Unfortunate Accident

2.1K 239 12
                                    


Ines sudah ada di rumah saat Skyla sampai di teras. Suara gelak tawanya terdengar dari luar. Skyla mendengkus, betapa enaknya jadi Ines yang mendapatkan segalanya tanpa berusaha. Gadis itu buru-buru masuk ke dalam rumah. Kalau bisa dia ingin langsung melompat ke kamarnya hingga tidak perlu melihat mereka bertiga. Untuk itu dia mempercepat langkah hingga jarak antara pintu dan tangga ke lantai dua langsung terpangkas. Dia lega karena tidak ada satupun yang melihatnya datang karena mereka ada di ruang keluarga dan sibuk mengobrol. Ditambah lagi volume saluran televisi itu cukup keras untuk menyamarkan suara pintu yang mengayun menutup atau langkah kaki manusia yang masuk ke dalam rumah.

Namun, pada akhirnya dia tetap melihat mereka bertiga karena dia berhenti di dekat anak tangga dan menoleh karena suara tawa keras mereka mengalahkan volume televisi. Ayahnya dan Marlene tampak sedang bergurau bersama Ines sambil menonton televisi. Sebuah potret keluarga bahagia, sayangnya dia tidak pernah ada di dalamnya. Skyla tersenyum getir saat jemarinya mengepal di pegangan anak tangga. Enak ya, dapat segalanya dan disayangi semua orang.

Tangannya mengepal sementara giginya gemeletuk. Rasa iri, marah, kesal mencuat masuk ke dalam hatinya hingga membuat membuat Skyla benar-benar ingin berteriak sekarang juga. Dia langsung berbalik dan bergerak mendekati mereka. Suara tawa yang semula terdengar sangat meriah langsung mereda kala Skyla datang. Ayahnya berdeham pelan, sementara Marlene memalingkan wajah dan Ines yang kesulitan menghapus tawa yang merambati bibirnya sejak tadi. Skyla lalu mengulurkan tangan dan mencengkeram lengan Ines.

"Ikut aku!" katanya tanpa menunggu persetujuan.

"Ada apa nih?" Ines mulai melawan.

Ines bahkan mulai meronta karena menolak untuk diajak, akan tetapi Skyla sama sekali tidak peduli. Ayahnya juga mendongak menatap, bola matanya mungkin sekarang tengah melempar berjuta pertanyaan di benaknya. Namun, Skyla sama sekali tidak ingin menjelaskan apa pun. Tidak, untuk saat ini.

"Sayang, ada apa ini?" tanya Marlene langsung.

Melihat reaksi wanita itu yang sepertinya juga ingin menengahi membuat Skyla mengangkat sudut bibirya. Tadi saja membuang muka, giliran anaknya akan dianiaya langsung bertanya. Benar-benar menyebalkan. Akan tetapi, wanita itu bahkan berlari dan berdiri di hadapan Skyla untuk menghalangi jalan. Tindakan yang membuat Skyla menatap wanita itu lekat-lekat untuk mengirimkan isyarat

"Kita bisa mengobrol di ruang tamu, kan?" tanyanya lagi sambil menaruh tangan di pundak Skyla, akan tetapi langsung ditepis oleh gadis itu.

"Jangan ikut campur!" ancamnya. "Semua ini enggak ada hubungannya denganmu!"

"Tapi, Ines itu putriku jadi aku berhak ikut campur."

Penegasan Marlene soal status ini membuat Skyla mengangkat satu alisnya ke atas. Setelah itu, dia mengirimkan senyuman tipis. "Bukankah kamu bilang kalau aku juga putrimu?"

"Bukan begitu, Sky!" elak wanita itu.

"Kalau bukan begitu maka apa artinya aku buatmu? Anak suami yang menganggu?"

"Sky!" Kali ini ayahnya yang nyaris berteriak.

"Sudahlah. Aku akan ikut Sky saja dulu!" Ines langsung memutus perdebatan itu.

"Tapi Ines—"

"Enggak apa-apa," potong Ines lagi. Sepertinya dia juga ingin menyelesaikan pembicaraan ini secepatnya.

"Kamu yakin?" Marlene masih bersikeras.

Ines mengangguk sambil menepuk lengan ibunya. Skyla mendengus kala melihat Ines yang kini mencoba untuk bersikap bijak di depan mereka. Dasar rubah!

My Boyfriend For TodayDove le storie prendono vita. Scoprilo ora