tekad Una

491 109 81
                                    

"Apa itu, Jeffandra?!"

Suara Dionel menggema memenuhi ruangan. Jeff yang terkejut sontak menutup buku yang tengah dibacanya. Dionel mengernyit melihat sang anak yang tampak gugup dan menyembunyikan buku tersebut. Dengan langkah tegas, lelaki berusia lebih dari 50 tahun itu menghampiri anaknya.

Merebut buku yang sedaritadi disembunyikan oleh sang anak. Dionel meneliti buku tersebut dan tersentak, tanpa sengaja sedikit melempar buku tersebut ke atas meja.

"Jeffandra apa-apaan itu?!"

"Ayah, maafin Jeff. Jeff tadi—"

"Kamu tertarik bukan? Kamu diam-diam mempelajari itu tentang Islam kan, Jeff? Kamu belajar tentang islam dengan Enu, bukan?! Kamu berani sekarang bawa kitab suci umat Muslim ke dalam rumah ini, Jeff?!"

Dionel tampak marah, ia menemukan Al-Qur'an yang tengah dibaca oleh Jeffandra.

"Sampai mana kamu bisa membacanya, Jeff?! Astaga. Kamu diam-diam menjadi seorang muslim, huh?!"

"Ayah, Jeff belum jadi seorang muslim. Jeff belum masuk agama itu dan lagi, Jeff masih belum bisa membaca Al-Qur'an. Jeff tadi cuma baca artinya, karena terlalu penasaran."

Dionel menghela napasnya berusaha menenangkan dirinya. Ia mengetahui semua yang anaknya lakukan, termasuk belajar tentang agama Islam bersama Keanu. Selama ini ia diam, ia mengira Jeff tak mungkin benar-benar tertarik. Ia pikir itu hanya sementara, untuk menjawab rasa penasaran Jeff. Namun ternyata salah, anaknya membawa kitab suci umat Muslim ke dalam rumahnya.

"Siapa?"

Jeff menatap sang Ayah dengan bingung.

"Siapa yang memberikanmu kitab itu?"

"Jeff gak di kasih."

"Jadi? Kamu beli sendiri, huh?"

Jeff mengangguk pelan. Ia akan membiarkan sang ayah apabila ingin memarahinya. Ia sudah terlanjur tertarik dengan Islam, bukan karena Jiho. Ini murni karena hatinya merasa bersalah setiap kali ke gereja, namun hatinya tersenyum saat ia berhadapan dengan Al-Qur'an yang diberitahukan oleh Enu. Maka dari itu, ia membeli Al-Qur'an tersebut seminggu yang lalu.

"Ayah kecewa, Jeff. Jujur." Dionel memandang sendu ke arah Jeff. "Kamu tahu? Keluarga kita menganut Kristen Katolik yang sangat kuat. Tapi, ternyata kamu lengah dengan Islam. Ayah selama ini mengira kamu udah kuat agamanya. Ternyata, Islam memengaruhi mu."

Jeff dapat melihat tatapan sang ayah yang sendu. Ia ingin menangis, saat melihat air mata menggenangi mata sang ayah. Selama 23 tahun dia hidup, ia tak pernah melihat sang ayah menangis. Ini pertama kalinya.

"Jeff, kamu sudah besar. Dua puluh tiga tahun kamu mengabdi kepada Yesus. Dan hanya dengan beberapa bulan kamu terpengaruh Islam. Maka dari itu, Jeff. Kejarlah. Semua impianmu, jadilah umat Muslim untuk menenangkan hatimu yang selalu merasa bersalah saat menginjak gereja."

Tangis kedua lelaki berlesung pipi itu terdengar. Keduanya saling memeluk. Dionel rela melepaskan sang anak untuk memilih jalannya sendiri, ia membiarkan sang anak menorehkan tinta masa depannya sendiri. Untuk kali ini, biarlah kejadian yang di timpa kakaknya—Haris menjadi pelajaran baginya.

 Untuk kali ini, biarlah kejadian yang di timpa kakaknya—Haris menjadi pelajaran baginya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Jauh ; j.jk x j.ehUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum