Kenneth-Doll Dating (2)

1.1K 155 8
                                    


Skyla berani bersumpah kalau ujung bibirnya benar-benar gemetar saat dia meluncurkan tawa yang benar-benar terdengar palsu. Bukan hal yang aneh juga kalau menyukai boneka karena banyak juga yang gemar mengoleksi figur berbagai ukuran dari pahlawan super atau tokoh anime kesayangan. Banyak juga lelaki yang masih suka mengumpulkan robot atau bahkan mencoba menikahi bantal kesayangan. Akan tetapi, berkencan dengan cowok yang tergila-gila pada boneka kudanil rasanya tidak pernah terpikirkan dalam khayalannya yang paling liar sekalipun.

"Kamu hanya menyukai kudanil atau boneka yang lain?" tanya Skyla akhirnya. Dia memang benar-benar penasaran dengan jawaban pemuda itu.

"Ada beberapa yang lain. Tapi, aku paling suka kudanil," ucap pemuda itu sambil tersenyum riang.

Oke, suka kudanil, tapi juga suka yang lain. Skyla mendadak pusing. Kenneth mungkin punya lusinan atau bahkan ratusan boneka yang dikoleksi di rumahnya. Fakta ini membuatnya sedikit bergidik, sama sekali tidak terbayangkan. Namun, sepertinya pemuda itu tidak terganggu dnegan reaksinya. Ya, dia mencoba mengerti. Akan tetapi, napasnya langsung tertahan saat Kenneth meraih boneka kudanil berwarna merah muda dan memakai gaun lebar. Kudanil merah muda itu bahkan memakai jepitan rambut besar di telinganya.

"Bagus yang pakai bando atau jepit?" Kenneth mengangkat dua boneka kudanil bergaun lebar dari tatakan dan mengarahkannya pada Skyla. Tindakan yang membuatnya langsung memijat pelipis.

Dia ingin mengatakan kalau tidak suka dua-duanya, akan tetapi dia ingat pesan Canis untuk membuat teman kencannya bahagia jadi dia berusaha menahan diri sekuat tenaga. Skyla kemudian mencoba memoleskan senyuman di bibirnya.

"Pakai bando itu lebih lucu," katanya.

"Kalau begitu kamu bawa yang pakai bando, aku bawa yang jepitan."

"Hah? Kamu mau beli dua?" tanya Skyla lagi. Sekarang dia mendadak merasa pusing.

Kenneth tersenyum sesaat. "Iya. Tapi, satu bonekanya kamu yang bawa ya!"

"Apa?" Skyla masih terpaku saat Kenneth mendorong boneka berwarna merah muda itu padanya.

"Aku ingin kamu jaga boneka ini untukku."

"Hah?"

Kenneth tertawa kecil dan tangannya yang menutup mulut menghalangi Skyla untuk menatap gigi-giginya. "Ini hadiah dariku, Sky. Kamu hanya perlu membawanya pulang, tidak harus menjaganya. Jangan serius begitu!"

"Ah! Iya. Terima kasih, Ken." Skyla kini menatap boneka kudanil perempuan yang kini ada dalam pelukannya dan balik menatapnya.

"Atau kamu mau boneka yang lain?"

Skyla menggeleng. "Ini saja!"

"Oh, oke. Aku harap kamu suka."

Skyla mengangguk kaku. Satu kenangan melintas dalam pikirannya. Dulu dia suka sekali boneka, ayahnya akan membelikan boneka baru setelah gajian. Setelah orang tuanya sering sekali bertengkar dan jarang memerhatikannya lagi, dia lebih banyak bermain bersama boneka-bonekanya. Bercerita pada mereka tentang kehidupannya, tentang orang tuanya. Hingga suatu hari dia berpikir kalau boneka-boneka itu berubah marah dan mulai muak mendengar ceritanya. Mereka tidak pernah menjawab, tidak juga menenangkannya. Puncaknya, ibunya bertengkar dengan ayahnya. Ibunya yang masih marah menganggapnya menganggu dan memukulinya dengan boneka miliknya. Melihat boneka kesayangannya seakan bersengkongkol dengan ibunya untuk menyakitinya membuatnya kecewa. Semenjak itu, dia tidak lagi menyukai boneka, dia membencinya.

"Kalau kamu tidak suka, maka kamu bisa menyukainya mulai sekarang, Sky!"

Suara Kenneth lagi-lagi membuatnya tersentak dari lamunan. "A—pa?"

My Boyfriend For TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang