32. RING TINJU

48 7 0
                                    

~HAPPY READING~

Selamat membaca kalian, readers tersayang akooo. Kalian sayang akoo nggak? Nggak? Terimakasih🙏

 Kalian sayang akoo nggak? Nggak? Terimakasih🙏

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Yang suka Fadel mana suaranyaa??

***

32. RING TINJU

"Rel kamu kok dari kemarin jam segini udah rapi aja? Rajin banget kamu," kata Tari sambil meletakkan sarapan pagi di meja makan.

Karel yang baru saja turun dari kemarnya pun langsung duduk di
meja makan untuk sarapan bersama.

Jarang-jarang dirinya sarapan, tetapi semenjak ada ibunya di rumah ia selalu dimasakin sarapan pagi.

"Mau jemput Roula dulu ma, rumahnya jauh soalnya," balas Karel sambil melahap nasi goreng buatan Tari.

Enak banget duh yang nulis jadi laper nih.

"Kamu berangkat bareng Roula? Kayaknya kamu deket banget ya sama dia?," Gumam Tari.

Beliau tidak ikut makan, hanya duduk di depan Karel sambil minum teh menatap anak satu-satunya yang sibuk melahap nasi goreng buatannya.

"Bukan deket lagi ma, aku pacaran sama dia," balas Karel membuat Tari menatap anaknya dengan wajah terkejut.

"Kamu pacaran ternyata? Mama kira cuma temen deket."

"Iya kemarin baru pacaran sih, emang kenapa ma? Nggak boleh ya aku pacaran sama dia?," Tanya Karel menghentikan aksi makannya.

Tari menggeleng sambil tersenyum. "Boleh kok, kata siapa nggak boleh? Roula anak baik, mama suka sama dia. Kamu jagain dia baik-baik, mama udah tau gimana kehidupannya dia."

"Mama udah tau?" Tari mengangguk sambil menyeruput secangkir tehnya.

"Kemarin dia cerita sama mama."

"Pastinya aku jagain dia ma, aku kan sayang banget sama dia," kata Karel lagi membuat Tari tersenyum sambil mengusap-usap rambut putranya itu.

Ia jarang sekali menghabiskan waktunya dengan putra satu-satunya sampai ia sendiri tidak sadar bahwa Karel sudah besar. Cowok itu sudah bisa bertanggung jawab.

"Yaudah sana cepet makan abis itu jemput Roula, jangan sampai telat," beritahu Tari membuat Karel mempercepat aksi makannya.

Setelah cowok itu selesai makan dirinya langsung bersiap-siap untuk memakai sepatu dan menenteng helm nya menuju halaman rumah, dimana motornya terparkir.

Biasanya ketika Tari pulang ke rumah, beliau selalu menunggu di halaman rumah sampai motor Karel benar-benar pergi dari pekarangan rumahnya.

"Hati-hati ya," kata Tari.

FIGHTER [REVISI]Kde žijí příběhy. Začni objevovat