una kesal.

611 136 22
                                    

Una kali ini tengah berjalan menyusuri kota, ia membiarkan mobilnya berjalan membelah jalanan kota. Ia kali ini akan menghadiri acara pembukaan panti asuhan yang di laksanakan oleh Jeff dan kedua temannya itu.

Una sengaja membawa mobil sendiri karena ia yakin, pasti Jeffan akan lama berada di panti asuhan dan Una akan mati kebosanan lagi dan lagi. Selepas acara sebenarnya Una ingin pergi menuju apartemen Yuju, karena kebetulan temannya yang satu itu tengah sendirian di dalam apartemen.

Una telah sampai dan di depan pintu panti tersebut terdapat banyak anak kecil dan juga para pengurus panti, serta ada Jeffan, Keanu, dan Jeka di bagian depan. Jangan lupakan Nana dan juga Jina yang berada di samping Enu, dan tentunya satu wanita bergamis dengan hijab panjang berada di samping Jeka. Oh, jangan lupakan ada panggung kecil yang tersedia di sana. Sepertinya memang mereka berniat membuka panti dengan sedikir mewah, pikir Una.

Tanpa basa-basi, Una segera menghampiri Jeff dan berdiri di samping lelaki itu. Una merasa kasihan dengan sepupunya karena dia tidak di dampingi oleh siapa pun, alhasil Una saja yang berada di samping Jeff. Namun, beberapa anak panti dan juga pengurus panti mengenali Una, membuat Una malu karena ternyata dia seterkenal itu.

"Dateng juga lo." Sahut Jeff.

"Wajib dong." Senyum Una mengembang.

Acara pembukaan dimulai dari MC, sambutan Enu dan Jeff, beberapa anak panti yang menampilkan marawis. Jeka hanya fokus memperhatikan semua yang di suguhkan, tidak berkomentar apapun. Una yang melihat Jeka hanya berdiam diri tidak melakukan sambutan apapun merasa bingung, bukankah Jeka juga ikut merencanakan pembangunan panti ini? Una pun memutuskan untuk bertanya langsung kepada Jeka.

"Kok lo ga nampilin apa-apa sih? Acara sambutan gitu? Kan lo juga ikut andil." Una langsung bertanya tanpa adanya basa-basi sama sekali.

Jeka yang sedang menatap ke arah depan, menoleh ke sampingnya dan mendapati Una yang tengah menatapnya, dengan segera pandangan Jeka kembali melihat ke arah depan. "Memangnya harus?" Jeka menjawab tanpa menoleh sedikitpun.

"Haruslah biar orang-orang tau kalo lo juga ada kontribusinya." Jawab Una semangat.

"Lantas, untuk apa orang tau saya berkontribusi?"

"Ya biar lo terkenal lah! Dan juga jadi dapet pujian, kan. Orang-orang pasti segan sama lo." Jelas Una.

"Itu semua tidak ada untungnya buat saya." Jeka membalas dengan nada yang sangat dingin. Membuat Una merasa jengah.

"Loh kan? Tadi yang gue sebutin itu keuntungan buat lo." Sahut Una dengan nada yang sedikit meninggi.

"Diamlah, kamu tidak akan mengerti." Ketus Jeka dan kembali fokus kepada penampilan marawis dari calon anak-anak panti tersebut.

Una mendengus kesal dan mencoba memfokuskan dirinya dengan pertunjukkan tarian tradisional di depannya.

"Saatnya pembukaan panti yang sesungguhnya, Tuan Keanu dan Tuan Jeffan akan memotong pita di sana." Ucap sang pembaca acara, Una dapat melihat bahwa di jalan utama yang menghubungkan lapangan dengan gedung panti terdapat pita warna merah.

Kini, mereka semua yang berada di sana pergi menuju ke depan pita tersebut. Enu telah mengucapkan basmallah dan Jeffan sudah siap dengan guntingnya. Keduanya pun akhirnya memotong tali tersebut. Tepukan tangan pun terdengar dari sekitar mereka.

Una juga turut senang ketika sepupunya melakukan suatu kebaikan. "Cie jadi bener hidup lo." Ledek Una sambil menyenggol sedikit bahu Jeff yang sedang bertepuk tangan sedari tadi.

"Ngaco lo! Hidup gue tuh selalu bener." Dengus Jeff malas.

"Aku yakin, sebentar lagi media bakalan keluar." Suara Enu membuat Jeff dan Una menolehkan kepalanya.

Jauh ; j.jk x j.ehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang