Kebenaran.

257 16 7
                                    

Jangan berfikir aku tidak takut kehilanganmu. Hal itu selalu menghantui diriku setiap waktu. Hanya saja sekarang aku tidak perlu marah jika ada yang menyukaimu meskipun rasa cemburu itu tetap ada. Mereka hanya mampu sampai level mengangumi tapi tidak seperti aku yang sudah mampu memiliki.

_Evargan Syahreza_

•♡•

Happy reading all❤







Argan baru pulang dari rumah sakit.  Saat sampai rumah, dia di sambut riang oleh Ghefira yang dengan spontan memeluknya. Argan membalas pelukan istrinya lalu menggendong Ghefira dengan mudah layaknya balita.

Ghefira terkekeh, kakinya bertengger dikedua sisi pinggang Argan. Dia juga malah menenggelamkan wajahnya di ceruk leher suaminya itu.

"Argan lama banget pulangnya!" Ghefira mendongak kembali seraya mencebikan bibirnya kesal. Dia kesepian, kali ini Argan pulang sore sekali.

Argan jadi gemas sendiri. Dia mencium singkat bibir Ghefira yang sudah sedikit maju ke depan. "Kan kerja sayang."

"Gamau tau. Gegef ngambek!"

"Dih, gemes amat ngambeknya?"

"Ga bakal ke rayu tau, sorry!"

"Cuma istri aku doang emang yang kalo ngambek malah tambah imut."

Ghefira kembali menenggelamkan wajahnya yang sudah berubah warna jadi sedikit ke merah-merahan pada ceruk leher Argan. Dia menggigit kulit leher Argan dengan geram hingga sukses membuat Argan meringis kesakitan.

"Eh jangan di gigitttttt." Komentar Argan. Lehernya kini terasa agak cenat-cenut karena di gigit Ghefira.

"Gegef kan vampir." Ghefira terkekeh.

Tawa ringan Argan terdengar. Dia menyatukan dahinya pada dahi Ghefira lalu banting setir mencium pipi kanan istrinya. Argan membawa Ghefira naik ke atas kamar. Terlalu lama di posisi seperti itu, ternyata melelahkan. Oke, Ghefira kini sudah agak berat.

Mereka sampai di kamar. Argan menurunkan Ghefira diatas ranjang namun Ghefira seperti enggan turun. Dia malah memperkuat cengkraman kakinya yang mengapit tubuh Argan.

"Kenapa?"

"Gamau turunnnnnnn!!" Ghefira menunjukan puppy eyes nya.

"Maunya?"

"Gini aja. Di gendong!"

"Berat tau."

Ghefira menatap wajah Argan dengan sorot mata yang tidak santai. Mampus, Argan salah bicara. "Argan ngatain Gegef gendut makanya berat, gitu?"

"E-eh ngga. Ma-maksud aku itu anu...." Argan kikuk. Haduh kenapa dia jadi sulit memberi alasan lain hanya karena ditatap seperti itu oleh Ghefira. Argan mencoba santai, dia melangkah mendekati kasur lalu duduk diatasnya dengan Ghefira yang masih belum juga lepas dari tubuhnya.

"Anu anu anu! Anu apa!"

"Aku lemes abis kerja makanya kerasa berat kalo gendong kamu sambil berdiri terus."

Ghefira menyipitkan matanya mencari kebenaran pada mata Argan. Dalam hati Argan semoga saja Ghefira percaya dan tidak memperpanjang soal ini.

"Hemmmm bener?"

"Bener Gef."

"Oke, Gegef percaya."

Argan menghembuskan nafas seraya mengelus dada.

Ghefira ( Selesai )Where stories live. Discover now