51. Looking For

154 14 5
                                    

Halo semuanya jangan lupa untuk votenya ya biar aku semakin semangat nulisnya.

Happy reading

•R&R•

Mereka masih terus berusaha mencari Raya hingga malam tiba. Tetapi sayangnya sampai malam pun, tidak ada tanda-tanda keberadaan Raya.

"ARGH! Bego banget gua gak bisa jagain Raya!" geram Kevin pada dirinya sendiri sembari mengacak-acak rambutnya.

"Vin, lu jangan gini. Kita pasti bisa dan bareng-bareng temui Raya, sekarang kontrol emosi lu" ujar Raffa menenangkan Kevin.

"Tapi dimana Raf? Pasti sekarang dia lagi ketakutan, lagi kedinginan!"

"Bang! Daripada lu kayak gini terus mendingan kita cari lagi Rayanya" ucap Raga tegas. Ia tak kalah frustasinya dengan Kevin, ia juga tak tau lagi harus mencari Raya kemana.

"Ayo kita cari lagi, yang cewek kalian berdua disini aja. Jangan keluar dari villa" perintah Fandi.

"Iya, kalian hati-hati ya" ingat Kellend sembari menahan air matanya. Kellend dan Lalisa tentu saja juga khawatir dengan keadaan Raya, namun mau bagaimana lagi? Mereka sudah mencari dan menelpon Raya tetapi tidak kunjung tersambung.

Para lelaki membawa mobilnya keluar untuk melanjutkan pencarian Raya.

"Biasanya Raya kalau ke Bogor suka kemana, bang?" tanya Raga sembari fokus menyetir. Sedangkan Reno dan Fandi mencari di daerah lain.

"Raya tuh gak pernah pergi sendiri, Ga. Dia kalo pergi selalu sama gua atau temannya. Dia selalu ngajak ke taman safari, tapi gua yakin sekarang udah tutup karena udah malam" Raga menghembuskan nafasnya perlahan.

"Gua yakin, Raya pasti ketemu" positif Raffa.

"Harus!" jawab Kevin dan Raga dengsn kompak.


•R&R•


Sedangkan di tempat lain. Raya, ia terbangun dari pingsannya. Ketika Raya bangun, tangan serta kakinya sudah di ikat oleh tali tambang dengan kencang di kursi dan mulut yang tertutup oleh lakban.

Raya ingat saat dirinya hendak ke luar toilet, ada yang membekapnya dengan sapu tangan. Dan pasti orang itu menggunakan bius di sapu tangannya, karena sehabis itu Raya tidak mengingat apa-apa lagi.

Raya yang baru terbangun, langsung merasa ketakutan. Traumanya kambuh karena tempat ini mengingatka dia akan yang Alviro dan anak buahnya lakukan padanya.

Tempat ini persis sama dengan kejadian penculikan itu, sama dengan sebuah gudang yang gelap dan pengap dengan minimnya pencahayaan, hanya ada lampu di atas kepalanya saja. Di tambah dengan dinginnya angin karena di luar sedang hujan ia semakin takut dan merasa kedinginan.

"Halo cantik, udah bangun ya? Nyenyak tidurnya?" ujar seorang lelaki memakai jaket dengan tudungnya dan juga masker sehingga Raya tidak dapat melihat wajah orang tersebut dengan jelas.

"Hm! Hm!"

"Aduh, kasihan. Gak bisa ngomong ya karena di lakban? Mau dibuka? Tidak semudah itu" Lelaki itu tertawa meremehkan.

R&R [COMPLETED]Where stories live. Discover now