jalan dan kesepakatan.

438 110 25
                                    

Disinilah Una. Berada di sebuah Masjid besar yang terdapat di komplek rumah milik orang tua Vincent. Hari ini, ia akan melapalkan sumpahnya, ikrarnya, dan kepercayaannya kepada Allah. Hari ini, ia akan melepas segala kebebasan demi menjaga diri dan hatinya. Hari ini, ia menyerahkan semua takdir dan keraguannya kepada Sang Maha Esa.

Dihadapan Una sudah ada seorang lelaki paruh baya yang mengenakan kopeah putih, baju koko putih, dengan bawahan sarung. Diantara mereka berdua dibatasi oleh penyangga Al-Qur'an dan juga Al-Qur'an itu sendiri. Pada sisi lain pun, terdapat Jeff, Yerin, Vincent, Mingyu, dan Yuju.

Setelah kemarin mendapatkan izin dari sang ayah. Una tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ya, ini saatnya Una berpulang dari sesatnya jalan. Ustadz Bayu atau ayah mertuanya Yerin tersenyum mendengar keputusan adik dari menantunya itu.

"Kamu udah yakin, nak?" Bayu bertanya kepada sesosok wanita di hadapannya.

Una mengangguk sembari membenarkan pashminanya yang masih berantakan. Dia masih menggunakan asal pashmina itu, biarlah nanti dia belajar menggunakannya dari Yerin.

"Kamu hanya tinggal mengucapkan dua kalimat syahadat sembari memegang kitab suci itu, Una. Semoga Allah melancarkan niat tulus mu ini." Bayu berujar sembari tersenyum.

Una segera memegang kitab itu. Mengikuti instruksi dari Bayu.

"Ikuti perkataan saya ya, Na." Una mengangguk.

"Bismillahirrahmannirrahim."

"Bismillahirrahmannirrahim."

"Saya berniat masuk kedalam agamamu, Ya Allah. Dari lubuk hati saya yang terdalam."

"Saya berniat masuk kedalam agamamu, Ya Allah. Dari lubuk hati saya yang terdalam."

"Asyhaduallaa ilaaha illallah. Wa asyhadu annaa Muhammdarrasulullah."

"Asyhadualla illaaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah."

"Alhamdulillah, semoga kamu konsisten dan terus bertawakal kepada Allah ya, nak. Sisanya biarkan kakakmu yang mengajarimu."

Bayu tersenyum dengan lebar melihat ke arah Una yang matanya telah berkaca. Ia kini serasa memiliki dua anak perempuan. Takdir yang tak bisa begitu di tebak. Senyum tersebut pun menghilang seiring pandangannya melihat ke arah luar Masjid, ia memandang sendu sosok tersebut yang perlahan menghilang.

Una dikejutkan dengan pelukan dari Yerin serta ucapan Hamdalah juga selamat dari para sahabat dan kerabatnya.

"Akhirnya kita sama, Una. Kakak bakalan ngajarin kamu tentang islam. Semuanya." Yerin tersenyum sembari menangis.

"Yerinna, lebih baik kita pulang terlebih dahulu, nak. Ingatlah kandungan mu perlu nutrisi. Sedangkan kamu belum makan sedari siang." Titah Bayu yang kini telah berdiri. Semua yang ada disana pun berdiri mengikuti yang tertua.

"Baik, ayah."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jauh ; j.jk x j.ehWhere stories live. Discover now