19. Flashback, explain

64 7 2
                                    

Jalanan komplek terlihat sepi, lampu jalan menjadi satu-satunya sumber pencahayaan di sana. Entah kenapa Guelzio ingin bertemu dengan Derjov malam-malam begini. Dan kenapa tidak di restoran atau di tempat yang lebih nyaman? Namun setelah mendengar cerita Guelzio panjang lebar, Derjov mengerti.

"Jadi, Kirei hamil?" Dia diam sejenak, "Karena itu kau ingin bertemu denganku malam-malam begini, Guelzio?"

Derjov menghela napas panjang. Mengetahui bahwa Kirei sedang mengandung anaknya adalah kabar yang membahagiakan. Tapi kenyataan bahwa Guelzio sudah berpacaran dengan Kirei membuatnya kecewa.

Padahal Derjov sudah sepakat dengan orang tua Kirei bahwa putrinya itu tidak boleh menjalin hubungan dengan siapa pun selama waktu yang telah ditentukan. Meski dia tahu bagaimana sifat Kirei yang keras kepala, tetap saja Derjov merasa kesal.

"Kirei sudah menceritakan semua yang terjadi di antara kalian. Aku adalah kekasihnya sekarang, jadi kau tidak perlu memikirkannya dan menjauhlah darinya. Karena dirimu, hal buruk ini terjadi padanya dan entah bagaimana cara dia melalui semua ini."

"Sialan, anakku bukan hal yang buruk." Derjov menatap lawan bicaranya dengan tajam.

"Kirei hanya mencintaiku, dia tidak akan mau denganmu. Dan ya, sepertinya dia juga tidak ingin mengandung bayi itu, aku sebenarnya kasihan padamu." Guelzio tersenyum miris.

Derjov menelan ludahnya, yang dikatakan Guelzio bisa ada benarnya. "Aku tidak akan meninggalkan anakku bersama orang yang menganggapnya hal buruk." Dia menunjuk Guelzio dengan jari telunjuknya. "Aku akan bersama anakku, dan aku akan memastikan dia lahir ke dunia ini."

"Ck, anak? Aku tidak akan membiarkan karir Kirei hancur karena masalah yang kau sebabkan."

Derjov mendengus. "Kau itu hanya kekasihnya, itu pun backstreet. Memangnya apa yang bisa dilakukan seorang idol sepertimu?"

Guelzio mulai habis kesabaran, lantas menarik kerah Derjov. "Berani-beraninya kau-"

"Hey, tenanglah. Jangan marah begitu. Kau tidak akan bisa melakukan apa-apa Guelzio," sela Derjov sembari menepis tangan Guelzio dengan kasar. "Yang sedang dia kandung itu adalah anakku. Sebesar apa pun rasa benci Kirei padaku, dia adalah seorang Ibu, dia tidak akan mampu menghabisi anaknya sendiri."

Guelzio terdiam cukup lama, matanya menatap lurus dengan raut keresahan yang jelas. "Kirei hanya mencintaiku," ucapnya dengan penuh penekanan.

"Apa kau tidak tahu aku ini siapa? Aku tidak bisa dengan mudah kau jatuhkan." Derjov merapikan kemejanya, lalu berjalan melewati Guelzio yang berdiri di hadapannya.

"Apa maksudmu?" Guelzio menoleh, matanya memancarkan api kebencian. "Siapa pun dirimu, Kirei hanya mencintaiku. Tidak ada yang lebih penting dari itu dalam sebuah hubungan."

Derjov berhenti, menatap langit malam dengan bahagia. Tentu saja, karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang Ayah. "Iya."

Derjov memasang ekspresi datar. "Tapi aku akan tetap membawa Kirei bersamaku. Tidak peduli kau kekasihnya atau Kirei hanya mencintaimu. Yang aku tahu sekarang, dia sedang mengandung anakku, pewarisku."

Senyuman terpatri di wajah tampan Derjovzier, seakan Guelzio yang datang padanya dengan segala ancaman itu hanyalah krikil yang bisa dengan mudah dia singkirkan.

"Pewaris?" Guelzio benar-benar menahan dirinya agar tidak meledakkan amarah. Tangannya sudah mengepal kuat. "Kau tidak akan bisa memaksa Kirei."

Mau bagaimana pun, Guelzio hanya seorang pemuda yang baru saja jatuh cinta, lalu dipatahkan begitu saja.

"Aku mengerti ini tidak mudah untukmu. Tapi pikirkan ini Guel, kau sendiri juga seorang penyanyi yang seharusnya tidak boleh menjalin hubungan percintaan. Apalagi di usiamu saat ini." Derjov berbalik, memperhatikan pemuda itu. "Sementara hal seperti ini pasti akan terungkap cepat atau lambat. Jalan terbaiknya adalah, agar publik tidak berpikir bahwa Kirei hamil sebelum menikah, maka dia harus segera menikah secepatnya."

Can You Love Me? .endWhere stories live. Discover now