Titik Rindu

2K 268 46
                                    

Hari demi hari sifat Aldi semakin dingin, Rangga sangat tidak suka melihat Aldi yang seperti patung tanpa ekspresi.

Seperti sekarang Aldi hanya berdiam diri di dalam kelas, sudah beberapa hari ini setiap waktu istirahat Aldi hanya berdiam diri di dalam kelas.

Aldi diam dan memikirkan semua kejadian yang rumit menimpa dirinya. Dari kecelakaan saudaranya, terungkapnya pelaku sebenarnya yang tak lain adalah Devan hingga masalah hubungan dirinya dan Salju.

“Al, lo di panggil sama ibu Rahmi di sanggar seni.” ujar Rangga dari balik pintu kelas.

“Ada apa?” tanya Aldi dengan wajah datarnya.

“Gue juga nggak tau, mungkin masalah perlombaan lukis.” sahut Rangga.

Setelah itu Aldi segera pergi menuju sanggar seni. Saat Aldi melewati kelas Salju, Aldi menghentikan langkahnya sejenak untuk melihat keberadaan Salju.

Tapi di dalam kelas tidak ada Salju yang terlihat hanya ada Tania dan Amanda.

Aldi pun hanya bisa menghela nafas berat dan melanjutkan langkahnya menuju sanggar seni untuk menemui ibu Rahmi.

Ketika Aldi sudah berada di depan sanggar seni, Aldi segera membuka pintu untuk masuk ke dalam.

Mata Aldi melebar saat melihat Salju yang berdiri dihadapan ibu Rahmi dengan wajah yang tertunduk.

Aldi pun berdiri di samping Salju dan menghadap ke arah ibu Rahmi, tapi dengan lirikkan mata singkat Aldi melihat wajah Salju yang sendu.

“Aldi akhirnya kamu datang juga, ada hal penting yang ibu mau sampaikan sama kamu.” sontak membuat Aldi mengerutkan keningnya karena bingung hal penting apa yang membuat ibu Rahmi memanggil dirinya.

“Hal penting apa bu?” tanya Aldi.

“Ibu akan mengirim kamu ke Italia mengikuti perlombaan lukis untuk menggantikan Salju. Salju sudah memutuskan untuk mengundurkan diri dari sanggar seni.”

“Apa?! Mengundurkan diri?!” Aldi segera memalingkan wajahnya melihat Salju yang sekarang hanya diam  dengan kepala yang terduduk.

“Maaf bu saya belum bisa menerima tawaran ini. Dan sekarang saya harus berbicara terlebih dahulu dengan Salju.” ujar Aldi pada ibu Rahmi dan selanjutnya Aldi segera menarik tangan Salju untuk keluar dari ruangan sanggar.

Ibu Rahmi yang melihat kelakuan Aldi yang susah untuk di tebak hanya bisa mengelus dadanya agar tidak emosi melihat anak didiknya yang tidak tau aturan itu.

Sedangkan Aldi dengan wajah marahnya menarik Salju ke taman belakang sekolahan, Salju yang di tarik pun hanya diam mengikuti langkah lebar Aldi.

“Apa maksud ini semua Salju?!” tanya Aldi dengan mencengkram tangan Salju kuat.

“Apa kurang jelas apa yang di ucapkan oleh ibu Rahmi? Gue memang mengundurkan diri dari perlombaan itu.” jawab Salju jujur.

Aldi mendengar jawaban Salju seketika meluapkan emosinya dengan cara memukul pohon besar yang ada dibelakangnya. Salju melihat Aldi yang memukul pohon pun berteriak ketakutan saat melihat tangan Aldi mengeluarkan darah.

“Apa alasan lo buat nolak perlobaan itu Sal?! Gue sangat mengenal lo, melukis adalah segalanya bagi lo jadi tidak mungkin lo ngelepas impian lo semudah itu Sal!” Aldi yang masih di liputi emosi pun mengguncang tubuh Salju agar mau memberitahukan sebenarnya.

“Alasannya adalah melukis bukan tempat untuk orang yang buta warna.” sontak Aldi terdiam membeku saat mendengar ucapan Salju, tangan Aldi yang berada di bahu Salju sekarang pun jatuh perlahan.

Alsa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang