31.Start (2)

201 8 0
                                    


Hari semakin petang dan Raga masih betah berada di kamar Raya. Tenang saja, pintu selalu terbuka jadi tidak akan terjadi hal yang aneh dan Raga juga tidak mungkin melakukan itu.

Sebenarnya Raya sudah menyuruh Raga untuk pulang, tetapi memang dasarnya Raga keras kepala, ia tidak mau. Toh dipikir Raga dirumahnya juga tidak ada siapa-siapa hanya ada pembantunya, jadi lebih baik dia menemani Raya saja.

Kondisi Raya sudah lumayan membaik dan sekarang sedang asyik menonton tv yaitu film kartun anak kecil. Raga heran, kenapa kekasihnya ini masih suka saja dengan kartun seperti ini.

"Aneh" ujar Raga.

"Ha? Kenapa, Ga?"

"Nggak, itu kok anak kecilnya botak mengkilat gitu? Terus yang satunya juga cuma punya rambut satu lagi" Raya terkekeh.

"Mungkin gak pakai minyak penumbuh rambut jadinya gak numbuh-numbuh deh" Raga dan Raya tertawa.

"Ada-ada aja"

"Nih gua kasih tau. Yang lu bilang kepala botak mengkilat itu namanya Ipin, nah yang rambut satu itu kakaknya namanya Upin. Mereka kembar dan lucu, makanya gua gak bosan nontonin mereka"

"Setau gua ni bocah ga lulus-lulus tk nya sampai heran, terus kartunnya juga dari zaman gua tk masih ada aja sampai sekarang"

"Mana gua tau. Tapi benar sih nih kartun udah ada pas zaman gua tk, eh sampai sekarang malah keterusan deh hehe"

"Heran. Udah SMA masih aja nonton kartun beginian"

"Lu juga, udah SMA masih main PS kayak anak kecil" Raya meledek Raga kembali. Raga hanya bisa mengacak-acak rambut Raya gemas saja.

Mereka pun melanjutkan menontonnya sampai terdengar dengkuran halus dari Raya, ia tertidur. Raga yang melihat itu langsung menaikkan selimut Raya sampai pundak Raya dan mengecup keningnya sebelum keluar dengan tas dan nampan yang berisi piring beserta gelas kotor.

"Cepat sembuh Ray, jangan sakit lagi nanti gua kesepian" ujar Raga pelan setelah mencium kening Raya sembari tersenyum.

Raga pun turun ke bawah sembari membawa nampan dan membawanya ke dapur. Setelah itu ketika ia akan pulang, Della sudah datang dengan membawa plastik putih berisi belanjaannya.

"Eh, ada Raga. Raya udah tidur?" tanya Della sembari menaruh belanjaannya.

"Udah, Mah"

"Syukur deh, makasih ya Raga mau nemenin Raya. Maaf jadi ngerepotin"

"Iya, gak papa kok Mah. Kan udah tugas Raga juga buat jagain Raya" Della tersenyum.

"Raga pamit pulang ya, Mah"

"Loh, gak mau makan dulu? Baru mau Mamah masakin"

"Gak usah, Mah makasih. Raga makan dirumah aja"

"Oh, yaudah kalo gitu. Hati-hati ya, sayang" Raga mengangguk.

"Assalamualaikum, Mah" pamit Raga sembari mencium tangan Della.

"Waalaikumsalam"

Raga keluar rumah menghampiri motornya yang terparkir didepan garasi rumah Raya.

Sebelum dia menancapkan gas, ada suara notifikasi pertanda pesan whatsapp masuk. Dia mengeceknya sembari menaiki motornya.

Ketlin
Ga, tolongin gua. Abang lu berulah lagi, dia mau nyekap gua di gudang sebelah mall
**** Ga.

Ketlin
Tolongin gua!

Setelah menerima pesan tersebut, Raga langsung menancapkan gasnya menuju tempat yang Ketlin maksud.

R&R [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang