3

584 79 20
                                    

"Lo gimana sih ngasih informasi gak bener."

"Ya maaf, gue juga gak tahu tiba tiba aja Raga ngadain razia dadakan."

"Make up gue kena semua padahal baru beli kemarin."

"Udah ah, sebel gue sama Raga. Gitu amat jadi ketos."

"Untung ganteng."

"Hahaha iya iya, ganteng banget."

Itulah obrolan obrolan para siswi di dalam toilet yang sedang sibuk menata rambutnya masing masing setelah puas dengan penampilannya mereka pun langsung pergi keluar toilet.

Ceklek.

"Gue juga kesel sama tuh ketos," ujar Naya setelah keluar dari dalam toilet lalu berjalan menuju wastafel untuk mencuci tanganya.

"Untung aja liptint gue selamat," ujar Naya senang sambil mengeluarkan liptint dari dalam saku almamater lalu mengoleska sedikit pada bibir tipisnya agar tidak terlihat pucat. "Tapi tadi itu siapa yah? Kalo dia osis mana mungkin ngebalikin liptint gue."

Tak ambil pusing Naya pun keluar dari dalam toilet dengan hati yang gembira mengingat satu make up nya selamat. Ia berjalan santai dikoridor menuju kelasnya namun tiba tiba saja langkahnya dihadang oleh seseorang yang pasti itu adalah Raga.

Naya merasa sedikit ketakutan tapi ia mencoba untuk terlihat biasa saja lalu ia mulai kembali berjalan ke arah samping kiri namun Raga menghalanginya. Naya menghela nafas sambil memotar bola matanya jengah, kemudian ia berjalan kembali ke arah kanan tapi lagi dan lagi Raga menghalanginya.

"Balikin," ujar Raga dengan nada dinginnya.

"Apa?"

"Barang yang lo ambil di ruang osis tadi."

"Gue gak ngambil apa apa kok."

"Bohong."

Naya tertawa sarkas mendengar ucapan Raga barusan.

"Lo punya bukti?" tanya Naya menantang.

"Bibir lo."

"Maksud lo apa?" tanya Naya gugup.

"Bibir lo merah," jawab Raga masih dengan nada dingin dan ekspresi datarnya.

"Gue... Gue cuman pake doang kok terus gue simpen lagi," jawab Naya berbohong.

Tentu saja Raga tidak percaya apalagi melihat tingkah Naya sekarang ini yang terus berbicara gelagapan dan tidak berani menatap lawab bicaranya. Bukankah sudah jelas kalau Naya menyembunyikan sesuatu darinya? Bukan Raga namanya kalau mudah di bohongi.

"Jujur atau tanggung akibatnya," ujar Raga penuh penekanan.

Naya semakin dibuat takut, kalo ia jujur liptint kesayanganya akan diambil Raga kalau tetap berbohong entah apa yang akan Naya hadapi nanti yang pasti akan sangat mengerikan. Ayolah ini hari pertama Naya di sekolah barunya bisakah ia diberikan keringanan?

Naya masih terdiam sambil berfikir keras apa yang harus dilakukan selanjutnya.

"Kalian lagi ngapain?" tanya Roy.

Naya langsung menatap Roy sambil mengangkat jari telunjuknya pada pria itu.

"Dia," ucap Naya.

Roy hanya menatap Naya aneh sambil mengangkat satu alisnya.

"Dia yang nyuruh gue," lanjut Naya masih tetap menunjuk Roy sementara pria itu semakin dibuat bingung.

Otomatis Raga langsung menatap Roy yang sedang berdiri disebelahnya untuk meminta penjelasan.

"Kenapa? Gue nyuruh apa emang?" tanya Roy karna masih belum mengerti dengan apa yang tengah terjadi sekarang.

"Lo ngebiarin dia ambil barang yang disita?" tanya Raga tanpa basa basi.

"Tunggu tunggu," jawab Raga agar memberikan dia waktu untuk mengerti apa yang sedang terjadi.

"Lo yang bilang sendiri kan bibir gue pucet dan nyuruh gue bawa liptint," celetuk Naya.

"Oh gue ngerti sekarang..." ujar Roy sambil mengangguk anggukan kepalanya lalu tersenyum sambil menatap Naya, "...gue gak nyuruh lo ambil barang lo."

"Apa?!" ujar Naya tak mengerti.

"Gue pikir lo bakal pake doang itu lipstick terus di taro lagi ternyata lo ambil juga yah," lanjut Roy.

What!

"Jadi lo nipu gue?" bentak Naya.

"Enggak, lo aja yang gak ngerti," jawab Roy santai.

"Bangsat ya lo!"

"Lo yang bangsat, maen ngambil barang."

"Eh! ini barang gue ya!"

"Stop," ujar Raga dengan sedikit meninggikan suaranya menghentikan perdebatan antara Roy dan Naya. "Balikin."

Naya terdiam sambil menunduk menggigit bibir bawahnya lalu melirik Roy yang hanya tersenyum miring menambah kekesalannya pada pria itu.

"Buruan."

Naya hanya menghela nafas lalu dengan malas ia mulai merogoh saku almamaternya, di dalam sana tanganya menggenggam erat liptint miliknya. Dengan berat hati Naya meletakan liptint itu di atas telapak tangan Raga.

Greep.

Tiba tiba saja dengan gerakan cepat namun santai Raga menggenggam liptint nya namun tidak hanya itu Lengan Naya pun ikut tergenggam membuat gadis itu terkejut dengan apa yang Raga lakukan sekarang. Cengkramanya begitu kuat sehingga Naya tidak bisa menarik kembali pergelangan tanganya. Beberapa detik kemudian Raga melepaskan cengkramanya, Naya langsung menarik lenganya kebelakang sambil menunduk. Tanpa mengatakan apa apa gadis itu langsung berlari pergi meninggalkan Raga dan Roy.

Roy berbalik untuk melihat Naya yang berlari pergi sampai masuk kedalam kelasnya. Lalu tatapanya beralih pada Raga yang hanya bersikap biasa saja.

-Jay

Semangat, semoga kalian tetap sehat ya...

SOSIOPAT BOYWhere stories live. Discover now