XLVI. Boom!

1.1K 41 3
                                    

Bab ini terdiri dari 4464 kata.
*

Kabar tentang Brownie dan anak buahnya yang menyerang pack, telah tersebar dikalangan warga Meteor Pack. Para warga kompak mengunci pintu dan bersembunyi dalam rumah. Restoran, kafe, mal, dan tempat wisata ditutup demi keamanan. Tidak ada warga yang berkeliaran di jalanan, mereka menyerahkan segala permasalahan pada para petinggi pack dan warrior.

Beberapa warrior ditugaskan untuk mengawasi gerak-gerik musuh atau orang mencurigakan. Jangan sampai ada musuh yang keluar dari arena alun-alun yang kini dijadikan sebagai tempat pertarungan.

Meskipun Darius hanya mengandalkan satu matanya, tetapi itu tidak membuatnya kesulitan untuk mencabik-cabik kulit Brownie. Gin yang merupakan serigala Darius, bergerak lincah menerjang dan menghindar dari serangan Ben, serigala Brownie. Meskipun Darius sudah berumur ratusan tahun dan Brownie baru puluhan tahun, tetapi pertarungan mereka tampaknya hasilnya seimbang. Darius dan Gin seperti tidak memiliki rasa lelah, tulang-tulang mereka tetap kuat dan kokoh. Brownie telah salah menilai ayahnya Aslan itu. Brownie tidak boleh meremehkan kekuatan Darius. Sudah bukan rahasia umum, keluarga Maccarios ditakuti karena memiliki serigala yang kuat dan stamina yang membuat mereka tidak kenal lelah.

Hidung Ben berkedut, luka membentang di sepanjang garis hidungnya. Pedih. Ben merasa harga dirinya terkoyak, kalau-kalau dia kalah melawan Gin. Masa dia kalah sama bapak-bapak? Jiwa anak mudanya membara.

"Ben, tenangkan dirimu. Jangan gegabah." Brownie mengingatkan serigalanya itu. Ben mengambil ancang-ancang untuk kembali bertarung dengan Gin.

Sejujurnya Darius dan Gin merasa lelah. Tenaga anak muda memang berbeda dengan orang yang sudah tua sepertinya. Mereka berdua tidak mau menyerah, target mereka bukan untuk membunuh Brownie, hanya melumpuhkan dan memberi efek jera. Brownie terlihat meremehkan mereka, mentang-mentang bekerjasama dengan penyihir. Jejeran penyihir hitam yang berdiri di atas tembok gerbang itu terus-menerus menyalurkan tenaga dan menyembuhkan Brownie dan anak buahnya. Kalau dibiarkan, mereka yang akan mati karena kehabisan darah. Ini merugikan. Brownie curang dan licik.

Dean tidak dapat fokus melawan para rogue. Mata Dean tidak pernah lepas dari Darius dan Brownie. Kalau terjadi sesuatu pada Darius, Dean akan segera membantu. Dean diberi amanat oleh Aslan untuk menjaga pack dan Darius. Dean tidak merasa terbebani dengan amanat itu, justru dia senang. Berarti Aslan percaya padanya.

Brava mengendus aroma menyengat, dia sekilas melihat dua penyihir yang berdiri di tembok gerbang melemparkan bola-bola berwarna hitam ke beberapa arah. Brava tidak tahu bola itu mengandung mantra apa, tetapi Brava merasakan energi yang amat kuat dari bola-bola itu. Semoga dugaannya salah, semoga itu hanyalah bagian dari kekhawatirannya.

"Alpha." Joe, serigala Johan menusukkan kuku-kukunya ke perut rogue yang menuju ke arah Brava. "Jangan melamun!"

Bram, serigala Brava itu membelalakkan mata terkejut melihat rogue berbulu warna hitam tumbang tepat di hadapannya. "Maaf, maaf."

Joe menggeleng, tidak biasanya Alpha-nya itu lengah. Joe kembali menyerang rogue-rogue yang tiada habisnya, sebab mereka mendapatkan suplai tenaga dari para penyihir. Satu-satunya jalan supaya peperangan ini cepat berakhir ialah membunuh para penyihir hitam itu.

"Aku punya ide." Joe mendekati Alec-serigala Dean-yang sibuk menginjak-injak rogue yang baru saja dia kalahkan. Alec kesal karena para rogue yang sekarat dapat sembuh dengan cepat berkat para penyihir.

You Are Mine, My Luna (TAMAT)Where stories live. Discover now