8. BENCI

63 10 5
                                    

"Emang ya semua orang selalu liat dari luarnya aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Emang ya semua orang selalu liat dari luarnya aja." -  Pamela Roula

***

8. BENCI 

"Lo nggak apa-apa Dis? Masih sakit nggak?," tanya Shasa kepada Adis di sebelahnya. Adis hanya menggeleng sebagai balasan walaupun pipinya masih merah dan perih saat ini. Dirinya memang selalu saja kalah dari Roula jika soal berantem. Cewek itu pasti akan selalu menang karena ia kuat berbeda dengan dirinya yang lemah. Ia juga sejujurnya iri dengan cewek seperti Roula. Yang tangguh, berani, dan kuat.

Tak lama Karel, Razev, dan Varo masuk ke UKS membuat Adis serta Shasa terkejut. Bagaimana tidak? cowok-cowok itu adalah idola sekolah dan the most wanted sekolah selain Kemal dan Aldo.

"Eh Karel, Razev, Varo," ucap Shasa menyapa mereka. Razev dan Varo lalu duduk di bangku yang ada di dalam UKS sedangkan Karel berjalan menghampiri Adis.

"Dis, lo nggak apa-apa? Masih sakit?," tanya Karel menatapnya intens. Adis yang ditatap seperti itu merasa canggung dan malu. Gadis itu menyukai Karel dan Karel menyukai dirinya. Banyak sekali anak-anak diluar sana yang iri kepadanya karena bisa disukai oleh cowok paling hits di sekolah.

Karel juga sering sekali mengiriminya pesan setiap malam, sering khawatir padanya, sering mengirimnya berbagai macam makanan atau minuman ke rumahnya, bahkan cowok itu pernah mengajaknya jalan-jalan. Tetapi Adis selalu menolaknya karena ibunya tidak membolehkan dirinya pacaran untuk saat ini sampai lulus SMA nanti.

"Gue nggak apa-apa kok Rel," balas Adis sambil tersenyum simpul.

"Yakin?"

"Iya, beneran nggak apa-apa." cowok itu hanya mengangguk lalu duduk disebelah Adis. Menggantikan Shasa. 

"Lo sebenernya ada masalah apa sama Roula?" Adis terdiam. Lidahnya tiba-tiba kelu. Tidak mungkin kan ia bilang bahwa dirinya yang lebih dulu memulai pertengkaran tadi? Pasti jika Karel tahu, cowok itu akan membencinya.

Ia tidak mau Karel membencinya.

"Cuma masalah kecil diantara kita doang kok, Rel. Nggak usah khawatir."

"Tapi dari kemarin gue sering liat lo diisengin mulu sama dia," ucap Karel lagi.

"Nggak apa-apa mungkin dia emang orangnya kaya gitu," balas Adis beralasan.

"Tapi dia udah kelewatan Dis, nggak bisa dibiarin. Lain kali harus dikasih pelajaran."

"Nggak usah Rel nggak apa-apa, biar nanti dia sadar sendiri," balas Adis lembut.

"Waduh Dis, lo kalem banget sih. Udah cantik, pinter, kalem, baik hati pula. Gimana Karel nggak demen sama lo?" celetuk Razev di belakang membuat Adis tersipu malu sedangkan Karel hanya tertawa di sebelahnya.

"Bener, tapi si Karel badungnya minta ampun." kali ini Varo yang membuka suara.

"Enak aja gue badung, lo berdua tuh badung," balas Karel tak terima.

FIGHTER [REVISI]Where stories live. Discover now