Beta Tester

1.6K 173 4
                                    

Bola mata pria itu terus menatap, akan tetapi Skyla mencoba mengabaikan dengan berdeham pelan dan mengalihkan pandangan. Sementara itu, dia menyentuh tengkuknya dengan telapak tangan dan nyaris bergidik sendiri saking dinginnya.

"Kalau lebih mahal dari satu kilogram berlian maka aku enggak jadi beli," sahut Skyla sambil berdeham lagi.

Pria itu terkekeh pelan. "Sudah kuduga kamu memang pencuri."

"Aku bukan pencuri!" pekiknya.

"Kalau begitu kamu miskin!" tuduh pria itu.

Tuduhan yang tidak terbantahkan jadi Skyla sibuk menatap ruangan dan mengamati botol warna-warni yang berjajar di rak.

"Sudah akui saja atau mau kuseret keluar sekarang juga!"

"Iya sih, aku miskin. Tadinya aku mau minta minum."

Skyla sudah bersiap jika letupan tawa menyebalkan akan terdengar, akan tetapi pria itu tidak mengatakan apa pun. Bahkan saat dia mengangkat pandang untuk menatap wajahnya, pria itu masih menatapnya dengan ekspresi datar.

"Aku haus dan lapar. Kalau boleh minta minum saja, kalau tidak ya tidak masalah," ralatnya sambil mengibaskan tangan dan mencoba memasang tawa palsu. "Yang jelas aku bukan pencuri."

Skyla hanya bisa mendesah pelan kala pria itu berbalik. Mungkin ini pertanda kalau dia memang harus pergi. Namun, tidak lama setelahnya pria itu kembali lagi dengan membawa gelas di tangan.

"Minumlah!"

"Serius?"

"Ya. Aku tidak akan membiarkan pencuri sepertimu mati kehausan."

"Sudah kubilang aku bukan pencuri!" sanggah Skyla sambil meraih gelas yang ditaruh di atas meja. Namun, pria itu masih enggan melepaskan gelasnya.

"Kalau kubilang pencuri maka pencuri!" katanya.

"Terserah kamu mau bilang apa!" sahut Skyla ketus sambil menarik gelas itu sekuat tenaga. Hanya saja, dia gagal memperkirakan kalau pria itu sudah melepaskan gelas itu dari tangannya. Tindakan ceroboh yang membuat air di dalam gelas itu sedikit tumpah.

Ada sedikit rasa sesal karena tindakan cerobohnya membuat pakaiannya jadi basah. Akan tetapi, dia tidak mau membuang waktu. Dia harus meminum air ini secepatnya sebelum pria menyebalkan itu berubah pikiran. Tidak membutuhkan waktu lama sampai air di dalam gelas itu berpindah ke dalam perutnya.

"Jadi siapa namamu?" tanya pria itu lagi.

"Skyla," sahutnya pendek. Rasanya tidak sopan kalau tidak menjawab pertanyaan dari orang yang memberinya minum. "Kalau kamu?"

Pria itu tertawa lagi. "Canis."

Gila. Jadi tempat ini benar-benar Caridae dan Canis di buku dongeng, bukan hanya toko ramuan dan penjual merchandise?

Ah, tidak, tidak, tidak mungkin. Nama bisa sama, toko juga bisa sama juga. Mau dipikir berapa kali pun rasanya tidak masuk akal kalau dirinya sekarang sedang masuk ke dalam buku. Hidup ini bukan dari genre isekai yang bebas keluar masuk dunia lain.

"Kamu masih berminat dengan ramuan tadi?" Canis langsung bersuara dan mengingatkan Skyla soal ramuan.

"Tapi, aku tidak punya uang."

"Bagaimana kalau kubilang ada diskon khusus buatmu," rayunya.

"Jangan konyol deh! Memangnya ini promo belanja online yang pakai promo segala!" cibirnya.

"Aku serius. Ada delapan botol tersedia untuk beta tester pertama."

Suara pria itu semakin lama terdengar lebih menggoda. Lembut dan menyakinkan hingga hanya tersisa pilihan mengiyakan serta setuju saja. Benar-benar mirip sales toko online yang sangat pandai bicara di televisi.

My Boyfriend For TodayWhere stories live. Discover now