Adam yang melihat kelakuan gadis itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Baru pertama kalinya dia menekankan gadis seunik itu.

"Unik tuh cewek, gue embat ah," celetuk Cecep sambil menyusul Agatha kelapangan.

"Gue tebak dia nggak akan mau sama lo!!!" teriak Bambang keras.

Sedangkan Agus dan Adam hanya menggelengkan kepala mereka pelan. Setelah itu kedua cowok itu berjalan menuju lapangan.

"Untung cewek gue nggak gitu," kata Agus pelan.

"Iya in yang udah punya pacar," jawab Adam jengah.

"Tapi itu cewek mirip seseorang yang pernah kita kenal baik, tapi gue lupa. Coba deh lo perhatiin wajahnya," ucap Adam yang mengundang gelak tawa dari Agus.

"Hahaha aneh-aneh aja lo, kan kita emang pernah liat itu cewek di mall pea," jawab pria itu sambil menepuk pelan pundak Adam.

"Masa sih, tapi gue beneran kek nggak asing sama wajahnya," batin cowok itu.

Adam berusaha untuk melupakan hal itu, mungkin saja dia salah orang. Karena tidak mungkin jika dia mengenal gadis itu sebelumnya.

Di lapangan, Angga dan Fahri sudah kembali di hukum oleh Alaric. Kedua cowok itu di suruh hormat ke tiang bendera selama 1 jam.

Agatha yang melihat hal itupun juga berdiri di samping kedua sahabatnya itu. Dia tidak mempedulikan tatapan tajam yang di layangkan oleh seorang pria kepada dirinya.

"Tha, lo nggak di hukum. Pergi sana," usir Fahri pelan.

"Nggak."

"Tha, liatin kita dari bawah pohon di sana aja. Kalo lo ngebantah gue laporin sama bokap lo," ancam Angga yang berhasil mendapatkan tendangan dari gadis itu.

"Kang ngancem," kesalnya sambil berjalan di bawah pohon yang di tunjuk oleh Angga tadi.

"Ck! Itu anak ya, kebangetan banget. Main tenang-tenang aja."

"Hahaha masih untung itu kaki lo yang di tendang, nggak adek kecil lo," kata Fahri sambil tertawa ngakak.

Sedangkan Angga hanya menatap temannya itu dengan kesal. Tapi, di balik itu semua dia juga agak lega karena gadis itu mau mengikuti perkataannya.

"Kalo Thata terus-menerus kek gini nggak nutup kemungkinan nanti Alaric ganggu itu bocah," ucap Fahri yang mendapat anggukan dari Angga.

"Lo bener banget, kita harus bisa ngendaliin itu bocah. Soalnya kalo dia dalam bahaya kita yang bakalan di mutilasi sama bapaknya."

"Bener banget, pokoknya kita harus bisa bikin dia nurut sama kita," kata Fahri lagi.

Di pinggir lapangan seorang gadis sedang menatap kedua sahabatnya itu dengan rasa bersalah. Andai saja tadi pagi dia tidak mencari gara-gara dengan cowok sialan tadi.

"Ekhem!" gadis itu mengabaikan suara itu, dia benar-benar tidak peduli dengan orang itu.

"Gue boleh duduk?" tanya orang itu lagi.

"Duduk aja," jawab gadis itu cuek.

"Gue mau nanya boleh?"

"Hmmmm."

"Bahasa Inggrisnya susu apa?" tanya cowok itu dan mendengarkan hal itu gadis manis itu sudah tau arah pembicaraan laki-laki tersebut.

"Milk."

"Kalo bayi?"

"Babi," jawab gadis manis itu dan berhasil mendapatkan ledekan dari teman-temannya.

Pria itu sudah memasang wajah masam karena di ledek oleh teman-temannya. Gadis di sampingnya ini begitu sombong.

"Sombong banget lo," ucap cowok itu sambil menarik tangan Agatha untuk berdiri.

"Ck! lepasin gue!" teriak gadis itu dan berhasil membuat dirinya menjadi pusat perhatian.

"Santai aja, nggak usah marah-marah gitu," ucap cowok itu lagi berusaha menyentuh pipi gadis itu, tapi berhasil ditepis dengan kasar oleh Agatha.

"Lepasin gue, atau lo bakalan nyesel," desis gadis manis itu dengan tajam.

"Hahaha apa yang bisa lo lakuin ha?" tanya laki-laki tadi sambil tertawa senang. Angga dan Fahri yang melihat hal itu pun menatap kasihan kearah cowok itu.

"Lo boleh tolong teman lo," ujar Alaric saat melihat kelakuan kakak kelasnya itu.

"Hahaha nggak usah bang, bentar lagi itu cowok juga kena batunya," jawab Fahri sambil bertos ria dengan temannya. Dan hal itu membuat Alaric mengerutkan keningnya heran.

"Lepasin gue," desis gadis itu lagi.

"Gue nggak mau gimana."

Agatha hanya mengangguk pelan dan mengeluarkan senyuman jahatnya. Setelah itu gadis itu menatap kedua sahabatnya dengan mengangkat sebelah alisnya. Gadis itu seorang bertanya apakah dia boleh melakukan sesuatu.

"Gue dukung lo Tha!" teriak Angga dan Fahri kompak.

Gadis itu hanya mengedipkan sebelah matanya, lalu dia kembali menatap cowok sialan itu.

Bugh!

"Agrhhh!!" teriak cowok tadi sambil memegang adik kecilnya yang baru saja mendapatkan tendangan maut dari Agatha.

"Jangan mentang-mentang gue cewek, lo bisa bersikap seenak jidat lo sama gue. Sekali lagi lo berniat gangguin gue, gue bunuh lo. Oh ya, satu lagi, jangan gombalin anak orang kalau pada ujungnya lo nggak mau tanggung jawab di saat dia baper. Awas aja lo lupa, beneran gue gantung lo," ancam gadis itu sambil berjalan menjauh dari cowok yang sedang menahan sakit itu.

Mendengar perkataan gadis itu, membuat teman-teman dari pria tadi ketakutan. Mereka tidak ingin menghancurkan masa depan mereka hanya untuk mendekati gadis galak tadi.

Sedangkan Alaric dan teman-temannya cukup kaget dengan tindakan gadis itu. Ternyata dia juga bisa bela diri, jadi karena itu dia merasa aman berada di sekolah ini.

"Tha! mau kemana?" tanya Angga saat melihat sahabatnya meninggalkan lapangan.

"Tidur, udah jam tidur gue," jawab gadis manis itu santai sambil berjalan ke parkiran. Karena dia belum terlalu mengenal tempat ini, jadi dia memutuskan untuk tidur di mobil saja. Lagi pula kalau dia sembarangan tidur tanpa pengawasan dari kedua sahabatnya, bisa jadi akan ada hal buruk yamg terjadi kepada dirinya.

"Dia udah biasa gitu?" tanya Bambang keheranan melihat kelakuan ajaib Agatha.

"Dulu sih nggak, tapi semenjak kejadian itu dia jadi gini deh. Susah di atur," jawab Fahri sambil kembali melanjutkan hukumannya.

"Menarik," batin dari salah satu cowok tersebut.

"Hukuman kalian selesai," ujar Alaric sambil berjalan meninggalkan lapangan.

"Lah beneran? makasih bang!" teriak Fahri heboh.

Sedangkan Adam dan trio ABC cukup terkejut dengan perkataan sahabat mereka itu. Alaric bukan anak yang mudah untuk memaafkan orang lain, dan hukuman kedua bocah tadi belum selesai. Lalu kenapa dia bebaskan? pikir keempat cowok itu heran.

TBC

Jangan lupa vote dan komentarnya.

Biar author nggak malas-malasan buat up.

See you next part...

Tiara Yulita

@tiarayulitaputri

18 November 2020

STM Love Story' (Selesai)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt