•°Shadow in Me;44°•

30 6 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part 44 By: gloriarafael°•

•°Rabu, 23 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Semilir angin malam menyapu seluruh kulit Devan yang tengah mengendarai motor sementara gadis cantik dalam tompangannya menikmati angin malam serupa dengan takaran yang berbeda. Kenapa? Karena sebelum motor melaju, gadis itu sudah terlebih dahulu dibalut jaket kulit milik Devan.

Devan terus melaju, mengabaikan setiap pertanyaan dari mulut Elanda. Sebelum kekesalan Elanda memuncak, motor Devan terlebih dahulu berhenti dan parkir di depan sebuah taman yang berhadapan langsung dengan sebuah rumah besar yang kosong.

Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Elanda tetapi tatapan Devan seolah meyakinkan untuk jangan terlalu berfikir.

Devan menghela napasnya, "akhirnya ... sampai," ujar Devan meregangkan badannya setelah menemukan bangku untuk duduk.

"Ini rahasia yang lo bilang?" tanya Elanda memandangi sekitar.

Walau dibawa terlalu jauh, tetapi Elanda mulai jatuh cinta dengan tempat ini.

Kawasan ini sangat jauh dari kota dan yang membuatnya istimewa adalah perumahan ini begitu klasik dan sedikit kuno. Rumah-rumah lama yang tampak berwibawa dengan ukiran bangunan jadulnya.

"Estetik, gue suka." Elanda tersenyum kagum.

"El, sekarang coba lo lihat rumah di depan itu!" perintah Devan menunjuk rumah yang berhadapan langsung dengan mereka.

"Rumah itu punya sejarah besar," ujar Devan tersenyum miris.

"Saking besarnya, gue gak pernah mau orang lain tau tentang itu. Kecuali orang itu udah gue anggap penting."

Elanda terdiam mendengar penuturan Devan. Saat ini Devan ingin berbagi kenangan itu, bukan? Lalu, bukannya hanya untuk orang penting? Apakah Elanda sudah termasuk di dalamnya?

"Dulu, di rumah itu ada dua keluarga yang sangat bahagia. Mereka masing-masing punya satu anak laki-laki. Walau umur mereka sama, tapi anak pemilik rumah itu udah seperti abang yang sangat melindungi adiknya bagi anak satu itu. Anak si pemilik rumah juga begitu menyayangi ibunya sampai gak mau siapa pun dekat dengan ibunya, apalagi sepupunya yang sangat dia sayangi. "Devan beralih sebentar menatap manik mata Elanda yang serius mendengar ceritanya.

"Cinta dia ke ibunya mendadak berubah menjadi benci. Ibunya terlena oleh harta. Ibunya menghambur-hamburkan uang demi kesenangan pribadi sampai-sampai memunculkan hutang besar. Untuk menebus semua itu, ibunya membunuh ayahnya untuk mencairkan segala asuransi. Keluarga yang satunya terpaksa lari pada malam itu juga karena ibunya membabi buta. Salahnya, keluarga itu lupa membawa anak itu ikut kabur bersama mereka. "Devan hampir menangis.

"Lo tau, El? Anak baik itu berubah. Yang mulanya menjadi sumber aman, menjadi sumber ancaman. Dia tumbuh dengan amarah yang membara. Hatinya mati rasa, membuatnya hidup hanya dengan logika dan membahayakan dirinya sendiri. Banyak percobaan bunuh diri yang ia lakukan, namun selalu tergagalkan." 

02;Shadow In Me✔Where stories live. Discover now