Romi Afraganesa.

469 73 17
                                    

Sebulan yang lalu setelah kejadian Argan dipeluk oleh Nandin, hubungan Argan dan Ghefira kembali seperti semula tanpa adanya salah paham. Sudah sebulan Nandin selalu mengusik mereka berdua, membuat Ghefira ingin sekali memukul wajah perempuan itu. Tapi kini mereka tidak perlu khawatir, pasalnya Nandin sudah kembali lagi ke Jerman.

Sore ini adalah saat yang pas untuk jalan-jalan santai. Udara yang sejuk, dan jalanan perumahan yang tenang benar-benar begitu mendukung. Ghefira dengan sepeda berwarna biru langitnya baru saja keluar pekarangan rumah. Dia bosan jika harus didalam kamar terus-terusan. Mungkin bersepeda di sore hari akan menghilangkan rasa suntuk, begitu fikirnya.

Ghefira menggoes sepedanya dengan santai. Menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Banyak anak kecil yang bermain dengan gembira bersama. Entah itu main bola, lompat tali, bersepeda atau memainkan permainan lainnya. Semuanya gembira disore ini.

Gadis itu mulai kelelahan sedari tadi menggoes pedal sepedanya selama 15 menit, dia menarik rem hingga menimbulkan suara decitan. Ah sial, dia lupa membawa air minum. Ghefira berdecak kesal, dia terpaksa harus membelinya.

Di pertigaan, Ghefira hendak mengambil arah kanan. Tapi ada sebuah motor dari arah kanan pula. Jaraknya yang terlalu dekat membuat Ghefira dan sipengendara motor sama-sama panik. Alhasil karena panik Ghefira kehilangan keseimbangan lalu menabrak motor itu hingga dia terpelanting.

"Aduhhhhh sakitttt," rintih Ghefira.

Si pengendara motor itu melepas helmnya dan segera turun. Tentu saja untuk membantu Ghefira berdiri.

"Sorry-sorry," kata si pengendara motor yang ternyata seorang laki-laki. Dia mengulurkan tangannya.

"Iya gapapa. Eh gausah, bisa sendiri kok." Laki-laki itu menarik kembali uluran tangannya. Sementara Ghefira berusaha sendiri untuk bangun.

Saat melihat wajah Ghefira, laki-laki itu menatap dia dengan seksama. Seperti Ghefira telah menyihirnya dengan sejuta pesona yang dia miliki. Laki-laki itu tidak bisa berbohong jika Ghefira memang cantik.

Ghefira melambai-lambaikan telapak tangannya didepan wajah laki-laki yang sedari tadi menatap dirinya.

"Hey, kenapa liatnya kayak gitu?" tanya Ghefira.

"Ahh iya kenapa?"

"Gapapa kan? Maaf ya."

"Iya gapapa kok. Oh iya, kenalin. Nama gue...." Baru saja hendak berkenalan, ponsel laki-laki itu berdering.

"Hallo?"

"...."

"Bentar lagi gue nyampe. 10 menitan lagi."

"...."

"Yoi bro."

Tuttt

Dia kembali memasukkan ponsel kedalam saku jaketnya saat sambungan terputus.

"Gue harus buru-buru nih. Duluan ya." Ghefira hanya menggangguk lalu tersenyum. Laki-laki itu segera naik ke atas motornya dan mengenakan helm.

Perlahan sosok laki-laki dengan motor sport berwarna hijaunya itu hilang dari pandangan Ghefira. Gadis itu hanya mengehela nafas lalu segera membangunkan sepedanya untuk pulang. Rencana ingin membeli minuman sepertinya harus dia gagalkan. Kembali ke rumah sepertinya adalah ide yang bagus.
**

"Yaudah Gef, mandi gih. Gue temuin tamu dulu oke," ujar Argan dari seberang.

"Iya Argan."

Tutttt...

Ghefira segera pergi ke kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya. Tidak lama, hanya 1 jam saja. Apa gaboleh? Mau protes? Iri bilang karyawan.
**

Ghefira ( Selesai )Where stories live. Discover now