•°Shadow in Me;30°•

34 6 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part 30 By: Awliyaslv_°•

•°Rabu, 09 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Elanda berjalan menuju taman belakang sekolah dengan perasaan yang tak dapat dijabarkan lagi. Kini yang terputar di kepalanya hanya foto Devan dan Rion yang didapatkannya dari seseorang tadi malam. Foto yang menggambarkan jika dua laki-laki itu seolah memiliki kedekatan yang sama sekali tak pernah Elanda tau.

Sebelum berangkat sekolah tadi, Elanda memang sempat mengirimkan pesan kepada Devan, untuk mengajak laki-laki itu bertemu. Hari ini ia harus mendapatkan kejelasan. Tetapi, dalam hati Elanda tetap berdoa, semoga apa yang dipikirkannya sejak semalam tidaklah benar.

Semoga saja.

Setelah menempuh lorong sekolah yang cukup panjang, akhirnya Elanda sampai pada tempat tujuannya. Di sana sudah ada Devan yang duduk di bawah pohon menunggu Elanda. Devan tampak melempar senyuman pada Elanda, tapi gadis itu malah sebaliknya.

Hanya sebentar, raut wajah berbinar Devan berubah menjadi wajah yang mengandung kebingungan.

"Muka lo kok kayak marah gitu?" tanya Devan.

Tanpa banyak bicara, Elanda segera menunjukkan foto yang ia dapat semalam tepat di depan mata Devan.

"Jelasin sama gue, apa hubungan lo sama Rion. Kenapa di foto itu, kalian kelihatan deket? Kenapa gue ngerasa, lo berdua lebih dari sekedar saling kenal nama? Jawab!" tuntut Elanda.

"Lo ... dapet foto itu dari mana?" Devan malah balik melemparkan pertanyaan.

"Gue minta lo jawab pertanyaan gue! Bukan balik nanya ke gue!" ujar Elanda penuh penekanan.

Devan terdiam, karena tak tahu harus menjawab apa pada Elanda. Selama ini Devan memang sudah mengetahui tentang keberadaan Raksa, juga orang yang menyebabkan mantan kekasih dari Elanda itu kehilangan nyawanya. Tapi, bukan maksud Devan menyembunyikan semuanya.

Hanya saja, Devan tak mempunyai kuasa untuk mengatakan semuanya. Apalagi ia juga belum terlalu paham perihal masalah ini.

"Van, telinga lo masih berfungsi kan? JAWAB GUE!" teriak Elanda yang sudah tak bisa menahan rasa yang bergejolak dalam dirinya.

"Dia sepupu gue," ucap Devan begitu saja.

Elanda menatap laki-laki di hadapannya dengan tatapan tak percaya. Sepupu katanya? Lalu kenapa selama ini Devan malah bersikap bukan layaknya sepupu pada Arion?

"Lo gak bercanda, kan?" Devan menggelengkan kepalanya.

"Terus kenapa selama ini lo ... lo malah bersikap seolah lo gak ada apa-apa sama dia? Kenapa lo gak pernah bilang kalo lo itu sepupunya Rion?" Elanda menatap Devan dengan tatapan yang tak bisa diartikan. "Asal lo tau, sepupu lo itu ... udah bikin orang yang gue sayang pergi untuk selama-lamanya," ungkap Elanda dengan mata yang berkaca-kaca.

02;Shadow In Me✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz