Tanpa Alasan.

341 55 12
                                    

Jam istirahat kali ini Argan pakai untuk latihan basket bersama timnya. Waktu yang tersisa tinggal esok hari saja dan lusanya mereka harus berjuang mempertaruhkan nama baik sekolah. Tim yang di pimpin Argan sudah memulai latihan mereka sedari tadi.

Fokus Argan terbagi dua, antara bola basket dan Ghefira. Sedari tadi dia tidak melihat keberadaan gadisnya itu. Padahal jika Argan sudah turun ke lapangan untuk bermain basket, Ghefira selalu ada dan paling heboh mendukung dirinya.

"Argan! Yang fokus dong. Gimana sih kamu!" Tegur Pak Iwan saat melihat Argan yang kehilangan fokusnya.

"Maaf pak."

"Sudah. Kalian istirahat dulu 10 menit, nanti kumpul lagi disini." Semua menggangguk paham, Pak Iwan terlebih dahulu meninggalkan lapangan.

Argan berencana menemui Eca, siapa tahu dia sedang bersama Ghefira. Ponsel Ghefira tidak aktif, entah habis batrenya atau apa. Sungguh Argan cemas saat ini karena dia tidak menemukan keberadaan Ghefira disekolah.

Argan yang masih mengenakan kaos tim basketnya itu masuk ke kelas Ghefira tanpa permisi. Dia langsung melangkah menghampiri Eca saat sudah memastikan Ghefira tidak ada di kelasnya.

"Ghefira mana?"

"Lah, bukannya dia di lapangan? Dia sih pamitnya mau liat lo latihan," jawab Eca sesungguhnya.

"Ga ada dia disana."

"Lo nya ga liat kali." Eca memakan sandwich yang tadi pagi diberikan oleh ibunya sebagai bekal makan siang.

"Mata gue ga buta dan telinga gue masih berfungsi baik. Biasanya si Ghefira kan paling heboh dukung gue. Tapi tadi tuh beneran ga ada dia."

Eca berhenti mengunyah makanannya dan menaruh sandwich itu kembali pada kotak bekal berwarna biru muda. Jika Ghefira tidak ada di lapangan, lantas dia kemana?

"Temen gue kemana dong kalo gitu." Eca panik.

"Gue juga gatau. Makanya gue nanya lo." Argan dan Eca sama-sama panik.

"Arghhh gue ga bisa diem disini aja! Gue harus cari dia!" Argan beranjak dari duduknya lalu berlari keluar kelas Ghefira.
**

Sudah 15 menit Argan mengitari sekitaran sekolah. Sampai dia izin pada Pak Iwan tidak hadir latihan kali ini, Ghefira lebih penting. Argan frustasi dibuatnya. Setiap tempat tidak ada tanda-tanda keberadaan Ghefira bahkan, setiap siswa yang Argan jumpai saat ditanya melihat Ghefira atau tidak pasti jawaban mereka tidak tahu atau tidak melihat.

"Ghefira lo dimana sih." Argan menjambak rambutnya frustasi.

Dia belum menyerah. Dia akan mengecek ulang ke setiap sudut sekolah ini hingga Ghefira ditemukan. Ghefira adalah tanggung jawabnya, jika terjadi sesuatu pada gadis itu maka dia lah yang dianggap lalai dalam menjaga tanggung jawabnya.

Argan hendak kembali ke perpustakaan, siapa tau disana Ghefira berada. Namun, saat membalikkan badan betapa terkejutnya dia mendapati Ghefira dihadapannya.

Refleks, Argan memeluk Ghefira.

"Lo kemana aja sayang. Gue cemas." Argan mengecup pucuk kepala Ghefira tiga kali.

Aneh, tidak ada jawaban bahkan balasan pelukkan dari Ghefira. Gadis itu malah melepaskan dirinya dari dekapan Argan.

"Lho, kenapa?" Tanya Argan heran.

"KITA PUTUS!" ucap Ghefira dengan penuh penekanan.

"What? Becanda kan? Ngeprank kan? Ga lucu ih." Argan terkekeh seraya mengacak-ngacak rambut Ghefira.

"Gue serius. Jauh-jauh dari gue!"

"Putus? Tapi apa alesannya?"

"Ga ada!"

Ghefira ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang