Bab-17

136 22 1
                                    

[Terpaksa]


Lebih baik menangis di tengah hujan sehingga tidak ada yang bisa mengerti bahwa kamu bahagia atau kesakitan.

27-02-2021

_________________________________________

Di ruang tempat kerja tuan Sutardji. Beliau sedang memikirkan perihal keputusannya dua hari yang lalu bersama Sano.

Hari berganti hari. Tidak terasa, Hiro sudah akan kembali lagi ke sini. Berarti sudah satu tahun Hiro bertugas di Jepang.

"Maaf kan ayah nak, ayah hanya menginginkan yang terbaik untuk mu. Ayah tau kamu sudah mulai menyukai nak Hiro, tapi kamu tidak mau mengakui dengan alasan ia termasuk 'Dai Nippon'." Gumam tuan Sutardji, seorang diri.

Setelah memikirkan dengan matang, tuan Sutardji menyuruh istrinya untuk memanggil putrinya keruang kerja.

Bu Harumi menuruti perintah sang suami tercinta. Dan bergegas ke kamar Sekar.

"Sekar, sedang apa?" tanya bu Harumi

"Ibu, Sekar mau cerita." Ucap Sekar dengan putus asa.

"Cerita apa, sayang?" bu Harumi mendekat dan duduk di sisi ranjang, dan bersebelahan dengan Sekar.

"Waktu itu, kak Jendra memberi selembar surat pada Sekar. Dia suka sama Sekar bu. Tapi, semenjak itu Sekar sudah tidak terlalu suka pada dia. Menurut ibu, apakah itu hanya sekedar perasaan kagum?" tanya Sekar pada ibunya.

"Benar, bisa jadi itu hanya perasaan kagum saja. Kamu menerima atau menolak?" ucap bu Harumi.

"Sekar berencana, tidak akan datang membawa surat ini ke dia bu. Kata dia, jika Sekar membawa surat ini, tandanya Sekar menerima dia." Ucap Sekar sambil memberikan surat yang Rajendra tulis untuk Sekar.

Bu Harumi membaca surat tersebut. Setelah membacanya, ia menjadi paham bagaimana perasaan Sekar sekarang.

"Ya, ibu paham. Tapi menurut ibu, kamu hanya sekedar mengagumi, bukan mencintai."

"Memangnya berbeda ya bu?" tanya Sekar dengan lugu.

"Ya berbeda. Mengagumi itu hanya sekedar rasa suka karena sesuatu. Sedangkan mencintai itu, kamu selalu memikirkan seseorang yang kamu sukai, dan kamu juga menyukai semua yang dilakukan oleh dianya. Jika kamu mencintai seseorang, saat seseorang itu pergi, kamu merasa sangat kehilangan. Dan kamu selalu merindukan dirinya. Seperti itu, sayang." Ucap bu Harumi menjelaskan kepada Sekar.

"Jadi menurut ibu, aku suka sama kak Jendra hanya sekedar rasa kagum atau memang cinta, bu?"

"Hmm, menurut ibu, kamu hanya kagum saja, bukan perasaan cinta. Lagi pula, saat kamu suka dengan nak Jendra. Kamu masih berumur lima belas tahun. Masih bau kencur." Ucap bu Harumi dengan terkekeh.

"Iya kali ya bu, sepertinya hanya perasaan kagum saja."

"Yasudah, kalau gitu kita ke ruang kerja ayah. Ayah lagi nunggu kamu, ada hal penting yang harus dibicarakan sama kamu katanya." Mendengar perkataan ibunya, Sekar mengerutkan keningnya.

"Hal penting apa?" tanya Sekar penasaran.

"Sudah, kamu ikut saja dulu. Nanti juga tau. Ayo." Ajak bu Harumi pada Sekar.

Sekar pun menurut dan berjalan ke arah ruang kerja ayahnya.

Sesampainya di ruang kerja tuan Sutardji. Mereka bertiga duduk di kursi masing-masing.

秋雨 "Hujan Musim Gugur" [END]Where stories live. Discover now