24

376 45 18
                                    

Keesokan harinya sekolah berjalan seperti biasa, Raga berdiri di luar ruang osis sendirian seperti menunggu seseorang. Kemudian Roy dan Jean datang menghampirinya.

"Ngapain lo diem di luar?" tanya Roy.

"Kayaknya Naya gak akan masuk sekolah," ujar Jean sambil berjalan santai masuk ke dalam ruang osis diikuti Roy sambil mengajak Raga untuk ikut masuk kedalam.

Mereka bertiga pun duduk di sofa, hening tak ada satupun yang memulai pembicaraan. Raga yang selalu diam semakin diam, Jean juga. Roy tidak suka suasana ini apalagi teman mereka Naya sedang mendapat masalah. Apa mereka akan diam saja seperti ini?

"Tentang masalah Naya... " ujar Roy memulai pembicaraan, Raga dan Jean pun langaung menatapnya seakan mereka juga sedang menunggu pembicaraan ini di mulai karna mereka juga ingin membahas dan membantu Naya untuk mengungkap kebenaran.

"Gue ngerasa ada yang aneh di foto ini," lanjut Roy sambil meletakan hp nya di tengah meja menampilkan foto penyebab masalah ini terjadi.

"Apa yang aneh?" tanya Jean.

"Lo gak lihat ekspresi Naya di foto ini? Iya walaupun kurang jelas tapi setelah di lihat lihat lagi gue ngerasa ada yang aneh. Wajah dan penampilanya berantakan apalagi posisi dia yang pas di tengah tengah sambil di rangkul orang orang ini, dia kayak yang sedih, takut," jelas Roy.

Mendengar perkataan nya suasana disini menjadi begitu serius, apa yang di katakan Roy seperti nya ada benar nya juga. Kecurigaan mereka mulai membesar semakin di lihat lagi foto itu keyakinan nya tentang kebenaran semakin mereka dapatkan.

"Naya bukan bagian dari mereka, pasti dia di paksa." ujar Raga.  Roy dan Jean mengangguk setuju.

"Terus gimana caranya kita cari tahu tentang orang orang ini?" tanya Roy kebingungan.

"Kita gak cuman nyari orang orang ini tapi juga orang yang udah nyebarin foto ini ke grup chat sekolah kita," lanjut Raga.

"Pelakunya pasti ada di sekolah ini," balas Jean.

"Gue tahu siapa," ujar Raga yakin. "Lizzie."

Tentu saja, Raga tahu betul siapa pelakunya yang tidak lain adalah teman dekat Naya sendiri yaitu Lizzie. Raga memang sudah curiga pada gadis itu dari insiden nasi goreng seafood beberapa hari yang lalu. Lizzie adalah pelakunya, orang yang menusuk Naya dari belakang. Raga tidak tahu apa alasan di balik semua ini yang jelas adalah apa yang di lakukan Lizzie itu keterlaluan.

~~~

Raga dan Roy berjalan bersama di koridor untuk menuju kantin namun tiba tiba mereka mendapati kerumunan murid yang tengah riuh di depan masih. Karna penasaran mereka pun segera menghampiri kerumunan itu.

Ternyata mereka sedang mencoret coret foto Naya yang tertempel di mading. Menuliskan kata kata kasar yang di tujukan pada Naya, mencoret wajah Naya, merobek bahkan sampai menusuk foto itu dengan paku.

"Kalian ngapain ngelakuin hal konyol kayak gini! Gak guna! Tolol!" bentak Roy sambil merebut spidol di tangan mereka lalu melemparnya asal.

"Raga, lo sebagai ketua osis harusnya bertindak adil. Kenapa lo biarin ada murid gak bener di sekolah ini?" ujar salah seorang siswa.

"Heh! Lo jangan asal ngomong," bentak Roy pada siswa itu. "Naya gak bersalah, " lanjutnya.

"Apa buktinya? Jelas jelas dia itu gak bener! Gak berpendidikan! Orang kayak gitu gak pantes di sekolah tempatnya adalah di jalanan."

"Tutup mulut lo! Sekali lagi lo bicara gue robek tuh mulut," ancem Roy yang sudah tidak bisa menahan lagi emosinya.

Raga pun maju mendekati kerimunan itu, menatap datar satu persatu orang di sekelilingnya.

"Kalian langsung percaya... Kalian bahkan gak tahu itu bener atau salah. Gue diem aja bukan berarti ngebiarin masalah ini tapi gue nyari cara buat selesain dan selidikin masalah ini dengan akal sehat bukan kayak kalian yang bisanya cuman ngebacot, ngomong kasar dan nge hujat, kalo kalian gak tahu apa yang sebenarnya terjadi lebih baik tutup mulut, urus diri kalian sendiri. Tindakan yang kalian lakuin kayak gini juga gak bener, mikir!"

Perkataan Raga barusan sukses membuat orang yang hadir disini terdiam tak berkutik, mereka hanya menunduk. Saat Raga marah dan kesal tidak akan ada yang berani melawanya seantero sekolah pun.

Lalu Raga segera pergi dari sana namun matanya mendapati Lizzie sedang tersenyum padanya, Raga tak memperdulikan gadis itu ia hanya membalas dengan tatapan tajam dan dingin lalu pergi.

"Lo..." panggil Jean.

"Gue?" tanya Lizzie sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Gue mau bicara sama lo," ujar Jean lalu pergi.

Lizzie sedikit penasaran dan bingung kenapa tiba tiba saja Jean mendatanginya dan ingin bicara berdua denganya. Apa yang ingin dia bicarakan? Tak mau berlama lama karna penasaran Lizzie pun mengikuti Jean dari belakang.

~~~

Jay

SOSIOPAT BOYWhere stories live. Discover now