EPILOG

317 15 2
                                    

Sudah siap untuk epilognya? Semoga kalian suka yaa.
Jangan lupa untuk votenya sebagai dukungan buat akuu.

Happy reading

•R&R•

Seorang perempuan sedang berada di pemakaman. Ia berdoa untuk seseorang yang dulu selalu ada untuknya, rela berkorban demi kebahagiannya, dan dia akan selalu mengingat orang tersebut.

"Udah? Yuk" ujar lelaki yang menemani perempuan tersebut sembari mengarahkan tangannya kepada perempuan itu.

"Yuk" ia tersenyum dan segera membalas genggaman tangan lelaki tersebut.

Mereka berjalan sembari bergandengan tangan menuju mobil dan masuk.

"Jadi ke mall, kan?" tanya lelaki itu sembari melajukan mobilnya.

"Jadi dong, sekalian kan kita mau ngambil cincin"

"Oh iya aku lupa"

"Ck, kebiasaan deh lupa terus"

"Maaf ya, sayang" Lelaki itu mengelus rambut perempuan tersebut sambil fokus menyetir dengan satu tangannya.

Sesampainya mereka di mall, terjadi perdebatan yang mungkin bisa disebut hal sepele.

"Langsung ke tempat pengambilan cincin aja"

"Makan dulu, kamu belum makan Raya" Ya, bisa kalian tebak kalau perempuan tersebut adalah Raya.

"Cuma sebentar kok ngambilnya" ujar Raya meyakinkan kekasihnya. Ah, lebih tepatnya tunangannya.

"Makan dulu atau gak usah sama sekali?"

"Ya udah, kalo gitu aku ambil sendiri aja"

"Oke, aku tinggal ya?" Raya cemberut.

"Ish, kamu mah mainnya ancaman kayak gitu"

"Makanya makan dulu"

"Iya iya, Raga bawel"

Raya dan Raga berjalan menuju restoran yang berada di mall tersebut. Setelah makan, mereka segera menuju tempat cincin yang sudah mereka pesan.

"Mas mau ambil cincin atas nama Alviro" ucap Raga kepada pegawai toko perhiasan tersebut.

"Mas?" Pegawai lelaki itu tak fokus, ia malah memandang Raya sampai tak berkedip.

"Eh iya mas, maaf. Atas nama Alviro ya? Sebentar ya" Raga cukup jengkel dengan pegawai itu. Bisa-bisanya dia memandang tunangannya sampai tak berkedip seperti itu, benar-benar menyebalkan.

"Kamu kenapa, sih? Kok kesel gitu?" tanya Raya saat melihat muka Raga ditekuk.

"Hm? Gak papa kok" Raya hanya mengangguk dan melihat-lihat perhiasan yang ada disana sembari menunggu.

"Ini mas cincinnya, mau di coba dulu?"

"Kamu mau coba dulu gak?" tanya Raga kepada Raya yang dijawab dengan anggukan.

Mereka memasangkan cincin tersebut kepada jari mereka, beruntung cincin tersebut cocok dan pas.

"Udah pas kok, bisa saya ambil sekarang?" tanya Raga kepada pegawai itu yang masih melihat Raya.

R&R [COMPLETED]Where stories live. Discover now