26. Hope that never dies

48 3 0
                                    

"Ah kalian sangat berisik," ucap Hezie sambil mendengus, sembari menarik lengan Derjov agar mendekat.

"Masih sama galaknya." Jino menggeleng malas, memilih untuk membuka komiknya.

"Kenapa tiba-tiba Jevian....? Ini aneh," Derjov sangat penasaran.

Guelzio memilih untuk menyimak, lantas membuka kaleng minumannya, meneguknya pelan. Sekecil apa pun celahnya, dia tidak akan membiarkan Derjov menemukan Kirei.

Untung saja tadi pagi Derjov segera meminta bantuan Hezie untuk menyelidiki Jevian sekalian mengabari jika Kirei pergi dari rumah. Hezie pasti akan sangat membantu dalam pencarian Kirei. Dia punya banyak koneksi.

"Pertama-tama, kenapa kamu ada di sini Jov? Kita harus mencari Kirei, siapa tahu dia belum pergi dari kota ini."

"Kakak pikir aku diam saja? Aku sudah menyebarkan bodyguard ke mana-mana untuk mencari Kirei bahkan dengan iming-iming imbalan yang besar. Kakak mau aku memanggil seorang detektif?" Derjov mengalihkan pandangannya.

Hezie mengangguk puas. "Oh ya, suratnya sudah ku baca, kemungkinan dia pergi setelah membuat kesalahan yang besar."

Guelzio yang mendengarnya menelan ludah.

Derjov berdecak, dari dulu Kirei sudah sering membuat kesalahan besar atau pun kecil. Lalu, kenapa sekarang dia sampai pergi? Kenapa saat Derjov sudah berterus terang akan perasaannya, Kirei malah pergi?

Kenapa, kenapa, dan kenapa?

Apa Kirei memang pergi karena sakit hati setelah putus dengan Guelzio? Derjov sudah tidak bisa berpikir lurus.

"Lalu Jevian?"

"Dia sudah mati, aku mendengar kabar itu dari Gerald. Kebetulan dia sedang menyelami perusahaan Ayah Jevian, kasus ini ditutup rapat dari media. Aku sempat kagum dengan kerja asistenmu yang cekatan itu."

Derjov masih tidak percaya, baru seminggu yang lalu dia minta agar Jevian musnah dari peradaban. Dan terkabul secepat ini? Derjov justru senang. Tapi ini juga tidak bagus karena dia tidak akan tahu apa yang terjadi sampai Kirei berubah jadi lebih diam setelah pergi dengan pria itu.

"Lalu bagaimana itu bisa terjadi?" Derjov hanya ingin memastikan kabar itu benar.

"Dia bunuh diri. Aku dengar dia menolak perjodohan dan kabur dari rumah entah ke mana. Mungkin ke rumahmu saat itu. Lalu dia ditemukan beberapa hari kemudian di apartemennya di pusat Kota, ada obat-obatan terlarang juga. Mungkin dia overdosis atau keracunan," jelas Hezie.

"Setelah keluar bersamanya malam itu Kirei jadi aneh, sebenarnya apa yang terjadi?" Derjov menghela napas. "Tapi bisa jadi jenazahnya itu palsu, lalu sebenarnya dia pergi membawa Kirei kabur. Aku tahu pria licik itu menyukai istriku."

Guelzio yang mendengarnya hampir tersedak. "A-apa?" lirihnya. Jadi Jevian menyukai Kirei? Dia terkejut karena baru mengetahuinya. "Jov, Jevian benar-benar sudah mati."

Derjov menoleh, menyipitkan matanya. "Tadi kau bilang kau tidak mengenalnya, lalu kenapa kau yakin dia sudah mati? Apa sebenarnya kau sudah tahu lebih dulu tentang hal ini?"

Guelzio tidak sadar jika dia keceplosan. "Eh, kau yang bodoh. Bagaimana mungkin jenazah bisa palsu? Jika wajahnya hancur mungkin bisa, tapi dia overdosis."

"Lebih baik kau diam, Guelzio!"

Guelzio mendengus, lantas menghampiri dua orang itu. "Aku juga akan mencari Kirei." Padahal niatnya hanya ingin membuat Derjov tersesat.

Can You Love Me? .endWhere stories live. Discover now