Jejak Masa Lalu

2.3K 367 77
                                    

Hari ini Salju dan Awan pergi menjenguk eyang putri, sekarang mereka berdua pun sudah berada garasi mobil.

Salju dan Awan keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah eyang putri.

Salju yang melihat eyang putri sedang duduk di sofa sambil menonton TV pun langsung berlari menghampiri dan memeluk eyang putri. Eyang putri terkejut dengan kedatangan Salju dan Awan yang tiba-tiba.

“Kenapa datang nggak bilang-bilang dulu?” Eyang putri memukul tangan Salju pelan.

“Kan biar kejutan eyang...” Salju mencium tangan eyang putri dan membuat eyang putri tersenyum tipis.

Sedangkan Awan yang melihat pun kelakuan Salju hanya bisa tertawa. Awan berjalan mendekati eyang putri dan menyalami tangan eyang putri dengan lembut.

Eyang putri sangat menyanyangi Salju dan Awan, dia sudah menganggap mereka berdua seperti cucu kandungnya.

“Kesehatan eyang kek gimana?” tanya Salju.

“Eyang sehat kok, gula darah eyang juga normal.”

“Syukurlah, eyang jangan sering marah-marah itu nggak baik buat kesehatan jantung eyang.”

“Iya tuan putri...” ucap eyang putri.
Ini yang eyang putri suka dari Salju, Salju sangat memperhatikan dirinya.

Dari awal Salju di ajak oleh Yuda ke rumahnya, sejak itu juga eyang putri sangat menyukai Salju. Sifat Salju yang lembut, ceria dan kasih sayang membuat poin plus di mata eyang putri.

Menurut eyang putri pilihan Yuda pada Salju adalah keputusan yang sangat tepat, karena perempuan seperti Salju sangat cocok untuk mendampingi keturunan keluarga Mahesa. Tapi impian semua itu gagal karena kepergian Yuda.

Kepergian Yuda membuat duka sangat mendalam di keluarga Mahesa. Eyang putri sempat mengira setelah kematian Yuda, Salju akan melupakan dirinya. Tapi nyatanya tidak, Salju selalu mengurus dan peduli dengan dirinya.

“Eyang aku boleh pergi ke kamar tamu?” eyang putri yang paham apa maksud dari Salju pun menganggukkan kepalanya dengan senyuman di bibir.

Setelah itu Salju langsung berjalan menuju kamar tamu. Sebelum Salju membuka pintunya, Salju menghirup nafas dalam dan setelah itu Salju membuka pintu kamar dengan pelan.

Salju melangkahkan kakinya seraya melihat suasana kamar yang tidak ada satu pun yang berubah.

“Seperti kamu ada di sini Yuda.” gumam Salju pelan.

Sekarang Salju duduk dikasur sambil mengambil bingkai foto yang berada di meja kecil dekat kasur.

Itu adalah foto Salju dan Yuda yang berlibur ke pantai dalam rangka merayakan kemenangan Yuda dalam perlombaan karate tingkat nasional.

“Yuda, Sal mau cerita nih. Tapi Yuda janji jangan marah ya?” Salju mencoba berbicara dengan Yuda lewat foto yang di pegang itu.

“Yuda, beberapa terakhir ini ada cowok yang dekat sama Sal, dan beberapa hari yang lalu dia ngungkapin perasaannya ke Sal. Dia cowok yang baik, dia selalu lindungin Sal. Tapi ada satu hal yang membuat Sal ragu.”

“Sal takut, Aldi bersikap baik dan mendekati Sal hanya mempunyai tujuan tertentu. Sal takut Aldi tidak tulus, dan Sal takut jika Aldi meninggalkan Sal.” Salju mengusap foto itu dan memeluknya  dengan erat.

Tanpa di sadari Salju, Awan melihat kesedihan Salju rasakan. Awan sangat iba melihat Salju yang bersedih seperti ini, Awan sangat merasa bersalah jika saja saat itu Awan tidak sakit parah dan tidak membuat Salju menyusulnya ke Belanda mungkin saja Salju bisa mencegah kecelakaan yang akan menimpah Yuda.

Alsa (END)Where stories live. Discover now