09. Don't set me up

Start from the beginning
                                    

"Ah iya, pesta pertemuan itu. Apa perusahaan Andrew akan datang juga ke acara itu?" Derjov iseng menanyakan tentang perusahaan Ayah Jevian, dia sudah cukup menggali informasi.

"Tentu Tuan, perusahaan mereka cukup berkembang pesat."

"Apa akan lucu jika aku meratakan perusahaan itu sekali jentikan jari?" Derjov menarik sudut bibirnya.

"Wow, tidak Tuan. Perusahaan mereka cukup besar untuk anda jatuhkan sekali jentik. Jika Anda mulai kembali meningkatkan perusahaan Khlenzio, Anda bisa menjadi orang paling kaya di negara ini. Mereka sebentar lagi akan menyusul perusahaan Anda."

Derjov tertawa setengah kesal mendengar ucapan asistennya. "Kau takut dengan mereka? Ya baiklah, aku akan segera pergi bekerja, tapi setelah pemuda licik itu jauh dari hidupku."

Yang benar saja, Derjov tidak akan pernah meninggalkan bedebah seperti Jevian berdua saja di rumahnya dengan Kirei sementara dia harus pergi bekerja.

"Apa maksud Anda Tuan? Apa Anda kedatangan peneror atau semacamnya?"

"Lupakan saja aku mau tidur siang."

"Jika ada yang menggangu keluarga Anda, langsung beritahu saya. Saya mungkin bisa membantu membereskannya Tuan."

Derjov meringis, entah sejak kapan dia merasa berada di sekeliling psikopat. Istrinya saja sudah cukup menyeramkan, meski kadang ucapannya sendiri seperti pedagang pasar gelap.

"Tidak perlu, oh iya apa aku harus naik Limosin ke acara kecil itu?"

Limosin? Tidak buruk juga, Derjov membatin.

Panggilan terputus setelah Gerald mengiyakan perintah bosnya. Derjov duduk di kursi ruang kerjanya dengan nyaman. Tubuhnya agak pegal setelah membaca enam buku tebal tentang bisnis dari pagi. Satu buku sisanya berjudul, 'Tips-tips mengungkapkan perasaan pada lawan jenis'.

Kirei tiba-tiba masuk ke ruangannya, berdiri di depan pria itu. "Kamu lagi apa?"

Padahal Derjov baru akan memejamkan mata, ingin tidur di siang yang panas. Sejak kedatangan Jevian, istana ber-AC ini terasa seperti neraka. "Kamu yang lagi apa? Kamu sibuk sendiri." Kening Derjov terlipat.

"Aku baru aja ditraktir es krim karena Jevian kalah taruhan. Aku emang jago main game," ucap Kirei sombong sembari duduk di kursi berhadapan dengan suaminya.

"Kamu tadi keluar?"

Kirei mengangguk.

"Pakai celana pendek itu?" Derjov menepuk dahinya, "Bahkan saat duduk pahamu kelihatan Rei!"

"Biarin aja aku malas ganti," Kirei mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa kamu nggak pernah dengerin aku?" Derjov berdiri, kesal karena Kirei selalu bersenang-senang tanpa dirinya. Entah kenapa kesabarannya sudah habis, hari ini terlalu banyak hal yang membuatnya kesal.

"Kenapa aku harus dengerin kamu?" Kirei ikut berdiri.

"Aku ini khawatir sama kamu! Jevian tawar sama alkohol, dia beneran mau melecehkan kamu malam itu. Jangan percaya sama dia!"

"Dia itu sahabatku Jov, aku kenal dia sebelum aku kenal kamu!"

"Tapi kamu sekarang istriku, wajar aku kayak gini!"

"Guelzio aja gak keberatan, tolong kamu jangan berlebihan!" Kirei jadi ikut kesal.

"Guelzio Guelzio saja! AKU INI SUAMIMU REI!"

Ruangan itu lengang beberapa saat. Derjov kelepasan, emosinya meluap saat Kirei mulai membedakan dirinya dengan Guelzio.

Kirei terkejut, Derjov telah membentaknya. "Peraturannya, kamu tidak boleh ikut campur urusanku Derjovzier! JANGAN MENGATUR AKU HARUS MELAKUKAN APA!"

Derjov menghela napas. "Besok kamu harus pergi ke pertemuan, dan pria itu harus sudah pergi dari rumah ini."

"Enggak! Aku gak mau pergi ke acara membosankan itu, mending aku main game seharian atau minum alkohol lagi sama dia!"

Kirei ingin pergi, namun Derjov menahan lengannya. "Apa katamu?!"

"Kataku, JANGAN MENGATUR! KAMU MEMBOSANKAN JOV! DAN AKU SANGAT MEMBENCIMU!!"

Derjov membeku, netra mereka saling bertubrukan. Kirei tidak pernah semarah ini sebelumnya. "Hanya untuk membela temanmu yang biadab itu, kamu jadi seperti ini padaku Rei?"

Kirei menangis, menepis tangan Derjov dengan kasar. "Aku sudah lama memendam ini. Aku gak tahan harus berhubungan denganmu lagi. Kamu semakin mengaturku harus apa dan bagaimana, aku sangat membenci itu!"

Kirei mendorong Derjov agar menjauh darinya, kemudian berlari pergi meninggalkan ruangan. Sementara Derjov perlu beberapa menit untuk mencerna semua ini.

Apa cinta memang membuat orang menjadi lemah seperti ini? Derjov mengusap air matanya yang hampir menetes. Dia selalu kalah dengan Kirei, harusnya dia yang marah, kenapa jadi Kirei?

Wajar saja jika Derjov melarangnya menemui Jevian. Dia pria yang mencurigakan. Sayangnya Kirei yang sok pintar itu tidak percaya jika Jevian adalah pria yang ingin melecehkannya di klub saat itu. Derjov jadi frustasi sendiri dan malah dia yang terpojok.

"Kau bertengkar lagi dengan Kirei?"

Derjov mendongak. "Kak Hezie? Kenapa bisa ada di sini? Aku harus menyusul Kirei."

Hezie menahan lengannya, "Jangan."

TBC

Can You Love Me? .endWhere stories live. Discover now