Alaric Reynand Abraham

6.2K 666 16
                                    

"jangan nilai gue dari katanya, karena itu semua belum tentu benar," Alaric Reynand Abraham

(っ˘з(˘⌣˘ )

Seorang pria sedang berjalan dengan langkah gontai memasuki sebuah rumah besar yang ada di depannya. Rumah yang penuh dengan kenangan yang begitu pahit bagi pria itu.

Saat pintu itu terbuka, dia dapat melihat seorang pria paruh baya sedang duduk sendirian di ruang tamu. Pria itu terlihat sangat sibuk dengan berkas-berkas yang ada di tangannya itu.

"Aku pulang," ujar cowok itu pelan sambil duduk di samping pria paruh baya itu.

Pria paruh baya tadi yang sebelumnya sibuk dengan pekerjaannya, menoleh ke samping. Setelah itu terbit senyuman hangat di wajah pria itu.

"Udah makan?" tanya pria itu kepada sang anak.

"Belum, makan sama Ayah aja yuk," jawab cowok itu sambil tersenyum tipis.

"Ya udah, yuk kita makan malam," ajak sang ayah sambil berjalan menuju meja makan bersama putra semata wayangnya itu.

"Ayah kenapa nggak kerja di ruang kerja?" tanya cowok itu yang tak lain adalah Alaric.

"Ayah nunggu kamu," jawab pria paruh baya itu lagi.

"Hahaha ngapain harus di tunggu Ayah, aku bukan anak kecil lagi," kekeh Alaric mendengar jawaban sang ayah.

Beginilah Alaric jika dia sudah berada di rumahnya. Mungkin rumah ini memang penuh dengan kenangan buruk, tapi itu dulu waktu wanita itu masih berada di sini. Sekarang wanita tidak tau diri itu sudah tidak ada di sini, hanya ada sang ayah yang begitu dia sayangi.

"Ntar di bilang Ayah lupa anak sendiri lagi," jawab Albert sambil menatap jahil putranya itu.

"Dih nggak ya Yah," jawab Alaric sedikit kesal.

"Tuh kan kesal," ledek pria itu lagi.

"Udah ah, aku mau makan," kata cowok itu mengalihkan pembicaraan.

Sedangkan Albert hanya terkekeh pelan dengan kelakuan putranya itu. Hanya Alaric yang dia punya, sedangkan keluarganya berada di LA. Ya, Albert berada di Indonesia karena dia menikahi seorang wanita Indonesia, tapi sekarang wanita itu mungkin sudah bahagia dengan keluarga barunya.

Biarlah, Albert tidak peduli, setidaknya dia masih memiliki Alaric. Dia bersyukur putranya tidak membencinya, setidaknya dia masih bisa berbagi keluh kesah bersama putra kesayangannya ini.

"Minggu depan Ayah mau pulang ke LA," ucap Albert dan membuat Alaric menghentikan kunyahan nya.

"Ngapain?" tanya pria itu sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Ayah hanya merindukan nenek kamu, kamu mau ikut?" tanya pria paruh baya itu kepada putranya.

"Nggak ah, aku belum libur juga," jawab Alaric cuek sambil kembali memakan makanannya.

"Oke, baik lah. Selama Ayah di LA, kamu tinggal di apartemen aja," saran Albert kepada putra tunggalnya itu.

"Hmm," gumam cowok itu karena mulutnya yang berisi makanan.

"Jangan aneh-aneh kamu, jangan balapan, jangan tauran, jangan minum-minum, jangan pake barang haram. Ayah lagi diluar negeri, nanti kalo kamu dalam masalah siapa yang akan bantu kamu," cerocos pria paruh baya tersebut menasehati anaknya.

"Iya Ayah iya, tapi kalo Ayah sudah di sini boleh kan?" tanya Alaric sambil tersenyum manis.

Albert yang melihat hal itu bergidik ngeri, dia jijik sendiri melihat senyuman sok manis dari Alaric.

STM Love Story' (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang