10. Flashback one

Începe de la început
                                    

Kirei terus meminum anggurnya sampai tak bersisa. Mungkin kini kesadarannya tinggal seperempat karena mulai melayani pertanyaan pria-pria yang sebelumnya dia acuhkan.

"Jauhi dia!" Derjov yang sedari tadi memperhatikan, tidak bisa tinggal diam saat melihat salah satu pria mulai mengincar tubuh wanita itu.

Kirei menatapnya, namun tiba-tiba dia jatuh karena terlalu banyak meminum alkohol.

"Aku putus dengan kekasihku, dia sangat jahat!" ucapnya ngelantur sambil menangis.

Kemudian Kirei berdiri, membanting kursi yang dia duduki ke tengah ruangan sehingga menimbulkan suara gaduh. Dia sukses menjadi pusat perhatian.

"Hei jangan merusak kursi di sini! Apa kau mau mengganti rugi?!" Manajer klub langsung datang menghampiri Kirei, mencengkeram lengannya hingga membuat wanita itu merintih kesakitan.

Entah ada apa, Derjov mendekap wanita itu. Instingnya memaksa untuk menolong. "Jangan sentuh dia!" Dia hampir meninju manajer klub itu jika saja tidak mematuhi perintahnya. "Berhenti melihatnya!" teriaknya pada semua orang. Derjov sedikitnya tidak sadar dengan apa yang dia dilakukan.

Suasana klub malam itu menjadi tegang, tak ada satupun dari mereka yang menjawab Derjov. Bahkan klub itu tidak akan berdiri tanpa campur tangannya. Dia sangat disegani.

Sementara Kirei masih menangis, kemudian memberontak dalam dekapannya. "Dia putus denganku tanpa alasan! Aku benci! Aku benci dia!" Kakinya menendang kursi yang dia banting tadi.

"T-tuan Khlenzio, dia siapa Anda? Maafkan saya karena telah bersikap kasar padanya, tapi dia telah merusak fasilitas di sini," ucap manajer klub itu.

Derjov menatapnya jengah. "Aku bisa beli seratus kursi seperti itu jika kau mau."

Dengan sekuat tenaga akhirnya Kirei dapat melepaskan diri. "Kenapa kamu putusin aku! Brengsek!" Wanita itu semakin menjadi, merusak apa yang ada di dekatnya, dia sudah dikuasai alkohol.

"Astaga!" Manajer klub kembali cemas, barang-barangnya akan rusak.

"Aku akan mengganti semuanya, asal tidak ada media yang tahu tentang kejadian malam ini. Jika ada satu media saja yang memberitakan Kirei, kau akan tahu akibatnya," ucap Derjov ketus. Sepertinya dia masih memiliki sedikit akal sehat.

Derjov lantas melepas kemejanya, membuangnya sembarangan, kemudian menggendong Kirei dengan paksa ke ruangannya. Agar tidak menciptakan keributan lagi.

Kirei mengerang saat pantatnya mendarat kasar di atas ranjang. Mereka sampai di ruangan lain di lantai paling atas.

"Kamu siapa?!" Kirei terus saja menangis, "Apa kamu mantanku?! Kamu udah ninggalin aku! Kamu jahat!" Sedari tadi entah kenapa dia terus mengoceh tidak jelas tentang cintanya yang kandas.

Derjov malah mengukungnya, menahan pergerakan Kirei. Hari ini setelah melihat pesona wanita di bawahnya, dia lepas kendali. "Maaf, tapi sayangnya aku bukan pria bodoh yang akan meninggalkan wanita secantik dirimu."

"Apa kamu baru saja menggodaku?" Kirei memberontak, pipinya sudah memerah sampai telinga.

Derjov benar-benar hilang akal, dia kemudian mengecup leher jenjang milik Kirei. "Namaku Derjovzier Khlenzio, dan aku akan bertanggung jawab atas apapun yang akan aku lakukan malam ini."

Pria itu menggigit kecil leher wanita itu hingga timbul warna kemerahan yang sangat jelas. Kirei bahkan tidak sanggup menahan lenguhan kecil yang keluar dari bibirnya. Derjov telah menandainya, Kirei adalah miliknya. Bukankah begitu cara mainnya?

"Derjov? Siapa yang menyuruhmu membawaku ke ranjang?" Kirei berhenti memberontak, satu afeksi berhasil memancing gairahnya, lantas mengalungkan tangannya di leher pria yang baru dia kenal itu.

"Aku sedang minta izin..." Derjov membelai pipi wanitanya. Sepasang manik indah itu telah mencuri seluruh dunianya. "Maaf sepertinya aku minum terlalu banyak."

"Sepertinya kamu telah membuatku gila, Tuan Derjovzier. Aku tidak mengerti dengan keadaanku saat ini, kenapa aku merasa... aku ingin melakukannya..." Suara Kirei semakin lirih, terdengar menggoda di telinga Derjov.

Alkohol telah membuat mereka jadi gila.

Derjov tersenyum, "Aku anggap kamu mengizinkan."

***

Derjov terdiam, masih mengingat dengan jelas kejadian malam itu. Saat dirinya dan Kirei saling berbagi kasih, melepaskan semua beban yang mereka rasakan, tanpa memikirkan akibat yang akan ditimbulkan dari hasrat liar mereka.

"Sampai sekarang aku tidak ingat mantannya yang mana yang Kirei maksud," Hezie tampak penasaran.

"Aku juga tidak tahu. Aku benar-benar tidak sadar melakukan itu," sedikit rasa bersalah masih hinggap di hati Derjov. "Itu pengalaman pertamaku. Kirei membuatku hilang kendali. Pertama kali melihatnya, aku sudah merasakan sesuatu yang berbeda."

Hezie mengangguk paham.

"Aku akan menceritakan semuanya padamu Kak," ucap Derjov lantas kembali meneguk champagne.

Wanita itu tersenyum. "Aku akan mendengarkan semuanya."

"Aku akan melanjutkan ceritanya."

TBC

Can You Love Me? .endUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum