Bab-30

176 15 3
                                    

[FAT MAN BOMB]

Jika kamu menunggu sesuatu terjadi, kamu sudah terlambat.

22-12-2021

_________________________________________

Satu bulan kemudian.

Tepat pada tanggal 8 Agustus 1945, kandungan Sekar sudah memasuki 9 bulan. Akhir-akhir ini Sekar mulai merasakan kontraksi palsu.

Pagi-pagi sekitar pukul 7. Di depan rumah Tuan Sutardji. Bu Harumi sedang menemani Sekar berjalan kaki di halaman rumah. Tujuannya untuk melancarkan proses persalinan.

"Ughhh, sakit" air ketuban Sekar sudah pecah dan mengalir di pahanya.

"Ganen, bu Bidannya mana?" tanya Bu Harumi panik, saat melihat Ganen berjalan sendiri.

"Saya disini bu" ucap Bu Bidan yang menyusul Ganen di belakang dengan membawa peralatan medis dan 1 asistennya.

Dengan segera Tuan Sutardji membopong Sekar menuju kamar nya.

"Tenang, tarik napas pelan-pelan lalu buang ya" intruksi bu Bidan.

"Hufttt, astagfirullah" peluh sudah membanjiri dahi Sekar.

"Sudah pembukaan terakhir. Ayo tarik napas pelan-pelan seperti tadi. Jangan mengejan sebelum saya katakan"

"Mengejan" perintah bu Bidan pada Sekar yang sudah menahan sakit sambil berpegangan pada kepala ranjang.

"Ayo semangat, sudah terlihat kepalanya"

"Ngghhhh sa-sakit, aku sudah tak kuat lagi" rengek Sekar yang sudah mulai menyerah.

"Kamu bisa" bu Harumi menyemangati Sekar.

"Ughh, huft huft, aaargghhhhhhh" Sekar mengerahkan semua tenaganya.

Oek oek oek

Tuan Sutardji dan Ganen yang berada di luar kamar pun, mengucapkan tahmid secara bersamaan.

"Alhamdulillah" ayah dan anak itu berpelukan dengan perasaan haru.

Di dalam kamar Sekar. Bu bidan segera membersihkan bayi Sekar, terlihat Sekar yang nampak lelah setelah melahirkan.

Bu Harumi mengecup kening Sekar dan mengucurkan air matanya.

"Kamu mama yang kuat. Terima kasih sudah memberikan cucu untuk ibu dan ayah."

Sekar tersenyum.

Dengan segera asisten perempuan bu bidan membersihkan Sekar.

Bu Harumi melihat cucu pertama nya yang sedang di bersihkan bu Bidan dengan telaten dan penuh ke hati-hatian.

Bayi merah mungil itu terus menangis, ia merasa lapar. Setelah selesai di bedong, bu Bidan menyerahkan nya pada sang ibu.

Dengan diberi arahan, secara perlahan tapi pasti. Sekar memberikan asinya pada bayinya.

Setelah di dekapan sang mama, bayi itu terdiam dan merasa tenang.

秋雨 "Hujan Musim Gugur" [END]Where stories live. Discover now