Bab-19

185 26 3
                                    

[WEDDING]

Satu bab buruk dalam hidup itu tidak berarti adalah akhir, tetapi itu adalah awal dari babak baru dalam hidupmu.

28-04-2021

_________________________________________

Dua bulan kemudian, tepat hari ini tanggal 01 November 1943. Hiro dan Sekar menikah.

Pernikahan diadakan dengan upacara tradisional khas Jepang. Pesta pernikahan cukup sederhana, sanak saudara dari mempelai wanita hadir untuk meramaikan acara ini. Beberapa pasukan Dai Nippon ada yang hadir. Dan juga teman-teman Hiro di angkatan laut juga datang ke pernikahannya.

Tepat jam delapan pagi, suasana di tempat pernikahan sudah ramai. Hiro sudah mengenakan seragam dinasnya yang berwarna putih.

Sementara Sekar mengenakan pakaian pengantin wanita adat Jepang yang bernama Tsunokakushi.

Upacara pernikahan pun di mulai sampai dengan selesai.

Penampilan Sekar dimata Hiro sangat-sangat cantik dari saat Hiro melamar Sekar.

Dengan baju pengantin tradisional Jepang dan rambutnya yang disanggul dengan aksesoris bunga. Serta memakai tata rias berwarna putih untuk menciptakan kulit cerah bak porselen. Selain itu, riasan tersebut juga membuat wajah Sekar menjadi lebih jelas. Alasannya adalah untuk menutupi perasaan dan ekspresi wajah asli pengantin.

Lalu Hiro menyematkan cincin pernikahan di jari manis Sekar. Dan sebaliknya, Sekar juga menyematkan cincin pernikahannya ke jari manis Hiro. Dan setelah itu, Hiro mencium kening Sekar. Lalu Sekar mencium telapak tangan Hiro.

Semoga keputusan ku menikah dengan nya benar ya Tuhan -batin Sekar.

Sekar berusaha untuk tidak menangis. Dan tersenyum tegar, ia yakin kebenciannya terhadap Hiro suatu saat nanti akan pudar.

Setelah acara selesai, mereka pun bersalam-salaman dengan pengantin. Dan dilanjut dengan berpesta ria, dan memakan hidangan yang telah disediakan. Menu makanan yang tradisional sangat kental di acara itu.

Dari kejauhan, ada seorang pemuda yang mengintip acara itu.

Ya siapa lagi kalau bukan, pemuda yang pernah menyukai Sekar. Pemuda itu bernama Rajendra Umbara. Ia menatap sedih, hatinya sangat sakit. Ia tidak kuat berlama-lama berada di situ.

Ia sudah memantapkan hatinya untuk kembali lagi ke Surabaya. Ia ingin pergi jauh dari kehidupan Sekar.

"Semoga kamu bahagia, Sekar." Gumam nya sambil meneteskan air mata pilu. Dan bergegas meninggalkan tempat itu tanpa sepatah kata atau pun menulis surat perpisahan pada Sekar untuk yang terakhir kalinya.

Kedua pengantin baru itu berbaur dengan sanak saudara, teman, dan para tokoh penting dari pihak Nippon.

Mereka menyantap hidangan yang sudah tersedia. Makanan tradisional, seperti pecel, soto ayam, rujak serut, kentang balado, rendang, ayam serundeng, kerupuk emping, sambal, dan masih banyak lagi menunya.

Bu Harumi sudah menyiapkan makanan untuk Hiro dan Sekar. Pengantin baru itu duduk di pojok dekat dinding.

Sedari tadi Hiro terus tersenyum, suasana hatinya sedang berbunga-bunga hari ini.

秋雨 "Hujan Musim Gugur" [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن