perasaan.

567 129 23
                                    

Jeff tengah berjalan hendak kembali dari luar karena ia habis mengangkat telepon dari ayahnya dan tentunya itu tentang pekerjaan. Ia menghela napas merasa bahwa ayahnya hanya peduli dengan pekerjaan saja, tidak dengan dirinya. Setiap kali sang ayah menghubunginya, itu hanya berisi pertanyaan seputar kerja sama antar perusahaan yang di pegangnya.

Ia berjalan dengan langkah gontai menyusuri lorong panti tersebut. Hingga tidak sadar di hadapannya terdapat seorang perempuan. Terjadilah sebuah adegan tabrakan, membuat Jeff sedikit terbangun dari acara murungnya itu.

"Eh, sorry-sorry." Jeff mengulurkan tangannya hendak membantu perempuan yang di tabraknya itu, namun uluran tangan itu dianggurkan. Perempuan itu bangun dengan usahanya sendiri.

"Sans. Gausah di bantuin, gue bukan cewe manja." Ucap perempuan itu dengan nada yang sedikit ketus.

Jeff tertegun, perempuan di hadapannya ini sangatlah cantik menurutnya. Memegang dada sekilas, merasakan debaran tidak normal yang membuat Jeff merasa bahagia. Bingung sendiri dia dengan perasaan yang di rasakannya.

Berdeham sejenak untuk mengontrol dirinya, "Lo salah satu anak panti?" Tanya Jeff.

"Penampilan gue kayak anak panti menurut lo?" Perempuan itu kembali berujar dengan nada yang sarkas membuat Jeff sedikit menyunggingkan senyumnya.

Jeff meneliti dari atas sampai bawah perempuan itu, ia baru menyadari bahwa perempuan itu menggunakan kemeja berwarna putih kebesaran yang di masukan ke dalam celana jeansnya yang berwarna biru, oh jangan lupakan di tangan kanannya memegang sling bag bermerk mahal dan juga di tangan kirinya memegang sesuatu, seperti jas berwarna hitam.

"Kalo di lihat sih, nggak. Lagian gue juga ga pernah ngeliat lo selama di panti ini."

"Ya emang bukan." Perempuan itu memutar bola matanya malas.

"Puter aja itu mata, ntar ga balik lagi. Gue ketawain." Jeff berujar dengan nada meledek.

"First Impression yang buruk." Gumam perempuan itu dengan pelan sehingga Jeff tidak menyadarinya.

"Lu mau keman–"

"Woy bangsat! Ninggalin gue nih orang, guguk!" Perempuan dengan poni dora dan rambut panjang sepinggang itu berlari dengan tergesa-gesa. Jeff membolakan matanya, terkejut melihat perempuan itu.

"Parah lo! Gue di tinggal sendirian di parkiran." Dengus perempuan itu.

"Yuna?" Ucap Jeff.

"Eh anjir ketemu di sini, Jeff. Gue mau ketemu si Una, bangsat banget dia malah nyuruh kita ke sini." Yuju, wanita itu membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan karena berlari.

Jeff menganggukan kepalanya tanda mengerti ia pun melirik perempuan yang tadi di tabraknya. Yuju yang mengerti langsung bertindak.

"Jadi, ini si Jiho. Lo pasti pernah denger lah dari Una atau misalkan dia ada pemotretan di brand Selyn Fashion, nah dia yang punya." Ucap Yuju mengenalkan Jiho. "Nah, Ho. Kalo ini manager nya Una sekaligus sepupu yang kata lo, kalo lo ketemu dia mau minta maaf."

Jiho menganggukan kepalanya dan mengulurkan tangannya, "Jiselyn Hosyn Makhya, panggil aja Jiho."

Jeff membalas uluran tangan itu dan dapat di rasakan lembutnya tangan yang tengah di pegangnya. "Raferly Jeffandra Hilond. Jeff."

Jiho menarik kembali tangannya dari pegangan Jeff, sementara Jeff menyunggingkan senyumannya. "Sorry buat yang tadi." Ujar Jeff.

"Sans." Singkat Jiho.

Jauh ; j.jk x j.ehحيث تعيش القصص. اكتشف الآن