VII. Siapa?

1.9K 147 1
                                    

Wanita itu melangkah riang dengan bertelanjang kaki. Mengenakan gaun berwarna biru yang kontras dengan warna matanya, gaunnya seperti yang dikenakan Cinderella saat datang ke acara pesta dansa dan bertemu seorang pangeran tampan.

Pasti semua kaum hawa menginginkan seperti Cinderella. Bertemu dengan seorang pangeran tampan yang tidak memandang status dan sangat mencintainya. Kemudian hidup bahagia selamanya.

Namun, kehidupan tidaklah seindah itu. Sebelum hidup bahagia di istana bersama pangeran. Cinderella hidup menderita dengan dijadikan budak dan diperlakukan buruk oleh ibu tiri dan kedua saudari tirinya.

Apakah harus melewati masa-masa sulit terlebih dahulu, baru akan menemukan kebahagiaan?

Keberhasilan dalam melewati masa sulit, membuat kita dapat lebih menghargai kebahagiaan yang kita rasakan sekarang.

Tidak semua keinginan dapat diraih dengan mudah, pasti ada proses yang mengawali kesuksesan itu.

Wanita itu merebahkan badannya di atas rerumputan di bawah pohon pinus. Dia tertawa bahagia ketika tiga ekor burung kenari hinggap di telapak tangannya yang menengadah. Burung-burung dengan aneka warna tersebut mematuk-matuk tangan wanita itu untuk memakan butiran jagung.

Binatang-binatang penghuni hutan lainnya melewatinya begitu saja. Secara tidak terduga, dua kuda berwarna putih dan cokelat berjalan mendekatinya.

Kuda berwarna putih tiba-tiba merunduk, menekuk kaki depannya seraya menatap wanita itu, seolah mengatakan bahwa dia akan mengajak wanita itu untuk mengelilingi hutan.

Wanita itu menghampiri kuda putih dengan sedikit ragu. Dia menaiki punggung kuda tersebut. Dia terpekik kaget ketika kuda berdiri dan melangkah pelan.

Kuda putih membawa wanita itu semakin dalam ke hutan. Beberapa kali gaun biru yang dia kenakan ditarik-tarik oleh kawanan monyet putih yang mungkin ingin mengajaknya bermain. Bahkan ada monyet kecil yang bertengger di atas kepalanya, mengacak-acak surai cokelatnya. Dia tertawa riang, dia tidak peduli dengan penampilannya yang pasti sangat berantakan.

Terdapat banyak pohon rindang yang menjadi rumah bagi tupai, tempat burung dan tawon membuat sarang, dan tempat favorit ular untuk bergelayut manja di batang pohon.
Dia menyipitkan matanya, sepertinya ada manusia lain selain dirinya di sini. Ada tiga orang manusia yang samar-samar tertangkap oleh indra penglihatannya.

Dia mengulum senyuman. Dia akan mengajak ketiga manusia itu mengobrol dan siapa tahu mereka mau menjadi temannya?

Kuda putih terus berjalan lurus, tidak pernah sekalipun berbelok. Wanita bergaun biru itu heran, apa jangan-jangan kuda yang dia naiki adalah robot? Yang telah diatur hanya dapat berjalan lurus?

Monyet kecil yang sedari tadi berada di kepala wanita itu meloncat turun dan memanjat pohon pisang. Dia terkekeh, monyet kecil mengambil pisang dan memakannya dengan nikmat.

Kuda putih berhenti melangkah. Wanita itu memandang ke depan, ternyata tiga orang yang dia lihat dari kejauhan tadi adalah seorang wanita. Dia tersenyum senang, jika wanita akan lebih mudah untuk diajak mengobrol.

Kuda itu menekuk kedua kaki depannya. Wanita itu turun dengan hati-hati. Tidak lupa dia mengangkat gaun birunya sedikit ke atas, agar kakinya tidak menginjak ujung gaun.

You Are Mine, My Luna (TAMAT)Where stories live. Discover now