Terciduk Argan.

880 92 42
                                    

Hari ini Ghefira dan Eca sedang berada di kantin sekolah. Mereka berdua terpaksa bolos saat pelajaran Kimia. Daripada harus kenal omel pagi-pagi, lebih baik mereka memberikan asupan untuk perut mereka. Jangan salahkan author sobat, salahkan Eca kenapa ban mobilnya harus kempes ditengah jalan.

Jangan salahkan author juga kenapa mereka tidak naik angkot atau sejenisnya, karena memang tidak ada yang lewat. Salahkan juga Ghefira kenapa bangun kesiangan dan setuju saja diajak jalan kaki oleh Eca.

Sobat, sekali lagi jangan salahkan author kenapa Ghefira tidak berangkat bersama Argan. Argan ada urusan pagi-pagi disekolah maka dari itu dia menyuruh Ghefira berangkat dengan Eca. Ketauhilah manusia-manusia, Argan berangkat jam 3 dini hari. Tapi boong.

Oke serius.

Argan saat sampai dirumahnya kemarin dia langsung mengabari Ghefira lewat Telepon. Dia bilang bahwa besok pagi sekali dia harus berangkat ke sekolah karena ada urusan. Intinya urusan kalian gausah kepo.

Jika kalian berasumsi Ghefira dan Eca terlambat, kalian memang benar. Tapi darimana mereka lewat? Gerbang depan sudah dikunci. Lalu darimana? Dari mata turun ke hati? Bukan! Mereka lewat dari lubang tembok belakang sekolah yang mengarah langsung ke kantin. Lubang itu berasal dari anak nakal yang sering membolos. Mereka dengan sangat sengaja melubangi tembok itu sebagai lalu lintas mereka untuk kabur dari mata pelajaran.

Ketua Kelas fakyu.
Lo bolos sama Ghefira juga?

iya.

Ketua kelas fakyu
Gurunya udah ada dari tadi. Nanyain lo berdua. Gue jawab aja gatau.

Gue ga nanya. Pokoknya kalo tuh guru udah keluar kontek gue.

Eca segera menutup ponsel dan kembali meletakkannya diatas meja. Sedangkan Ghefira dengan lahap memakan nasi goreng Bi Ntin yang tiada dua dialam semesta.

"Dari siapa Ca?" Tanya Ghefira dengan mulut yang mengembung penuh dengan nasi goreng.

"Telen dulu ih. Cewek-cewek juga jorok lo." Kemudian Eca menyodorkan tissu pada Ghefira, tujuannya untuk menyeka mulut yang berminyak.

"Dari siapa Eca?"

"Anton."

"Apa katanya?"

"Katanya masih a...." Ucapan Eca dipotong oleh seseorang.

"Ngapain lo berdua?"

Ghefira menelan nasi goreng yang baru saja dia suap dengan susah payah, saat mendengar orang yang baru saja datang itu. Suaranya sangat tidak asing ditelinga Ghefira.

Mati gue! -batin Ghefira.

"Eumm Gef, gue ke toilet ya hehe." Dasar Eca. Lempar batu sembunyi tangan. Bisa habis Ghefira kena omel lagi. Eca malah berlari meninggalkan dia sendiri.

"Ngapain lo?" Tanya Argan. Yah, suara itu adalah suara Argan.

"Argan ga liat Gegef lagi apa?" Jawab Ghefira mencoba santai.

"Udah mulai nakal yah bolos jam pelajaran."

"Gegef ga bolos. Ga ada guru. Kelas Gegef free makanya Gegef kesini."

"Ohh udah mulai berani bohong sama gue? Gue ga bego Gef, gue tadi ke kelas lo buat ketemu sama Bu Dewi dan ga ada lo disana. Masih gamau ngaku?"

Mati lo Gef. Buaya lo kadalin, ehh tapi Argan ini bukan buaya ya.

"Gegef minta maaf," cicit Ghefira yang kini menundukkan kepalanya.

Argan menarik tangan Ghefira dan membawanya pergi dari kantin. Entah menuju kemana yang jelas Ghefira ikut saja dan tidak mau melawan.
**

Anak kelas XI Ipa3 memfokuskan pandangan mereka pada dua orang yang baru saja datang. Yah, kedua orang itu adalah Argan dan Ghefira. Argan sengaja membawa Ghefira ke kelasnya agar dia meminta maaf atas semua kesalahan yang dia perbuat. Argan tidak suka gadisnya membolos dengan alasan apapun. Itu sudah salah, apalagi dilakukan oleh perempuan. Perempuan tidak seharusnya seperti itu.

Lagipula, apa susahnya menjelaskan baik-baik pada guru yang bersangkutan dan meminta maaf. Toh guru pun pasti akan mengerti.

"Bu permisi, pacar saya mau minta maaf karena bolos pelajaran ibu," ucap Argan tegas dan terang-terangan menyebut Ghefira ini sebagai pacarnya. Ya memang apa masalahnya juga? Seantero sekolah ini kan sudah tahu bahwa mereka berdua pacaran.

"Kenapa bolos?" Tanya Bu Dewi dengan tatapan intimidasi kearah Ghefira.

"Ceritanya panjang. Biar saya jelasin nanti, sekarang Ghefira mau minta maaf atas kesalahannya sama ibu dan teman-teman sekelas," kata Argan kemudian dipersilahkan oleh Bu Dewi.

Argan mengelus rambut pirang Ghefira dan menatapnya penuh dengan keyakinan. Seolah-olah usapan dan tatapan Argan memberikkan semangat pada Ghefira untuk meminta maaf dan  bertanggung jawab atas kesalahannya.

Ghefira menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai permohonan maafnya. "Bu Dewi dan temen-temen semuanya. Gegef minta maaf atas kesalahan Gegef. Tapi, Gegef ga ada niatan buat bolos. Gegef cuma ikutin apa kata Eca dan Gegef sadar kalo itu salah. Sekali lagi Gegef sangat sangat sangat minta maaf." Argan langsung merangkul tubuh kekasihnya dari samping. Bangga atas keberanian Ghefira yang mau mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dia lakukan.

"Argan jangan rangkul-rangkulan disekolah." Bu Dewi memperingatkan dan Argan segera menyingkirkan tangannya yang nakal itu.

"Ghefira, jangan diulangi lagi ya. Jujur itu lebih baik nak," ucap Bu Dewi lalu setelah itu menyuruh Ghefira duduk.

"Maaf mengganggu ya bu, pacar saya suka nakal." Argan terkekeh.

"Ini disekolah Argan. Tapi ibu salut sama kamu."

"Ah ibu saya jadi malu. Yaudah bu, saya permisi." Argan melambaikan tangan pada Ghefira lalu setelah itu kembali ke alamnya. Eh salah kembali menuju kelasnya.
**

"Argan maafin Gegef," ucap Ghefira yang kesekian kalinya didalam mobil saat perjalanan pulang.

"Ya ampun Gef, gue udah maafin lo. Lagipula lo ga salah. Lo cuma ke hasut sama si Eca."

"Tapi Gegef beneran...."

"Sutttttt." Argan menempelkan jari telunjuknya pada bibir Ghefira agar dia tidak membahas masalah itu lagi.

"Udah ya, gausah dibahas. Mending kita beli ice cream mau?"

"Ga nolakkkk." Senyum ceria kembali terpancar diwajah manis Ghefira.

"Bayar sendiri ye?"

"Ihhh jitak nih."

"Gaboleh jitak-jitakkan sama suami."

"Gegef masih SMA."

"Yang bilang lo udah nenek-nenek siapa?"

"Ga ada. Lagian Argan bilangnya suami."

"Ya siapa tau lo mau jadi mama muda. Gue udah siap kok." Argan melirik dan mengedipkan satu matanya nakal.

"Ih Argannnnnnnn!!!!!!!!"

"Hahahahaha."
*****

Ghefira ( Selesai )Where stories live. Discover now