21

381 49 10
                                    

Keesokan harinya seperti biasa Naya datang ke ruang osis, disepanjang koridor murid murid lain memperhatikanya sambil tersenyum seakan mengagumi nya dari atas sampai bawah. Bisikan memuji tak pernah hilang dari telinga Naya, tentu saja siapa yang tidak kagum melihat idola di sekolah ini.

Sampai akhirnya ia sampai di ruang osis. Didalam sana ternyata sudah ada Raga dan Roy yang sedang duduk di sofa sambil sibuk dengan hp nya masing masing.

"Hai," sapa Roy.

Naya hanya tersenyum.

"Tumben kesini, di suruh dia lagi ya?" tanya Roy sambil melirik Raga.

"Gue gak nyuruh," ujar Raga tanpa melepaskan perhatianya pada hp yang sedang ia mainkan.

Naya tak merespon apapun karna malas pagi pagi harus berurusan berdebat lagi dengan pria menyebalkan itu, lebih baik ia mengabaikanya saja. Tanpa mengatakan apa apa Naya masuk kedalam berjalan menuju laci yang ada di pojok ruangan untuk mengambil chargeran nya yang tertinggal kemarin lalu segera pergi dari ruangan itu.

Roy hanya memperhatikan Naya sampai gadis itu pergi, sementara Raga dari awal sampai sekarang seperti nya dia tidak peduli sama sekali.

"Naya... " panggil Lizzie.

"Hai."

"Lo habis dari ruang osis?"

"Iya ngambil chargeran gue, kemarin ketinggalan."

Mereka berdua pun berjalan bersama menuju kelas. Sampai beberapa orang siswi menghampiri mereka berdua.

"Hai Nay, boleh foto bareng gak?" tanya salah sau siswi itu yang kelihatanya mereka semua seangkatan.

Naya mengangguk sambil tersenyum, mereka semua pun girang dan segera pindah mendekati Naya agar bisa berfoto bersama membuat Lizzie terdorong ke pojok sampai ia menubruk seseorang yang ada di sampingnya. Gadis itu kesal karna di perlakukan seperti ini, memang nya mereka semua tidak melihat apa Lizzie ada disana.

"Btw kalian pacaran yah?"

"Pacaran?" tanya Naya tidak mengerti maksud pembicaraan mereka.

"Lo sama ketua osis."

"Enggak kok," jawab Naya.

"Kalian cocok banget, yang cantik sama yang ganteng."

"Iya cocok banget deh."

"Gue dukung hubungan kalian."

"So sweet banget... "

"Ih kalian ini ngomongin apa sih, udah ah gue mau ke kelas," ujar Naya kesal dengan pembicaraan mereka yang membahas Raga apalagi dia di gosip kan pacaran dengan ketos sialan itu.

Dia pun segera pergi dari kerumunan itu, dan tiba tiba saja matanya menangkap sesuatu yang menarik perhatianya, didepan sana banyak sekali foto foto yang tertempel di mading. Naya pun segera menghapiri untuk melihat lebih jelas lagi. Betapa terkejutnya dia setelah foto foto nya yang diambil candid saat acara bazar senin kemarin apalagi ada yang satu frame dengan Raga. Di tambah dengan tulisan tulisan tidak jelas yang di hias dengan banyak sekali stiker love.

"Ini apa apaan sih alay banget," gumam Naya.

"Lo seneng?" tanya Lizzie.

"Seneng dari mana. Yang ada jijik gue di couple couplelin sama ni orang."

~~~

"Thanks kalian udah nyempetin dateng kesini, sorry ganggu jam istirahatnya karna ada yang lebih penting dari itu," ujar Raga dengan nada yang serius seperti di rapat rapat biasanya. Kini semua anggota osis di minta untuk berkumpul untuk membahas sesuatu.

"Besok kita adain razia," lanjut Raga.

Ini adalah program bulanan, razia diadakan sebulan sekali atau paling banyak dua kali. Seluruh siswa sudah tahu tentang hal ini tapi mereka tidak pernah tahu kapan Razia itu dilaksanakan sehingga tidak sedikit dari mereka yang selalu kena razia, entah itu make up, rokok, atau barang lainya yang dilarang di bawa ke sekolah.

"Naya, gue mau lo yang pimpin besok," ujar Raga sambil menunjuk Naya.

Naya menunjuk diri nya sendiri sambil menatap Raga seakan dia bertanya serius kah pria menunjuk nya sebagai pemimpin yang dibalas anggukan oleh Raga. Naya hanya memutar bola matanya jengah karna sejujur nya dia sedikit tersinggung mengingat dulu Naya pernah kena razia oleh Raga sampai urusanya panjang dan Naya berakhir disini.

Setelah dua puluh menit rapat pun selesai, mereka semua mulai membereskan alat tulis masing masing. Begitu pun juga dengan Naya di tengah tengah aktifitas nya membereskan alat tulis satu pulpe nya terjatuh karna tak sengaja tersenggol oleh nya sendiri sampai pulpen itu jatuh ke arah Raga. Menyadari sesuatu jatuh di dekatnya Raga pun menunduk untuk melihat ke kolong meja, ternyata ada pulpen yang jatuh. Tidak tahu itu pulpen milik siapa dan karna ada di dekatnya Raga pun berniat untuk mengambil nya lalu tiba tiba saja sebuah tangan juga terulur untuk mengambil pulpen tersebut.

Raga pun mendongak untuk melihat siapa orang itu yang ternyata adalah Naya yang juga sedang menatapnya. Kejadian itu pun menarik perhatian semua orang yang ada di ruangan ini. Mengingat mereka adalah couple sekolah, para anggota lain mulai menggoda Raga dan Naya sambil bersiul.

"Ciyeee... "

"Baper... "

"Ciyeee... "

Naya langsung mengambil pulpenya kembali dan segera memasukanya ke dalam pencil case nya. Wajahnya terlihat merah karna malu dan salah tingkah, berbeda dengan Raga yang terlihat tenang seperti tidak terjadi apa apa walaupun jantung berdetak begitu kencang namun ia tetap bersikap biasa saja.

"Kalian bisa bubar," ujar Raga lalu segera pergi dari ruangan ini.

Tak lama Roy pun juga ikut keluar diikuti Jean di belakang, satu per satu anggota lain pun juga bubar. Menyisakan Naya sendirian didalam duduk sambil melamun. Jantung nya masih berdetak tak karuan kejadian tadi masih terbayang jelas di kepalanya. Melihat wajah Raga dari dekat seperti tadi membuat hati nya berdenyut dan mulai merasakan perasaan perasaan aneh.

~~~

Jay

SOSIOPAT BOYWhere stories live. Discover now