee paylater 😎

Baru buat sekarang, padahal resmi 17 tahun 4 bulan lalu 😌

继续阅读

You'll Also Like

12.5K 1K 29
Kehidupan Wangji sangat damai, dia juga menikah dengan seseorang yang dia cintai tapi semua berubah dalam sekejap saat kultivator iblis terkenal mera...
432K 12.9K 75
Follow dulu sebelum baca Random Update 📍 ~~ Azahra tidak tahu harus memilih cinta yang sudah lama ia perjuangkan, atau nyawa calon manusia yang ada...
2.1M 98.7K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
1.9K 139 30
Kehidupan Aluna dengan kekasihnya berbanding balik semuanya bisa ia miliki mulai dari karir, cinta dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Berbeda...