Bab-22

98 15 0
                                    

[Nyaman]

Sehati bukan karena memberi, tapi sehati karena saling memahami.

21-12-2121
_________________________________________

Satu bulan setelah acara lamaran Sano di rumah Utari. Saat ini acara pernikahan Sano dan Utari di gelar.

Hiro sudah pulang bertugas dua hari yang lalu.

Sekarang Hiro dan Sekar sedang bersiap-siap menghadiri acara pernikahan Sano dan Utari yang di gelar di halaman rumah orang tua Utari.

"Sekar, sudah belum?" Ucap Hiro pada istrinya yang sedang berdandan, sudah 45 menit, tapi masih belum selesai.

"Sebentar Mas, tinggal bikin alis" teriak Sekar dari dalam kamar.

"Lama banget, mas duluan ya" ucap Hiro yang sudah kesal menunggu.

"Iiiiih tungguin Mas, masa aku di tinggal sih. Sebentar lagi" ucap Sekar yang sudah kesal.

"Hufttt, akhirnya beres juga. Nah cantik, beres deh" ucap Sekar dengan senyum mengembang pada cermin yang ada di meja rias nya.

"Mas, kamu dimana? ih kamu jahat ninggalin aku Mas." Ucap Sekar yang sudah murung, karena Hiro sudah tidak ada di dalam rumah. Mungkin sudah duluan seperti yang diucapkannya tadi.

Hiro datang dari arah belakang rumah, melihat ikan peliharaannya di kolam.

"Ayo berangkat" ucap Hiro pada Sekar yang sudah murung di kursi teras rumah.

"Kirain udah berangkat duluan" ucap Sekar pada suaminya.

"Nungguin kamu lama banget" jawab Hiro yang sudah berjalan terlebih dahulu.

"Mas, barengan dong. Aku susah tau pake sepatu hak tinggi kaya gini. Aku ga bisa Mas." Ucap Sekar yang sangat berhati-hati berjalan mengunakan selop.

"Siapa suruh menggunakan sandal selop, Mas juga yang dibikin repot kan" ucap Hiro sambil menghentikan jalannya dan menengok ke belakang.

"Mas ganteng deh, pegangan dong Mas biar aku ga jatoh."

Pada akhirnya Hiro pun pasrah. Ckckck dasar wanita. Batin Hiro.

Mereka berdua jalan beriringan sampai menuju tempat pernikahan.

Sesampai nya di sana, sudah ramai para tamu undangan yang hadir. Termasuk kedua orang tua Sekar yang sudah duduk di bangku khusus pejabat pemerintah saat itu.

Dan juga tentara Jepang angkatan laut yang sedang ber-swafoto dengan pengantin menggunakan kamera kodak. Yang hasil nya masih hitam-putih.

Hiro dan Sekar naik ke atas pelaminan untuk memberikan selamat kepada pengantin yang sedang berbahagia hari ini.

"Selamat ya Utari, akhirnya kamu tidak sendiri lagi" ucap Sekar sambil memeluk Utari dengan erat dan tulus.

"Makasih banyak Sekar, kapan kamu isi? Aku ga sabar pengen gendong ponakan dari kamu" ucap Utari menggoda Sekar.

"Secepatnya" sahut Hiro dari belakang Sekar. Sambil mencium pipi yang merah merona milik wanitanya itu.

"Main sosor aja, malu tau Mas banyak orang" ucap Sekar dengan berbisik pada suaminya.

"Nanti di rumah mesra-mesraannya" Sindir Sano pada Hiro.

"Sirik aja, ga sabar nanti malam ya" ledek Hiro pada Sano yang wajah nya sudah memerah menahan kesal dan malu.

"Dengan sangat senang hati menunggu" ucap Sano dengan merangkul pinggang Utari secara posesif.

"Okay, sekali lagi selamat untuk kalian berdua" ucap Hiro dan Sekar bersamaan dan saling bersalaman dengan pengantin.

"Ayo ambil foto dulu, buat kenang-kenangan masa tua" ucap Sano sambil menunjuk fotografer saat itu.

"Ichi, ni, san, cheese" Cekrekkk.
Suara kamera bersamaan denga flash yang menyala. Mereka pun berfoto beberapa kali. Dan hasil nya ada yang di berikan pada Hiro dan juga disimpan di album pernikahan Sano dan Utari.

Setelah itu Sekar dan Hiro menuju meja prasmanan, menyiukkan nasi juga lauk-pauk nya. Lalu mereka berdua mencari tempat duduk yang kosong. Sepertinya penuh semua. Alhasil mereka berdua duduk di dengan Tuan Sutarji dan juga Bu Harumi yang tak lain adalah kedua orang tua Sekar.

"Sekar, Hiro, duduk disini saja" ucap Bu Harumi.

"Ibu udah datang dari tadi sama Ayah?" tanya Sekar sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Iya, malu kalo datang siang apalagi sama teman dekat." Ucap bu Harumi pada anak dan juga menantunya.

"Ayah kemana bu? Aku ga liat ayah disini" tanya Sekar sambil melihat sekitar.

"Ada disana" tunjuk Bu Harumi.

"Sejak kapan ayah bergaul dengan Dai Nippon?" tanya Hiro penasaran.

"Entahlah, mungkin membahas sesuatu yang tidak diketahui oleh kita-kita" jawab Bu Harumi.

Semoga, tidak terjadi hal yang sangat merugikan, batin Sekar.

Setelah selesai makan, Sekar dan Hiro pun berpamitan untuk pulang, dan juga memberi kado pernikahan untuk Utari dan Sano.

Mereka berdua berjalan kaki seperti berangkat tadi.

Saat di melewati rumah kedua orang tuanya. Sekar berhenti sejenak dan berjalan menuju rumah kedua orang tuanya. Dirinya rindu dengan rumah ini yang sudah ditempatinya sedari kecil hingga remaja.

"Mas, mampir dulu yuk. Aku kangen, sekalian istirahat. Kaki aku pegel pake sendal tinggi." Keluh Sekar.

Hiro hanya mengangguk dan mengikuti Sekar dari arah belakang.

Sekar menuju kamar Ganen, ternyata adiknya juga sedang tidak ada di rumah.

"Mas mau minum apa, aku buatin ya" inisiatif Sekar.

Tumben minger. Pikir Hiro.

"Terserah kamu" sahut Hiro menimpali ucapan Sekar.

"Terserah itu bukan jawaban Mas. Untuk kedua kalinya yaa. Kalo udah sepuluh kali nanti dapet hadiah piring cantik dari deterjen loh" kesal Sekar memperingati Hiro.

"Teh hangat tawar" ucap Hiro final.

Sekar pun segera melangkah ke dapur. Dan Hiro seperti biasa pergi ke rak buku Tuan Sutarji, untuk membaca buku yang mungkin bisa ia jadikan referensi.

"Ini Mas, diminum, nanti keburu dingin" ucap Sekar mengingatkan.

Sambil membaca sebuah buku, Hiro menyunggingkan senyuman.

Suatu kemajuan sekarang Sekar banyak bicara. Apakah dia sudah merasa nyaman dan terbiasa dengan kehadiran ku? Semoga. Batin Hiro.

Hari sudah menjelang Sore, Tuan Sutarji dan Bu Harumi pun telah kembali dari pesta pernikahan Sano dan Utari.

"Bu, saya dan Sekar pamit pulang ya" ucap Hiro pada ibu mertua nya.

"Tunggu sebentar" ucap Bu Harumi yang bergegas ke dapur dan memberi Sekar sekantong sembako.

"Ini untuk kalian, di rumah ibu kebayakan."

"Arigatou gozaimasu" ucap Hiro mengambil kantong sembako yang lumayan berat itu.

"Kami pamit pulang ya Bu" ucap Sekar.

"Iya, hati-hati ya neng" ucap Bu Harumi dan Tuan Sutarji mengantar Sekar dan Hiro sampai di pintu depan.

_________________________________________

To be Continue

Quiz👩‍🏫 :
Dai Nippon Teikoku Kaigun merupakan tentara angkatan .... kekaisaran Jepang.

a. Darat

b. Laut

c. Udara

秋雨 "Hujan Musim Gugur" [END]Where stories live. Discover now