16. Raga and Wildan?

314 20 1
                                    


Keesokan harinya, sekitar jam 5 pagi, Raga terbangun dari mimpinya. Dia langsung bergegas bangun dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

Setelah beberapa saat, Raga sudah siap dengan seragam dan tas yang berada dipunggungnya. Sehabis itu dia memakai sepatu sekolahnya, memakai jaket kulit hitamnya, mengambil kunci motornya lalu turun kebawah untuk segera menjemput Raya.

Sesampainya Ia di bawah, Raga dapat melihat Alviro dan juga Raffa sedang sarapan bersama. Raga hanya melihat sekilas tanpa peduli dengan mereka, dan langsung pergi tanpa pamit ataupun sekadar menyapa.

"RAGA! SARAPAN DULU!" teriak Alviro tetapi dihiraukan oleh Raga seolah-olah tidak mendengar apa-apa.

Alviro hanya bisa menghembuskan nafas dengan pasrah dan dia melanjutkan sarapannya. Kalau Raffa? Tentu saja dia tidak peduli dengan adiknya itu dah memilih untuk tetap sarapan.

•R&R•


Raga sampai di rumah Raya. Dia segera memencet bel yang berada di dekat gerbang rumah Raya dan keluarlah satpam yang menjaga rumah Raya.

"Den Raga, silahkan masuk, Den" ujar satpam tersebut dengan ramah.

"Iya Pak, terima kasih" Satpam itu mengangguk dan Raga memasuki gerbang rumah Raya.

'Tok! Tok! Tok!'

Raga mengetuk pintu rumah Raya. Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka dan keluarlah Della.

"Eh Raga, ayo masuk dulu kita sarapan bareng. Raya juga masih sarapan" ajak Della sembari Raga mencium tangannya.

"Gak usah repot-repot, Mah"

"Gak apa-apa biar ramai. Ayo" Raga pun mengangguk.

Raga menghampiri meja makan, dan disana terdapat Raya, Kevin, dan juga Fado sedang sarapan. Raga menghampiri Fado untuk mencium tangannya dan duduk disebelah Raya.

"Ayo, sarapan Raga" ujar Fado.

"Iya, makasih Pah" sebenarnya Raga agak canggung memanggil Fado dengan sebutan Papah.

Della menyendokkan nasi goreng beserta telur untuk Raga dan memberikannya ke Raga.

"Makasih, Mah" Della tersenyum dan duduk di bangkunya untuk melanjutkan sarapannya diikuti oleh Raga.

Setelah sarapan, Raya dan Raga berpamitan lalu berangkat ke sekolah.

"Ray!" panggil Raga agak keras saat sedang di perjalanan menuju sekolah.

"Kenapa?" tanya Raya sembari mendekatkan telinganya ke arah Raga supaya perkataan Raga dapat terdengar.

"Semalam gua mimpiin lu"

"Mimpi apa?"

"Mimpi kalo gua sama lu nikah, terus abis itu kita punya anak dan bahagia selamanya" Raya memukul kepala Raga pelan.

"Lu ada-ada aja sih, jangan ngarang deh"

"Orang mah Aminin kek. Lah ini malah kepala gua dipukul" Raya hanya tertawa pelan.

R&R [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang