hitam putih

433 110 26
                                    

Hari terlewati dengan cepat, kini satu bulan lebih telah berlalu, Una, Jeff, Yuna, Bayu, Tasya, bahkan Deka dan Mingyu tengah menunggu di depan ruangan rumah sakit. Mereka semua mencemaskan  sesosok yang tengah berjuang di dalam sana yang tengah ditemani oleh sang suami.

Ya, Yerinna melahirkan lebih cepat daripada dugaan dokter. Seharusnya satu minggu lagi dia melahirkan, namun ia telah merasakan kontraksi terlebih dahulu.

"Ya allah, selamatkanlah kak Sha dan juga bayinya." Kurang lebih do'a seperti itu yang dipanjatkan semua orang yang ada di sana.

Tasya sudah menangis karena terlalu takut terjadi sesuatu dengan menantunya dan juga cucunya. Bayu hanya bisa menenangkan sang istri dengan merangkul dan mengusap punggungnya seraya berdo'a.

Una terduduk disamping Yuna dan disamping Una terdapat Deka, sedangkan Jeff dan Mingyu berdiri menyandar ke arah tembok. Deka awalnya hendak kencan dengan sang tunangan, namun begitu mendengar sang tunangan panik karena sahabatnya, ia langsung membanting stir dan menuju rumah sakit.

Awal pertama kali, ia tertegun melihat sahabat tunangannya yang mengenakan pakaian panjang dan berhijab. Sedikit terpana karena Una yang begitu cantik, namun tetap dihatinya ada Yuna. Selain Deka, Mingyu pun mengalami hal yang sama. Terpaku akan kecantikan dari Una. Jeff saat itu hanya terkekeh melihat tingkah laku Mingyu.

Pintu ruangan bersalin terbuka, sang dokter keluar bersama dengan beberapa perawat. "Selamat Nyonya dan Tuan Alkhasan. Cucu anda sangatlah tampan."

"Alhamdulillah."

"Puji Tuhan."

Err, sang dokter tertegun menyadari perbedaan dari ketujuh orang yang merupakan kerabat pasien. Namun sekejap ia kembali tersenyum dan berpamitan pergi.

"Bayinya akan saya bersihkan terlebih dahulu, saya permisi. Pasien boleh di jenguk. Dan Alhamdulillah pasien terlampau baik juga persalinan berjalan normal." Sang dokter cantik itu pergi menyusuri lorong dengan perawat yang membawa bayi dari pasangan muda Alkhasan tersebut.

Ketujuh orang yang ada disana segera berjalan memasuki ruangan bersalin yang di tempati oleh Yerin. Ruangan yang cukup besar, karena Bayu ingin yang terbaik untuk menantu dan cucunya.

"Ya allah, Yerinna! Mama panik banget pas ngedenger kamu tiba-tiba mau lahiran." Tasya mendekat ke arah ranjang dan mendorong sang anak yang tengah menemani sang istri.

Vincent menghela napasnya karena mendapat perlakuan seperti itu dari ibundanya dan Bayu serta yang lain terkekeh melihat hal tersebut.

"Gapapa, Ma. Yerin baik-baik aja." Yerin tersenyum melihat sang mertua yang tengah membenarkan hijabnya yang sedikit berantakan.

Bayu tersenyum melihat interaksi keduanya, ia menghampiri Yerin sembari membawa segleas air mineral untuk sang menantu. "Minum dulu, Rin." Yerin menerimanya sembari tersenyum kepada sang mertua.

"Aduh Kak Sha udah jadi ibu aja, nih" Ledek Yuna yang membawa tawa memenuhi ruangan itu.

"Om Bayu jadi kakek padahal masih ganteng." Seru Jeff menimpali.

"Bener juga ya, Jeff. Aturan saya masih bisa bikin anak di pabrik yang baru eh ini malah udah punya cucu." Canda Bayu yang mendapat delikan tajam dari sang istri, Tasya, sedangkan yang lain tertawa mendengar candaan pria berkepala 5 yang masih tampan itu.

"Akhirnya Una punya keponakan."

"Udah, Na. Lo gak jadi kesayangan kak Sha lagi. Dia udah punya anak lo pasti dibuang sama kak Sha." Ucapan Mingyu dibuahi oleh pukulan kecil dari Una.

"Lo udah gak bisa manja-manjaan lagi sama kak Sha, Na."

"Una masih manja sama Yerin emangnya?" Tanya Tasya yang sedari tadi memperhatikan.

Jauh ; j.jk x j.ehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang