"Lah bukannya kedua bocah itu di hukum?" tanya salah satu dari teman pria itu yang tak lain adalah Agus.

"Berani benget mereka ngelanggar aturan," celetuk Bambang tidak percaya.

"Baru satu hari sekolah di sini udah berani ngebangkang, harus di kasih pelajaran," desis Alaric tajam sambil berjalan mendekati ketiga remaja yang sedang asik memakan makanan mereka.

"Ric ja-...." perkataan Adam terpotong saat sahabatnya itu menatapnya dengan tajam. Kalau sudah seperti ini dia tidak bisa menghentikan cowok itu, dia hanya berdoa semoga ketiganya baik-bsik saja.

Brak!!

Agatha dan ketiga temannya terloncat kaget mendengar kursi yang di tendang cukup keras itu. Angga dan Fahri sudah menahan nafasnya saat melihat siapa pelaku penendangan itu. Sedangkan Agatha malah tersulut emosi dengan kelakuan cowok itu.

"Maksud lo apaan anjing!" bentak cewek itu keras dan berhasil membuat seluruh penghuni kantin kaget bukan main.

Alaric yang mendengar perkataan dari gadis itu menatapnya dengan nyalang. Jika yang di depannya ini bukan perempuan sudah di pastikan dia akan berada di rumah sakit.

"Lo berdua ngapain ke kantin?" desis Alaric mencoba mengabaikan gadis itu.

"Ki-kita."

"Gue yang narik dia ke sini, kenapa?"

"Gue nggak ngomong sama lo."

"Gue juga nggak ngomong sama lo," jawab gadis itu sambil menarik tangan kedua sahabatnya dan membawanya meninggalkan kantin.

Alaric yang melihat hal itu semakin tersulut emosi, lancang sekali gadis itu. Dia belum selesai bicara dia dia malah pergi begitu saja.

"Satu langkah lagi lo ninggalin kantin, lo bertiga mati di tangan gue!" teriak pria itu tajam.

Agatha tidak menghentikan langkahnya, tapi kedua sahabatnya malah menariknya untuk berhenti.

"Kenapa?" tanya cewek itu dingin kepada kedua sahabatnya ini.

"Udah, gue nggak mau cari masalah. Mending ikutin aja kemauan dia," jawab Angga sambil tersenyum.

"Lo bilang apa? lo takut sama pria angkuh itu? eh, dia itu masih makan nasi, bukan bola mata nyamuk. Jadi nggak usah takut," cerocos wanita itu sambil kembali melanjutkan langkahnya.

"Tha, ingat kenapa kita di sini?" tanya Fahri yang berhasil membuat gadis itu kembali berhenti.

"Tapi dia nggak bisa kek gini sama kalian," bantah gadis itu.

"Kenapa? kan kita udah biasa di hukum?" tanya Angga sambil tersenyum jahil.

"Iya deh iya," pasrah perempuan berambut sebahu itu.

Adam yang melihat gadis itu mulai melunak mendekati temannya. Dia mencoba untuk menahan cowok itu agar tidak melampaui batasnya.

"Udah, suruh berdiri di depan tiang bendera aja," kata Adam dan mendapat anggukan dari Alaric.

"Lo berdua ikut gue," ucap cowok itu kepada Angga dan juga Fahri.

"Lah gu-.."

"Sstt,,, ikutin kita aja, jangan kebanyakan protes," potong Angga sambil mengikuti Alaric kembali ke lapangan.

"Iiiiii, pengen gue kubur hidup-hidup itu babi," kesal gadis itu sambil menendang meja di dekatnya dan membuat orang yang ada di meja itu kaget.

Setelah itu gadis itu berjalan dengan wajah menahan kesal setengah mati. Dia berjalan mengikuti kedua sahabatnya tadi, dia tidak akan membiarkan cowok angkuh tadi menyakiti kedua sahabatnya.

STM Love Story' (Selesai)Where stories live. Discover now