Warung Seblak Bang Jali.

309 50 15
                                    

Tiga hari dari tragedi Argan tiba-tiba down, akhirnya dokter membiarkan Argan pulang ke rumah. Tentu saja Argan sangat bahagia mendengar itu, dia sudah tidak tahan terus-terusan di rumah sakit dan hanya memakan bubur saja. Rasanya tidak enak.

Sarah dan Hans sudah emosi karena putranya hampir kehilangan nyawa karena seseorang tidak jelas. Mereka tidak menyalahkan Ghefira, karena mereka tahu ini terjadi di luar nalar mereka semua. Meskipun begitu, Ghefira tidak ada henti-hentinya meminta maaf. Dia selalu menjadikan tragedi itu sebagai salahnya karena dia yang mengawasi Argan hari itu.

Sarah dan Hans hanya bisa terkekeh, Ghefira memang anak yang baik. Tidak salah mereka sudah mengklaim dia sebagai calon menantu.

Pulang dari rumah sakit Argan minta untuk tidak di jemput oleh orang tuanya. Dia tahu bahwa sudah banyak waktu kerja yang papanya anggurkan hanya untuk gantian menemani dia yang koma kemarin. Sarah bersikeras, karena Argan yang meminta sendiri untuk membawa mobil. Dia tidak mau Argan kenapa-napa lagi, dia baru saja pulang dari rumah sakit. Meskipun Ghefira ikut melarang tetap saja Argan teguh pada keinginannya. Ghefira hanya bisa menghela nafas dan membiarkan Argan membawa mobil.

"Kamu yakin udah bisa bawa mobil? Ga trauma gitu?" tanya Ghefira saat mereka berada di parkiran.

"Trauma itu jangan dibuat sendiri. Kamu mau kemana sekarang?"

"Kita kan mau ke rumah kamu. Mau pulang."

"Maksud aku kita mau jalan kemana dulu." Argan menarik pelan hidung mancung Ghefira gemas.

"Tumben pake aku-kamu." Ghefira terkekeh geli.

"Ga boleh ngomong aku-kamu sama pacar sendiri?"

"Ehh kita udah putus."

"Oh iya lupa."

"Gimana dong?"

"Gimana ya? Hemmm, kamu masih sayang ga sama aku?"

"Hemmm, sayang banget."

"Nah aku juga sayang banget."

"Jangan-jangan kita...."

"Jodoh! Balikan aja yuk."

"Kuyyyyyy."

"Yessss balikannnnnnn!!!" Seru Argan seraya menggendong Ghefira di bahu layaknya karung beras kemudian memutar-mutar tubuhnya.

"I LOVE YOU EVARGAN SYAHREZAAAAAAA!!!!!"

"I LOVE YOU TOO GHEFIRA ALODIEEEEE!!!!" Tidak peduli banyak pasang mata yang melihat mereka, yang jelas mereka beranggapan bahwa dunia ini milik mereka berdua sedangkan yang lain mengontrak. Jadi, iri bilang karyawan.
**

Warung seblak Bang Jali, di sinilah mereka sekarang. Sudah lama Ghefira tidak makan seblak, walau Argan awalnya tidak memberi izin tetapi Ghefira terus saja merengek. Apalagi dengan mengancam Argan jika tidak makan seblak bang Jali mereka akan putus lagi. Tentu saja Argan tidak mau, lebih baik dia menurut saja pada kekasihnya itu.

"BANG JALIIIIIII!!!" Sapa Ghefira antusias.

"Eh neng Ghefira. Silahkan neng mau pesen apa." Ghefira adalah langganan setia Bang Jali sejak dia masih duduk dibangku SMP.

"Gegef pesen seblak satu yang pedes kayak omongan tetangga ya bang. Argan mau apa? Jangan seblak!"

"Jus alpukat aja deh," kata Argan.

"Bang Jaliiiii seblak satu, es teh manis satu, jus alpukatnya satu ya." Bang Jali mengacungkan jempolnya diudara dan segera membuatkan pesanan Ghefira.

Nama dari Bang Jali sendiri adalah Jainudin. Orang-orang memanggilnya Bang Jali karena Bang Jainudin handal sekali joget bang Jali. Apa kalian tahu? Saat membuatkan seblak dan mengantarkan pesanan pun dia joget bang Jali. Awalnya nama warung seblak ini bernama "SeblakAnjayyy" namun di ganti menjadi  Seblak Bang Jali.

Ghefira ( Selesai )Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt