Hunter Love Theft (5)

641 93 35
                                    

Untung saja, bus nomor tiga puluh satu yang menuju Notting Hill datang tidak lama setelah Skyla dan Hunter sampai di halte. Tanpa menunggu lebih lama, mereka bergegas naik. Skyla memilih kursi agak di belakang dan bisa dipakai dua orang agar Hunter bisa duduk di sampingnya.

"Ngomong-ngomong, aku mau dengar soal langkah keempat tadi," kata Skyla setelah Hunter duduk di sampingnya.

"Tentang tekad?"

"Ya, tentang itu."

Hunter kini menarik tangan Skyla dan menggenggamnya. Skyla sempat melirik tangannya yang kini ada di atas pangkuan pemuda itu. Telapak tangan Hunter hangat dan rasanya seperti pas saja di antara jari-jemarinya.

"Pencuri itu tidak pernah menyerah. Satu aksi gagal, maka pencuri akan merencanakan pencurian lain. Dari kegagalan itu, mereka belajar untuk mencari peluang yang lebih besar dan lebih aman."

"Semacam tidak pernah menyerah?"

"Benar. Ada kalanya kita tidak menemukan pasangan yang tepat, Tapi, kita harus tetap berusaha menemukan seseorang yang cocok dengan kita."

Skyla menarik napas lalu mengangguk. "Seperti hidup, ya."

"Iya. Kalau bisa kita jangan sampai menyerah dalam kehidupan karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Kamu hanya perlu optimis, berani, berhati-hati dan bertekad kuat maka kurasa semuanya akan baik-baik saja."

"Kamu benar," tukas Skyla sembari menggangguk membenarkan.

Dia memang sempat ingin menyerah. Tidak, dia bahkan sudah menyerah dengan mencoba mencabut nyawanya sendiri di jembatan malam itu. Namun, ternyata dirinya masih diberi kesempatan lain. Jadi, mungkin benar kata Hunter. Dia hanya perlu lebih berani dan mengumpulkan tekad untuk menjalani setiap hari dalam hidupnya.

"Selanjutnya apalagi?"

Pertanyaan Skyla tidak langsung terjawab karena bus yang mereka tumpangi kini berhenti di halte. Beberapa penumpang naik dan ada juga yang turun. Hunter menarik napas kasar, sepertinya sedang memikirkan jawaban.

"Langkah kelima yaitu bersabar."

Letupan tawa pelan terlepas dari mulut Skyla. Bersabar katanya. Bagian ini agak menggelikan karena seseorang yang sudah memutuskan untuk mencuri mungkin sudah tidak memiliki simpanan kesabaran dalam dirinya. Dia bisa berpikir begitu karena kalau memutuskan mencuri maka artinya mencari jalan pintas karena kehabisan kesabaran.

"Lucu, ya?"

"Iya," sahut Skyla sambil berusaha keras menahan tawa.

"Kamu pernah dengar perampokan bank terbesar di Brazil yang sampai masuk rekor dunia?" tanya Hunter tiba-tiba.

Skyla menggeleng. Dia memang sering mendengar ada perampokan bank di film-film, tetapi tidak pernah tahu yang terjadi di dunia nyata.

"Pembobolan bank itu terjadi di bank sentral di Brazil di tahun 2005. Uang yang dirampok seberat tiga setengah ton dan uangnya berjumlah uang seratus enam puluh juta real."

"Lalu, enggak ketahuan?

"Enggak dong."

"Hah? Gimana caranya?"

Hunter tersenyum hingga bibirnya sedikit miring. Ekspresinya terlihat senang, mungkin ini jenis obrolan yang disukainya. "Nah, gerombolan pencuri ini mengincar bank sentral untuk jadi sasaran sekitar lima bulan sebelumnya. Mereka menyewa rumah lalu membuat terowongan tepat menuju brankas bank."

"Serius?"

"Iya. Itu beneran. Untuk menutupi jejak mereka juga membuat usaha pembuatan taman palsu di rumah kontrakan tersebut. Selain itu, usaha taman ini bisa juga digunakan sebagai kamuflase ketika mereka mengangkut tanah dari terowongan. Tidak ada yang curiga kalau pemilik usaha taman bawa tanah pakai truk, kan?"

My Boyfriend For TodayDonde viven las historias. Descúbrelo ahora