Hadirnya Nandin.

593 84 22
                                    

"Bete banget sih, kenapa ga ada hal yang nyenengin hari ini?" Gerutu Ghefira yang baru saja melempar ponselnya geram.

Hari ini moodnya begitu berantakkan, dari sejak bangun tidur hingga sore ini. Dia sudah bulak-balik ke ruang keluarga, dapur, taman, dan kamar. Tapi tetap saja, dia tidak menemukan hal yang bisa membuatnya senang.

Tadi dia sempat menelepon Argan, untuk menemaninya jalan-jalan. Tapi Argan hari ini sedang sibuk, dia sedang pergi bersama Geno untuk membeli sepatu futsal. Benar-benar menjengkelkan.

Posisi Ghefira kali ini sedang berada didalam kamar. Diatas kasur dengan terlentang menatap ke langit-langit kamar. Dia tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan, Eca sedang pergi ke luar kota. Mau dengan siapa lagi dia pergi jika bukan dengan Argan, Eca atau mama dan papanya.

Tok tok tok...

Terdengar suara pintu diketuk. Ghefira memutar bola mata malas, menurutnya posisi terlentang ini sudah nyaman. "Siapa? Mama? Apa bi Asih? Masuk aja pintunya ga Gegef kunciiiii," ucap Ghefira pada seseorang yang terus saja mengetuk pintu kamarnya.

Gadis itu mulai emosi, dia menghembuskan nafas kasar dan berjalan lunglai ke arah pintu. "Aduh kan udah Gegef bilang pintunya...." Ucapan Ghefira terhenti saat melihat Argan yang membawa dua kantong plastik entah apa isinya. Yang satu ukurannya kecil, yang satu lagi lumayan besar.

"Apa? Ngomel mulu. Cepet tua lo." Tanpa dipersilahkan, Argan nyelonong masuk kedalam kamar Ghefira.

"Katanya beli sepatu futsal. Kok ada disini," tanya Ghefira ketus.

"Gue cuma beli sepatu futsal bukan nginep disana oon." Argan mengacak-ngacak rambut Ghefira gemas.

"Tau ga Gegef suntuk ihhhhh." Seperti adat istiadat yang ada, ketika kesal pada Argan pasti Ghefira akan mencubit pinggang kekasihnya.

"Awww kebiasaan amat sih Gef." Argan meringis kesakitan.

"Itu apaan?" Ghefira menunjuk pada barang bawaan Argan.

"Kepo lo."

"Buat Gegef ya?" Senyum Ghefira mengembang.

"Ih enak aja. Ogah banget buat lo." Mendengar itu, Ghefira kesal dan melompat keatas kasur. Menenggelamkan dirinya menggunakan selimut.

Argan tertawa melihat tingkah Ghefira yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Woi woi woi." Argan menusuk-nusuk punggung Ghefira yang terbungkus selimut dengan telunjuknya.

"Ih diem jangan colek-colek."

"Gue nunjuk-nunjuk bukan nyolek."

"Sama aja!!"

"Yaudah buruan tar ice cream, cokelat dan kawan-kawannya gue bawa pulang lagi ni." Dengan gerak cepat, Ghefira beranjak dan segera memeluk Argan.

"Gef sesek nafas gue." Ghefira terkekeh lalu melepas pelukkannya.

Dia membuka satu bungkus ice cream rasa cokelat favoritnya. Dengan semangat Ghefira melahap ice cream tersebut. Apa kalian tahu? Sekitaran mulutnya sudah belepotan oleh ice cream. Persis seperti anak kecil.

"Lo waktu kecil ga pernah makan ice cream ya? Makannya belepotan." Argan menyeka noda ice cream dengan sapu tangan disakunya.

"Ihhh ini enak bangettt soalnyaaa."

"Diem dulu jangan ngomong, lagi di sekain juga."

Ghefira menurut, dia berhenti bicara selama Argan membersihkan sekitaran mulutnya. Pandangan Ghefira tertuju pada kantong plastik putih yang ada dibawah.

Ghefira ( Selesai )Where stories live. Discover now