•°Shadow in Me;24°•

29 7 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part 24 By: MandaVire°•

•°Senin, 07 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

"Lo harus jagain dia! Dia dalam bahaya!"

Deg.

Devan terbangun. Mimpinya bersama sosok pria itu kembali terulang.

Dahulu ia tak mengenalinya. Tapi semenjak kejadian beberapa hari ini, Devan jadi tahu bahwa dia adalah Raksa. Seseorang yang berharga bagi Elanda.

"Bahaya apa?" Devan bergumam, sedikit cemas sebenarnya. Apalagi saat sadar bahwa mimpi seperti itu biasanya adalah pesan.

Devan menyibak rambutnya ke belakang kesal. Padahal kemarin semuanya normal. Tapi fakta yang terkuak di depan matanya beberapa hari ini tak bisa terelakkan.

Mulai dari Raksa, Rion, Saphira dan Elanda. Jujur, Devan masih tak menyangka.

"Tapi ini nyata," bisik Devan. "Argh!"

Karena tak ingin lagi memusingkan apa-apa, Devan pun langsung beranjak pergi mengambil handuk dan bersiap ke sekolah.

Bukankah ini saatnya ia menjalankan amanat seperti yang dikode Saphira kemarin? Menjaga Elanda.

••••

Di sekolah.

Devan langsung disambut dua temannya. Noval dan Diki.

"Lo nanti latihan, kan?" tanya Diki.

Devan hanya mengangguk. Ia sedang bertukar pesan dengan Elanda di ponsel. Gadis itu tadi pagi menolak ajakan pergi bersamanya. Dan kini Devan sedang menanyakan alasan.

"Lo ngomong sama siapa? Liat!" Noval mengintip. Penasaran dengan siapa Devan berbincang hingga seserius itu. "Anjir, Elanda!"

"Balikin hape gue, sialan!" teriak Devan saat Noval tiba-tiba mengambil ponselnya.

"Uwu, bentuknya bakalan dapat pj, nih!" goda Noval yang hanya dibalas decakan.

"Balikin cepat! Satu—"

"Nah!" Noval langsung mengembalikan. Ia terkekeh dan lanjut menggoda Devan, disahut Diki yang malah ikutan.

Canda tawa terus terdengar. Hingga suara seseorang mengalihkan atensi saat mereka hendak masuk ke kelas.

"Hai, Devan."

Devan menoleh. Menatap cewek di depannya seksama lalu menghela nafas. "Ada urusan apa?"

Orang yang ternyata adalah Tasya itu segera memberikan senyum sok manisnya dan mendekat. "Nanti gue ikut lo latihan basket, ya?"

"Idih, lo siapa?!" balas Noval mewakilkan.

Tasya menatap cowok itu tajam. "Gue gak ngomong sama lo, lambe!"

"Anjir, lo—"

"Gak." Devan membuka suara, menolak dengan tegas.

Detik berikutnya, langsung masuk ke kelasnya tanpa sepatah kata.

Meninggalkan Tasya yang tak dapat menahan kesal, hanya bisa mengepalkan tangan sembari berusaha sabar. "Tenang, Sya. Devan pasti bakalan jadi milik lo. Secepatnya."

02;Shadow In Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang