15. KANTIN

46 10 3
                                    

~HAPPY READING~

Update lagi yuhuuu karena lagi mood+banyak banget simpenan draft, hope u like it♥️

***

Roula menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur besarnya. Hari yang sangat melelahkan. Tetapi ia sangat senang. Belum pernah cewek itu sesenang ini sekarang.

Sehabis dari air terjun tadi, Karel mengantarnya pulang dan tentu saja Roula langsung buru-buru mandi air hangat karena tubuhnya sudah menggigil.

"Kaya gitu ceritanya."

"Gue udah tau kok," balas Karel membuat Roula menaikkan satu alisnya ke atas.

"Terus kenapa lo minta gue ceritain lagi?"

"Gue cuma mau denger cerita dari lo aja."

"Capek-capek in gue aja lo," dengus Roula membuat Karel terkekeh.

"Lo nggak ada niatan buat damai sama dia?," tanya Karel.

"Nggak mau, gue nggak butuh temen kaya dia," balas Roula sarkas. Karel hanya diam, tidak ingin ambil pusing dan tidak ingin membuat perdebatan dengan cewek itu. 

"Kenapa? Lo masih suka sama dia?," tanya Roula serius.

"Nggak," balas Karel singkat.

"Seriously? Gue pikir lo cinta mati sama dia."

"Sok tau lo."

"Emang kaya gitu kan, kemarin-kemarin lo belain dia mulu soalnya." Karel hanya mengendikkan bahunya malas, tidak ingin membahas masalah Adis yang bisa membuatnya terus kepikiran.

"Btw emangnya gue salah ya? Sampai-sampai dia ninggalin gue?," tanya Roula mulai membicarakan topik sebelumnya.

"Nggak, lo nggak salah," balas Karel pelan.

"Semuanya emang sama aja. Semuanya bakal berakhir dengan ninggalin gue satu per satu."

"Maksud lo?," tanya Karel tak paham.

"Iya, tuhan ngasih bahagia ke gue cuma sebentar. Dengan ngasih seorang sahabat ke gue, terus diambil lagi," tawanya miris.

Jujur Karel tidak tahu harus apa. Cowok itu berani mengakui bahwa hidup Roula memang sangat menyedihkan.

Ia bahkan ditinggal sahabatnya sendiri hanya karena masalah sepele. Padahal dahulu dirinyalah sendiri yang membantu sahabatnya. Hanya karena satu kesalahan, mereka melupakan kebaikan yang lainnya.

"Lo nggak boleh marah sama tuhan," ucap Karel sambil mengelus punggung Roula pelan. Berusaha untuk menenangkannya.

"Gue nggak marah kok, lagipula gue sekarang much better. Gue emang lebih suka sendiri," balas cewek itu sambil menyunggingkan senyumannya.

"Lo nggak sendiri, ada gue." kali ini Roula tidak bisa membalas apa-apa lagi.

Balasan Karel membuat dirinya membeku untuk jangka waktu yang lumayan lama. Mengapa kata-kata itu bisa keluar dari mulut seorang cowok bernama Karel?

Roula tersenyum lebar mengingat kejadian di air terjun tadi. Dirinya bergerak-gerak senang di atas kasur. Tidak, ia tidak menyukai Karel. Hanya saja, ia senang bisa memiliki seseorang yang perhatian kepadanya.

Apalagi itu adalah seorang Karel. Yang dulunya sangat ia benci karena cowok itu selalu saja membela Adis.

Roula meraih ponselnya yang berada di meja samping tempat tidur. Cewek itu membuka roomchat line nya dengan Karel. Masih kosong, karena ia baru bertukar id saat di depan apartemen tadi.

FIGHTER [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang