•°Shadow in Me;19°•

26 8 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part 19 By: restianjani993°•

•°Senin, 07 November 2020°•

💜Happy Reading💜

Seperti yang direncanakan, Elanda beserta Sabila dan Saphira, sekarang telah berada di salah satu taman kota. Setelah beberapa waktu mengelilingi seisi taman tersebut, mereka pun mengambil tempat duduk sambil menikmati camilan yang telah mereka beli sebelumnya. Suasana malam menambah kesan cantik di tempat yang dipenuhi oleh lampu hias.

Namun, belum sampai lima belas menit Elanda menikmati waktu bersama dengan dua temannya itu, mamanya tiba-tiba menelepon dan menyuruhnya untuk pulang. Alhasil, mau tidak mau Elanda pun menurutinya. Ia berpamitan untuk pulang terlebih dahulu.

Sekarang, Elanda berdiri di tepi taman menunggu taksi lewat. Tak lama, ponselnya kembali berbunyi. Dengan cepat Elanda pun mengeceknya.

Mama♥️
Sekalian beliin sop kambing ya
Jangan lama-lama ya sayang
Mama sama papa udah kelaparan nih

Elanda yang membaca pesan tersebut hanya mendengus geli. "Gimana mau cepet, taksi aja belum dapet," gumamnya.

Elanda
Iya
Ini El masih nyari taksi gak dapet-dapet

Tak butuh waktu lama, sebuah pesan kembali masuk ke ponsel Elanda.

Mama♥️
Duh, keburu mati kelaparan nih:(

Elanda
Dih, lebay

Mama♥️
Dasar anak gak ada akhlak
Maknya kelaparan malah dikatain lebay
Pokoknya 20 menit kudu nyampe rumah:v
Minta jemput si ganteng yang anterin kamu pulang aja:)

Mata Elanda hampir keluar dari tempatnya setelah membaca pesan dari mamanya barusan. Si ganteng yang dimaksud mamanya itu, Devan? Yang benar saja, masa iya dia harus meminta hal tersebut pada Devan?

Tapi, seingatnya ... tadi Devan sempat bilang padanya begini.

"Kalau mau bareng ngomong aja, gue siap kok anter jemput lo."

Yah, kurang lebih seperti itu.

"Tapi gue malu, njir. Mana udah malem, nanti ganggu lagi." Elanda di hadapkan dalam dilema yang seharusnya tidak berat. Namun, karena Elanda terlalu tidak enakan, jadilah dia bingung sendiri.

Elanda terdiam sambil mengigit jari telunjuknya, memikirkan hal apa yang harus dilakukannya. Akan tetapi, dari menit ke menit, Elanda belum juga menemukan cara lain. Ia pun menghela napasnya.

"Gak ada pilihan lain. Mau gak mau gue harus nelpon Devan. Kalo gak, ini emak-emak bakal nyepam gue terus," putus Elanda yang sudah lelah mendengar notifikasi ponselnya.

Elanda mencari kontak milik Devan yant baru beberapa hari terakhir ini dia simpan. Tak lama, panggilannya pun mendapat respon.

"Halo, El?" sapa Devan dari seberang sana dengan suara seraknya.

02;Shadow In Me✔Where stories live. Discover now