20. Flashback, waiting baby

54 5 0
                                    

Derjov kembali datang ke rumah Kirei pagi-pagi buta. Dia selalu menyambut pagi wanita itu dengan senyuman meski dihadiahi tatapan sinis. Ini sudah lima hari sejak Kirei tahu bahwa dirinya tengah mengandung.

"Kenapa kamu selalu merusak pagiku Derjovzier?" tanya Kirei sembari merapikan pakaiannya di dalam lemari. Dia mungkin masih mempertahankan bayinya, tapi rasa bencinya pada Derjov masih belum hilang.

Derjov yang tertegun mendengar pertanyaan Kirei hanya bisa tersenyum canggung. "Maaf, hari ini aku ingin membicarakan tentang pernikahan-"

"Tidak ada yang akan menikah."

"Tapi Rei, kita sudah membicarakan ini kemarin malam kan? Orang tuamu bahkan ingin kita segera menikah."

"Tapi aku tidak ingin menikah." Kirei menarik kursi riasnya dengan kasar, kemudian duduk sambil menatap bayangannya di cermin yang tampak tertekan.

"Baiklah, yang penting semalam aku sudah mengatakan semua konsekuensinya Bianca Kirei."

Kirei menggelengkan kepala jengah. "Apa kamu terobsesi padaku sampai memaksa begini? Harusnya kamu malu Tuan Derjovzier. Kamu orang yang sempurna, punya segalanya, dan aku jelas-jelas sudah punya pacar, lalu kenapa kamu masih terus mengejarku?"

Derjov merotasi bola matanya.

Kirei menghela napas berat. "Hanya kamu yang bahagia dengan pernikahan ini. Aku tidak bahagia Derjov. Aku sudah menolakmu berkali-kali, aku tidak mau menikah denganmu. Kenapa kau tidak mengerti?"

Derjov bahkan belum sepenuhnya mencintai Kirei, tidak mungkin dia terobsesi pada wanita itu. Kirei jelas sangat jauh dari bayangan istri idaman bagi Derjovzier. Tapi dia merasa dunianya sudah berhenti di titik itu. Dia tidak bisa keluar dari zona ini.

Derjov sudah berpikir dia benar-benar harus menikahi Kirei. Ini bukan lagi soal tanggung jawab, tapi keharusan, karena bagaimana pun anaknya berada dalam rahim wanita itu.

Sekali lagi, bahkan meski Kirei menolak. Pernikahan akan tetap terjadi sesuai keinginan Derjov.

"Kamu akan tetap menikah denganku Rei."

Apa sekarang Derjov sudah mulai gila?

Dia masih pada keyakinan bahwa Kirei perlahan juga akan menerimanya, apalagi Derjov adalah Ayah dari bayinya. Derjov masih yakin hati Kirei cukup besar untuk membiarkannya memiliki tempat di sana.

Dan tentang Guelzio, dia sudah tidak menampakkan batang hidungnya lagi setelah malam itu. Entah di mana dia. Guelzio bisa datang kapan saja untuk mengacaukan rencana Derjov.

Tiba-tiba saja Kirei merasa mual. Ini normal saat dia sedang hamil muda. Tapi sungguh rasanya tidak enak, kakinya terasa kehilangan tenaga. Derjov yang memperhatikannya, memegangi Kirei agar tidak jatuh.

"Rei? Kamu gapapa?" Derjov merasa khawatir.

Kirei menggeleng sebagai jawaban.

"Kamu mual? Aku antar ke kamar mandi ya?" Derjov dengan hati-hati menuntunnya ke kamar mandi.

"Enggak Jov, lepas. Aku bisa sendiri." Kirei menepis tangan pria itu kemudian masuk dengan tergesa-gesa ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya dari dalam.

"Rei?!" Derjov hanya bisa mendengar suara Kirei yang sedang muntah dari luar kamar mandi. Dia menekan pelipisnya agar berhenti untuk terlalu khawatir. "Rei? Hati-hati jangan sampai kamu terpeleset!"

Can You Love Me? .endHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin