XV. Spend Time With You

867 90 3
                                    

Aslan mengajak Alessia berkeliling pack naik sepeda. Menikmati semilir udara sejuk di pagi hari. Ditemani kicauan burung yang hinggap di dahan pohon, suara anjing menggonggong, dan kucing yang mengeong.

Alessia senang. Awalnya dia tidak menyangka Aslan mengajaknya berkeliling pack dengan menaiki sepeda. Aslan yang mengayuh sepeda dan Alessia duduk manis di belakangnya. Aslan bilang, dia memilih menaiki sepeda untuk berolahraga membakar kalori. Aslan sangat bersemangat.

Aslan menghentikan laju sepedanya. Alessia turun, matanya menatap takjub pemandangan di sekitarnya. Sebuah taman yang dipenuhi bunga-bunga tulip dengan berbagai warna dan ada pohon yang dahannya membentuk simbol hati, pohon yang Alessia lihat disalah satu foto dirinya yang bersama Aslan. Semerbak bau harum yang berasal dari bunga tulip menyegarkan indra penciuman. Di taman ini tidak ada bangku. Orang-orang duduk di atas rerumputan.

Alessia tidak henti-hentinya berdecak kagum. Dia bersama Aslan berdiri di hadapan pohon dengan dahan membentuk simbol hati tersebut. Taman ini sepi, mungkin karena masih pagi. Kata Aslan, taman ini akan ramai bila menjelang sore dan ketika malam hari. Taman ini bersebelahan dengan alun-alun pack.

Alun-alun pack berada di atas tanah luas yang sengaja dikosongkan sebagai pengingatan sejarah kelam yang pernah dialami oleh Meteor Pack. Hanya ada dua pohon cemara yang sampai hari ini masih hidup, yang menjadi saksi bisu kejadian tersebut. Sekitar dua ratus tahun yang lalu, terjadi peperangan saudara yang menimbulkan perpecahan. Kejadian ini terjadi karena sebagian warga menginginkan keluarga Hollans dan keturunannya tidak lagi menjabat sebagai Alpha. Selama hampir satu tahun, akhirnya keluarga Hollans menyatakan mundur dan mengaku bersalah atas perbuatan yang telah mereka lakukan, yang telah melukai hati werewolf Meteor Pack. Jabatan Alpha digantikan oleh keturunan keluarga Maccarios.

Setiap malam Sabtu dan Minggu alun-alun penuh sesak dipadati oleh para warga yang ingin menonton pertunjukan musik dan drama. Alun-alun juga dijadikan sebagai tempat para warga melatih kekuatan serigala mereka dan belajar mengendarai motor maupun mobil.

"Kenapa pohon ini, bentuknya bisa seperti ini?" Alessia mengamati lekat-lekat pohon di depannya.

Aslan memetik bunga berwarna merah yang ada pada pohon tersebut. "Ini pohon flamboyan. Pohon flamboyan itu besar dan rindang. Mustahil kalau pohon sebesar ini dapat menjadi seperti ini." Aslan memberikan bunga tersebut pada Alessia. "Tapi aku juga tidak tahu pasti. Mungkin ini ulahnya Shelly."

Alessia menoleh. "Shelly siapa?"

"Temanku, dia seorang penyihir. Waktu itu dia main ke sini dan entah sihir apa yang dia gunakan untuk mengubah pohon ini." Aslan menggeleng tidak habis pikir. Shelly ialah penyihir yang agak nyentrik dan memiliki pemikiran yang unik.

Alessia mengulas senyuman lebar. "Aku ingin berfoto di sini." Alessia mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Dia dibelikan ponsel baru oleh Aslan. Bukan hanya ponsel, bahkan Aslan juga membelikan Alessia baju dan sepatu baru. Karena baju dan sepatu yang lama sudah tidak dapat dipakai. Alessia sekarang bertambah tinggi sekitar lima sentimeter dan untuk berat badannya masih tetap sama.

Alessia asik berfoto selfie dan tidak lupa berfoto juga dengan Aslan. Alessia juga memfoto indahnya taman ini. Sedang asik berbincang dengan Aslan, ada anjing kecil menggonggong ke arah mereka.

Alessia mendekati anjing tersebut. "Wah, ada anjing kecil. Lucu sekali." Alessia mengelus kepala anjing yang memiliki bulu lebat berwarna putih itu. Anjing itu langsung terdiam, menikmati elusan Alessia. "Anjing siapa ini?"

You Are Mine, My Luna (TAMAT)Where stories live. Discover now