1

1.4K 108 30
                                    

Kenapa gue harus berurusan sama dia!

~~~

"Naya, ayo gue ajak lo keliling sekolah," Ujar Lizzie lalu menarik lengan Naya, mau tak mau Naya harus mengikuti langkah gadis itu.

Ini hari pertamanya di SMA BIMA, Naya pindah dari sekolah lamanya karna urusan pekerjaan kakaknya. Naya terpaksa harus ikut karna kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan 3 tahun yang lalu.

"Gimana kalo dimulai dari kantin dulu?" Ujar Lizzie.

Rrrr.

Naya melongo mendengar suara gemuruh perut, Lizzie tersenyum malu akibat tingkahnya.

"Ayo, gue juga lapar," Jawab Naya sambil tersenyum. Lalu mereka berdua pun berjalan menuju kantin.

Suasananya begitu ramai apalagi antrean di setiap stan sangat panjang. Lizzie menghela nafas frustasi melihat kerumunan orang yang kelaparan berebut tempat dan memesan makanan.

"Gue nyesel gak bawa bekal dari rumah, ah! satu informasi yang paling penting. Bawa bekal dari rumah kalo lo gak mau kelaparan disekolah," Ujar Lizzie sambil nyengir kuda dan mengangkat jempolnya di depan Naya, gadis itu lalu mengangguk.

Yang dikatakan Lizzie memang benar, kantin disini lumayan besar tapi murid disini juga tidak kalah banyaknya. Itu sebabnya Lizzie menyarankan untuk membawa bekal dari rumah saja. Naya sangat setuju dan akan selalu mengingatnya, karna ia tidak mau kelaparan di tempat ini.

Naya segera mengambil buku catatan mini berwarna pink polos, tanganya menulis sesuatu di lembaran buku itu.

Penting! SMA BIMA.
1. Membawa bekal dari rumah jika tidak ingin kelaparan.

"Kenapa ditulis?" Tanya Lizzie.

"Gue pelupa," Jawab Naya sambil tertawa ringan.

"Kayaknya gue juga butuh deh biar gak lupa bawa bekal, duh! Laper banget," Rengek Lizzie sambil memegang perutnya yang terus berteriak meminta makanan.

"Gue punya roti sama yoghurt di tas, lumayan buat ganjel perut."

"Beneran? Ah astaga, gue pikir bakal mati kelaparan, ayo."

Lizzie begitu tidak sabar untuk mengisi perutnya yang keroncongan itu. Mereka berdua pun kembali ke kelas.

~~~

"Kalian telat lima belas menit."

Suara berat itu mengisi seluruh ruangan. Keempat orang yang hadir disana hanya berdiri menunduk, sementara seorang laki-laki sedang berdiri sambil menatap tajam pada keempat orang tersebut.

"Maaf, Ga. Tadi kelas bubarnya telat," Ucap salah seorang laki laki.

"Lima belas menit terbuang sia sia, gak ada waktu lagi. Duduk, kita harus segera selesaikan rapat hari ini."

Mereka pun mulai duduk untuk memulai rapat Osis, memang bukan rapat besar dan tidak terlalu resmi. Hanya saja ada beberapa hal penting yang harus Raga sampaikan kepada rekan rekanya.

"Kita adain razia," Ucap sang Ketua Osis.

"Tapi... baru juga minggu kemarin."

SOSIOPAT BOYWhere stories live. Discover now