Hukuman

6.2K 695 13
                                    

"jangan kebanyakan gombal, kalo nggak mau tanggung jawab di saat anak orang baper." Agatha Farica Anderson.

(☆▽☆)(☆▽☆)

Seorang gadis terlihat berjalan celingak-celinguk di sepanjang koridor sekolah. Di sepanjang koridor banyak yang menyapa dan melayangkan rayuan kepada gadis manis itu. Tapi reaksi gadis cantik itu hanya datar dan biasa saja, dia paling benci dengan pria seperti itu.

"Ck! kemana sih itu bocah," gerutu gadis manis itu kesal.

"Oooh ayo lah, gue lapar anjir tapi ini bocah kemana coba," kesal gadis itu sambil berusaha menghubungi sahabatnya.

Saat gadis itu melewati lapangan basket, gadis itu dapat melihat Kedua sahabatnya sedang berdiri di tengah-tengah lapangan itu. Padahal saat itu cuaca begitu terik.

"Ngapain jadi patung di situ sih goblok," gumam gadis itu kesal sambil berjalan menyusul kedua sahabatnya itu.

"Lo berdua ngapain jadi patung di sini pea," semprot gadis itu kesal.

"Lo ngapain kesini?" tanya salah satu cowok itu.

"Gue seharusnya yang nanya, kenapa lo berdua jadi patung di sini. Lo kagak liat itu matahari terik banget," semprot gadis cantik itu setengah berteriak, dan berhasil membuat ketiganya menjadi pusat perhatian.

"Nggak usah teriak-teriak Tha," tegur Angga pelan kepada sahabatnya yang cantik tapi galak itu.

"Gimana gue nggak teriak-teriak, lo berdua liat ini terik banget dan lo malah Kel orang begok di sini," jawab Agatha marah.

"Kita di hukum," jawab Fahri yang semakin membuat perempuan itu marah.

"Siapa?"

"Adam."

"Ck! udah, lo berdua ikut gue ke kantin," putus gadis itu final sambil menarik tangan kedua sahabat kesayangannya itu menuju kantin.

"Tha, nanti hukuman kita di tambah, dan lo mungkin juga bisa di hukum," jelas Angga mencoba menghentikan sahabatnya itu.

"Dan gue nggak peduli, kalo di hukum tinggal jalanin aja," celetuk gadis itu enteng dengan menarik tangan Angga dan Fahri di sepanjang koridor.

"Lo tau di mana kantinnya?" tanya Fahri saat melihat sahabatnya itu begitu mengenali sekolah baru mereka itu.

"Nggak, pake insting gue aja. Gue kalo lapar gampang nemuin tempat makan," jawab gadis itu sambil cengengesan.

"Tukang makan," gumam Angga pelan.

"Biarin."

Ketiganya terus berjalan menuju kantin dengan tenangnya, mereka tidak mempedulikan tatapan dari beberapa siswa yang terlihat agak aneh.

"Parah, kalo sampe Alaric sama Adam tau bisa dalam masalah itu ketiganya," ucap salah satu pria yang melihat ketiga remaja itu.

"Benar banget, Alaric paling nggak suka kalo ada yang bantah perintahnya," jawab pria lainnya.

"Gue tebak bentar lagi ini STM bakalan rame," ucap pria itu lagi dan mendapat anggukan dari kedua temannya.

Agatha mendengar semua itu, dia tidak tuli. Tapi gadis itu tidak peduli, jika cowok angkuh itu berani menyakiti kedua sahabatnya, maka siap-siap saja adu jotos dengan dirinya. Selama beberapa tahun belakangan ini hanya kedua cowok itulah yang menjaganya.

Sedangkan di sisi lain, seorang cowok yang tadinya begitu menikmati makanannya kini berubah menatap tajam tiga orang yang baru saja memasuki kantin. Tangan pria itu pun menggenggam sendok itu dengan sangat kuat.

STM Love Story' (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang