45. Peace

214 15 0
                                    



Flashback~

Seorang lelaki memasuki cafe untuk bertemu dengan orang yang ingin bertemu dengannya. Entah ada apa orang itu ingin bertemu, lelaki itu tidak tau.

Lelaki itu mengedarkan pandangannya untuk mencari orang tersebut.

Tak lama, ada seorang perempuan yang melambaikan tangan ke arahnya dan lelaki tersebut menghampiri meja perempuan itu.

"Sorry, udah nunggu lama" ujar lelaki tersebut sembari duduk di hadapan perempuan itu.

"Gak papa, gua juga baru"

"So, ada apa lu ngajak gua ketemuan?"

"Gua ingin mengajak lu untuk kerja sama"

"Kerja sama? Lagi?" Perempuan itu mengangguk.

"Dalam hal?"

"Apa lagi? Tentunya menghancurkan hubungan Raga dan Raya"

"Bentar, untungnya buat gua apa?"

"Ya apa lagi? Lu suka kan sama Raya?"

"Ya terus?"

"Yaudah, gua sama lu nanti sama-sama untung. Kalo hubungan mereka hancur, otomatis putus kan. Dan gua bisa mendapatkan Raga, lu bisa sama Raya"

"Gak, gua gak mau"

"Masa lu gak mau sih sama orang yang lu suka?"

"Gua gak mau pakai cara licik, Ketlin. Apalagi dari kemarin gua udah ngelakuin semua yang lu sarankan gak ada yang berhasil"

"Berusaha terus. Ayo lah Wil, jangan munafik sama perasaan sendiri. Lu sayang kan sama Raya?"

Wildan berpikir lagi. Apakah dia harus berjuang lagi? Tapi kemarin saja Raya malah semakin ketus kepadanya, bagaimana menjalankan rencana Ketlin yang lainnya? Apa bisa?


"Iya, gua sayang tapi gua gak mau pake cara licik buat menghancurkan hubungan mereka"

"Cuma itu satu-satunya cara buat dapetin Raya, Wil. Ayo lah kalo sayang perjuangin terus dong" Wildan memikirkan kembali perkataan Ketlin.

"Oke, gua ikutin cara permainan lu"

"Gitu dong, baru saudara gua" Ketlin tersenyum puas.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang merekam pembicaraan mereka berdua.

Setelah sudah mendapat rekaman itu, orang tersebut keluar dari cafe.

Flashback off~

"Jadi gitu ceritanya" ujar Raga yang baru menyelesaikan ceritanya.

"Kok lu bisa sih ada di cafe itu? Padahal kemarin lu temani gua dari rumah sakit sampai dirumah, kapan lu kesana?"

"Bukan gua yang ada disitu, Ray" Raya dan lainnya mengerutkan dahinya setelah mendapat jawaban dari Raga.

"Terus yang ada disitu dan merekam pembicaraan mereka siapa dong?" bingung Lalisa.

R&R [COMPLETED]Where stories live. Discover now